Selasa 28 Dec 2021 05:35 WIB

Temuan Jalur Trem Tertua di Indonesia, Begini Tanggapan PT MRT Jakarta

Pekerja proyek MRT Jakarta menemukan jalur trem utuh di kawasan Glodok, Jakbar.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas berjaga di lokasi ditemukannya rel trem di lokasi pembangunan MRT Jakarta fase 2A paket kontrak atau CP 203 Glodok-Kota, Jakarta, Sabtu (25/12/2021). PT MRT Jakarta bersama arkeolog saat ini masih menginvestigasi rel trem yang ditemukan di bawah beton saat kegiatan tes tanah tersebut.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Petugas berjaga di lokasi ditemukannya rel trem di lokasi pembangunan MRT Jakarta fase 2A paket kontrak atau CP 203 Glodok-Kota, Jakarta, Sabtu (25/12/2021). PT MRT Jakarta bersama arkeolog saat ini masih menginvestigasi rel trem yang ditemukan di bawah beton saat kegiatan tes tanah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggalian yang dilakukan pekerja untuk pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Glodok-Kota menemukan rel trem yang tertimbun aspal. Trem dihapus pada era Presiden Sukarno, dengan alasan tidak cocok sebagai transportasi kota besar dan ada pula sentimen warisan Belanda.

Foto penggalian hingga memunculkan jalur trem viral di media sosial. Lokasinya tepat di samping Pantjoran Tea House, Glodok, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim menjelaskan, jalur trem sebenarnya sudah ditemukan pekerja di kawasan Jakarta Utara pada Agustus 2021.

Baca Juga

Terbaru, kata dia, pekerja kontraktor kembali menemukan jalur trem saat melakukan tes tanah untuk pembangunan MRT Fase 2 Glodok-Kota. "Terakhir, juga ditemukan di kedalaman antara 15-110 sentimeter, dan ditemukan di Desember ini," kata Silvy dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (27/12).

Menurut Silvy, PT MRT Jakarta masih melakukan pembahasan mengenai jalur trem yang sudah terkubur puluhan tahun itu. Utamanya, dengan banyak pihak terkait, termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar penanganan jalur trem tidak menimbulkan masalah.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, Iwan Hendri mengatakan, PT MRT Jakarta berusaha merelokasi dan menyelamatkan jalur trem yang terkubur. Hal itu merupakan upaya untuk mengembalikan peradaban masa lampau.

Apalagi, MRT Jakarta sedang berupaya membangun transportasi pada masa kini. Pun trem yang ditemukan juga dalam kondisi baik. "Kami mewakili Pemprov DKI mengucapkan terima kasih kepada MRT," kata Iwan.

Dia menjelaskan, temuan trem tersebut menjadi bukti kekayaan sejarah Jakarta pada masa lampau. Menurut Iwan, upaya PT MRT Jakarta untuk menyelamatkan jalur trem dengan banyak pihak sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

"Di mana setiap badan usaha atau orang yang menemukan cagar budaya, wajib melaporkan pada instansi berwenang, tapi yang dilakukan MRT saat ini, melakukan pergerakan juga di lokasi berwenang dengan dinas kebudayaan," ucap Iwan.

Dengan adanya iktikad baik dari PT MRT Jakarta, kata dia, Disparbud DKI terus melakukan koordinasi secara berkala. Khususnya, menyoal temuan atau ekskavasi dari temuan diduga jalur kereta tertua di Indonesia itu. "Sekarang kita belajar, besok jadi pariwisata atau lainnya," ucap Iwan.

Arkeolog Universitas Indonesia, Yunus Satrio memandang, jika temuan jalur trem yang diduga dibangunan sejak 1869 itu benar maka rel yang menuju Stasiun Kota Tua itu merupakan yang tertua di Indonesia. Dia menyebut, rel yang sudah ditimbun aspal itu jangan sampai dihapus, sebaiknya telah menjadi temuan menarik.

"Beberapa pekan lalu, saya ke lapangan dan menemukan rel ini. Semua kondisi baik, jadi sangat mungkin di-dismantle dan dipindahkan," jelas Yunus.

Walaupun ke depannya ada pemugaran antara MRT dan Pemprov DKI, pihaknya bisa saja mendukung opsi tersebut. Terlebih, ketika cagar itu justru akan diselamatkan dari kerusakan. "Saya juga sarankan dipindah sementara dan akan dikonservasi, kita putuskan lagi nanti. Tim arkeologi masih akan membantu juga," kata Yunus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement