Gus Faris: Jangan Warisi Konflik Muktamar kepada Generasi Muda

Gus Faris Fuad Hasyim mendorong musyawarah mufakat untuk cegah konflik dalam Muktamar

Dok pribadi
Ketua Barigade Ulama Muda Indonesia (BUMI), HM Faris Fuad Hasyim.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Barigade Ulama Muda Indonesia (BUMI) menyerukan agar dinamika Muktamar NU ke 34 tidak menciptakan poros diametral yang saling berhadap-hadapan. Ketua Umum BUMI, HM Faris Fuad Hasyim atau akrab disapa Gus Faris mengharapkan semua pihak, termasuk tim sukses kandidat untuk mengedepankan akhlak sebagaimana dicontohkan para pendahulu NU.  

Sebagai generasi muda penerus Nahdlatul Ulama, Gus Faris menjelaskan ada 30-an muktamar yang sudah dilewati NU. "Semuanya memberikan kita uswah bagaimana menghadapi dinamika di arena muktamar dengan tetap mengedepankan keutuhan dan kesolidan jamiyah," kata Gus Faris.

Gus Faris menegaskan, sebagai generasi muda tidak ingin diwarisi konflik atau perpecahan. "Jangan wariskan konflik muktamar kepada generasi muda, kita tidak mau. Malu sama orang tua kita, guru-guru dan para muasis NU," kata cucu KH Abbas Buntet Pesantren.

Suasana sidang pleno pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di UIN Raden Intan, Lampung, Kamis (23/12/2021). Sidang pleno tersebut beragendakan laporan pertanggungjawaban PBNU periode 2015-2021. - (Antara/Hafidz Mubarak A)



Sebagai ulama muda, Gus Faris dan para Gawagis memohon dan berharap kepada sesepuh-sesepuh NU untuk turun langsung membimbing muktamirin agar tidak terseret pada ego dan fanatisme dukung-mendukung. "Siapa pun kandidat Ketua Umum PBNU, beliau semua adalah figur terbaik yang kita miliki saat ini," ujarnya.

Muktamar NU, kata Gus Faris, selalu jadi sorotan umat. Karena itu, ia mengajak agar NU menunjukkan kepada masyarakat dan umat berhasil melewati badai. "Mari kita tunjukkan pada publik bahwa sebagai organisasi terbesar NU selalu berhasil melewati badai dan gelombang dengan selamat," kata Gus Faris.

Terkait menguatnya atmosfir kontestasi kandidat ketua umum yang mengeras, Gus Faris memberikan komentar agar panitia dan muktamirin berpedoman pada AD/ART NU. Menurutnya laksanakan saja aturan organisasi sesuai dengan anggaran dasar. "Toh NU besar itu salah satunya karena memiliki mekanisme organisasi yang syarat rukun anggarannya berbeda dengan ormas lain," kata dia.

"Keliru jika sepenuhnya menyamakan metode pengambilan keputusan di NU dengan organisasi lain," tambah Gus Faris.

Sejumlah peserta muktamar (muktamirin) antre memasuki ruang sidang pleno saat Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di UIN Raden Intan, Bandar Lampung, Rabu (22/12/2021). Muktamar NU ke-34 mengusung tema Satu Abad NU: Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Peradaban Dunia. - (ANTARA/Hafidz Mubarak A)

 

Musyawarah mufakat merupakan tradisi yang diwariskan para pendiri NU dalam menyikapi berbagai perbedaan maupun dalam pengambilan keputusan. Mekanisme AHWA tidak bertentangan dengan aturan organisasi, bahkan jadi ciri khas NU yang bisa menjadi jalan terbaik untuk menjaga marwah Muktamar.

Gus Faris juga mengingatkan perhelatan Muktamar 34 ini dilangsungkan di tengah-tengah keprihatinan dan keterbatasan akibat pandemi covid 19. "Harapan semua orang, wabil khusus warga NU, muktamar kali ini berjalan efektif tanpa menimbulkan ekses negatif," ucap dia.

 
Berita Terpopuler