Riau Lepas Ekspor 80 Ton Pinang ke Thailand

Ekspor pinang bagian dari produksi usaha kecil masyarakat pedesaan.

Antara/Wahdi Septiawan
Petani menyortir buah pinang hasil panen, beberapa waktu lalu. Riau melepas ekspor 80 ton pinang ke Thailand.
Rep: ANTARA Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Gubernur Riau Syamsuar melepas ekspor 80 ton pinang ke Thailand melalui PT Surya Inti Primakarya sebagai salah satu komoditas penyumbang ekspor nonmigas tertinggi Riau pada 2021.

"Alhamdulillah, 2021 ini ekspor nonmigas yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir adalah Riau dan Riau termasuk penyumbang devisa negara untuk pajak dan bea cukainya juga melebihi target," kata Syamsuar dalam keterangannya di Pekanbaru, Jumat (24/12).

Ia mengatakan, saat ini, ekspor Riau meningkat lebih baik dari tahun sebelumnya dan mengalami surplus. Jika ekspor di Riau makin bagus, kata dia, tentu harga komoditas yang diperoleh oleh masyarakat akan lebih baik.

"Kita harus menjaga dengan baik ekspor di Riau sebab jika ekspornya bagus maka harganya akan lebih baik lagi," kata Syamsuar.

Ia mengatakan, ekspor pinang bagian dari produksi usaha kecil masyarakat di pedesaan yang perlu terus didukung. Sebab pada akhirnya usaha ini ikut mendukung perekonomian masyarakat.

Sementara, dikutip dari laman Kemenkes, buah pinang banyak diolah menjadi pewarna hingga makanan ringan dengan memiliki beragam nutrisi yang baik untuk kesehatan. Buah pinang kerap digunakan dalam tradisi menyirih oleh sebagian masyarakat Indonesia. Selain itu, buah pinang juga bisa diolah menjadi jus, kopi, jamu, atau dikonsumsi dalam bentuk suplemen.

Buah pinang atau biji pinang merupakan tanaman yang termasuk ke dalam jenis palem-paleman. Buah pinang memiliki beragam nutrisi, seperti protein, lemak, karbohidrat kompleks, zat besi, vitamin B kompleks, kalsium, fosfor, kalium, antioksidan, termasuk flavonoid dan polifenol.

Baca Juga

 

 
Berita Terpopuler