Lonjakan Kasus Omicron Bisa Terjadi Bagi Mereka yang tidak Divaksinasi

Ada kemungkinan lonjakan kasus Omciron bagi mereka yang belum divaksinasi.

Pixabay
Ada kemungkinan lonjakan kasus Omciron bagi mereka yang belum divaksinasi (Foto: ilustrasi)
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga

Oleh: Puti Almas

Pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci mengatakan bahwa sejumlah bukti menunjukkan bahwa Omicron, varian dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 menyebabkan gejala yang cenderung lebih ringan dibanding varian lainnya. Namun, hal itu bukan berarti orang-orang dapat merasa aman di seluruh dunia. Fauci mengatakan bahwa ada kemungkinan lonjakan kasus terjadi, secara khusus di AS, di antara mereka yang belum divaksinasi. 

“Kami harus berhati-hati agar kami tidak berpuas diri. Masih puluhan juta orang Amerika yang tidak divaksinasi dan mereka adalah yang paling rentan ketika Anda memiliki virus yang sangat efektif untuk menginfeksi seperti omicron,” ujar Fauci, dilansir Star Tribune, Senin (27/12). 

Pekan lalu, para ilmuwan di University of Edinburgh di Skotlandia melaporkan bahwa orang yang terinfeksi omicron hampir 60 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit dibanding mereka yang terinfeksi delta. Studi lain dari Imperial College London menemukan bahwa individu yang terinfeksi oleh omicron 15 hingga 20 persen lebih kecil kemungkinannya untuk harus mendapatkan perawatan di ruang gawat darurat akibat gejala parah dan 40 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit.

Terlepas dari data yang menggembirakan itu, Fauci mengatakan bahwa tingkat vaksinasi yang rendah di AS, di mana hanya  62 persen yang divaksinasi sepenuhnya, kemungkinan akan melemahkan manfaat dari pengurangan virulensi omicron. Ia menyebut bahwa bila Anda memiliki infeksi baru dalam jumlah tinggi, itu mungkin mengesampingkan penurunan keparahan yang nyata.

Hampir 71.000 orang Amerika sekarang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, naik 10 persen dari pekan. Para ahli juga khawatir tentang gelombang infeksi omicron yang akan datang yang dapat mengguncang fasilitas medis di AS, termasuk mengenai jumlah perawat dan dokter yang tak terhitung jumlahnya.

 

Meskipun lonjakan kasus yang mengkhawatirkan di AS,  rata-rata tujuh hari kasus baru setiap hari telah melampaui 197.000, melonjak 65 persen selama 14 hari terakhir. Data pemerintah menunjukkan bahwa vaksinasi masih merupakan pelindung yang kuat terhadap penyakit parah. Orang yang tidak divaksinasi lima kali lebih mungkin untuk dites positif Covid-19 dan 14 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit ini, dibanding pasien yang divaksinasi.

Varian omicron yang sangat menular mengirimkan beban kasus harian AS melonjak ke tingkat yang lebih tinggi dari puncak pandemi musim dingin tahun lalu. Angka tertinggi nasional untuk kasus harian rata-rata adalah 251.232, ditetapkan pada Januari, akibat lonjakan pasca musim liburan akhir 2020.

Bahkan, dengan kasus yang meningkat, data pemerintah menunjukkan bahwa vaksinasi masih merupakan pelindung yang kuat terhadap gejala Covid-19 parah. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS CDC) menyatakan, orang yang tidak divaksinasi lima kali lebih mungkin untuk dites positif dan 14 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit wabah ini, dibandingkan pasien yang divaksinasi.

Data yang menjanjikan dari Afrika Selatan dan negara-negara Eropa lainnya juga menunjukkan bahwa lonjakan omicron lebih ringan dan dengan lebih sedikit rawat inap. Penelitian baru ini menggembirakan, tetapi para ahli memperingatkan bahwa lonjakan yang datang ke banyak negara masih dapat membanjiri rumah sakit.

Baca juga : Dua Pakar Australia Prediksi Kasus Omicron Meningkat pada Malam Tahun Baru

"Setiap tempat memiliki demografi dan akses sistem perawatan kesehatannya sendiri dan, Anda tahu, distribusi vaksinnya," jelas Akiko Iwasaki, seorang ahli imunologi dan peneliti di Yale School of Medicine, dalam sebuah wawancara.

Iwasaki menambahkan bahwa orang-orang di Inggris, Skotlandia dan Afrika Selatan dapat memperoleh kekebalan yang cukup dari infeksi lain untuk dapat menangani varian ini atau bahwa mungkin ada perbedaan intrinsik dalam patogenisitas omicron yang mengakibatkan lebih sedikit orang yang perlu dirawat di rumah sakit.

 
Berita Terpopuler