Kejahatan Kebencian Terhadap Muslim di New York City Naik 3 Kali Lipat

Peningkatan kejahatan berbasis Islamofobia dinilai bukanlah hal yang mengejutkan.

Foto : MgRol_93
Kejahatan Kebencian Terhadap Muslim di New York City Naik 3 Kali Lipat. Ilustrasi Islamofobia
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Data terbaru dari Departemen Kepolisian New York (NYPD) menunjukkan kejahatan kebencian terhadap Muslim dan Yahudi di New York City (NYC) mengalami peningkatan. Kejahatan anti-Muslim naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan 2020.

Baca Juga

Jumlah total kejahatan kebencian di NYC disebut dua kali lipat bertambah sejak tahun lalu. Pada 5 Desember, tercatat ada 503 kejahatan kebencian yang dilaporkan di NYC yang diselidiki oleh NYPD, sementara pada 2020 sebanyak 252 kasus.

Menurut departemen kepolisian, faktor yang pendorong naiknya angka-angka ini adalah kejahatan kebencian anti-Asia, yang meningkat dari 28 insiden pada 2020 menjadi 129 pada tahun ini. Kejahatan antisemit juga meningkat dari 121 menjadi 183.

Kejahatan anti-Muslim meningkat dari empat di 2020 menjadi 14 tahun ini. "Di sisi lain, penangkapan kami naik 106 persen. Jadi dari 503 insiden, kami telah melakukan 249 penangkapan," kata Kepala Detektif NYPD James Essig dalam konferensi pers dikutip di Middle East Eye, Kamis (23/12).

Peningkatan kejahatan berbasis Islamofobia dinilai bukanlah hal yang mengejutkan. Pada Juli lalu, seorang pria bernama Naved Durrni didakwa dengan berbagai kejahatan rasial, pelecehan, dan kepemilikan senjata secara kriminal. Ia sebelumnya melakukan serangan fisik dan verbal terhadap Muslim di Queens, New York.

 

Dugaan kejahatan rasial yang ia lakukan terjadi dalam rentang waktu lima pekan. Dalam satu insiden, dia diduga menarik jilbab seorang wanita, menyuruhnya melepasnya, dan kemudian meninju lengannya ketika mengalami penolakan.

Dalam insiden lain, Durrni diduga mengatakan kepada seorang wanita, "Muhammad adalah pembohong". Kantor kejaksaan dalam sebuah pernyataan menyebut dia kemudian diduga melanjutkan aksinya dengan meninju wajah dan kepala korban.

“Tahun ini, kita telah melihat peningkatan kejahatan kebencian Islamofobia, terutama terhadap masjid. Pada tahun lalu saja, serangan terhadap masjid telah meningkat 500 persen, termasuk di New York City,” ujar Direktur Eksekutif di Majlis Ash-Shura: Dewan Kepemimpinan Islam New York Raja Abdulhaq.

Masyarakat disebut tidak dapat mengesampingkan peran retorika Islamofobia yang berasal dari pejabat terpilih serta media arus utama dalam kebangkitan kasus ini. Masyarakat harus berbuat lebih baik dalam memerangi normalisasi Islamofobia dan dehumanisasi Muslim.

Tahun lalu ditemukan 7.314 insiden kejahatan rasial yang dilaporkan pada 2019, meningkat 2,7 persen dari 7.120 insiden yang dilaporkan pada 2018 secara nasional. Kejahatan kebencian yang dilakukan atas dasar agama menyumbang 20 persen dari semua insiden tersebut. Meskipun angka kejahatan rasial nasional tahun ini belum dirilis oleh Biro Investigasi Federal (FBI), namun mereka diperkirakan juga akan mengalami peningkatan.

 

Bulan lalu, satu kelompok beranggotakan lima orang mendekati seorang pria Yahudi di NYC. Mereka diduga membuat pernyataan antisemit dan meninju kepalanya. Pada pekan yang sama, tiga wanita diduga menampar dua anak Yahudi yang mengenakan pakaian keagamaan dimana salah satu anak dilempar ke tanah.

"Masalah anti-Semitisme sangat dalam dan intens di seluruh dunia. Kita harus membasmi anti-Semitisme dengan cara yang sangat mendasar. Dan itu akan membutuhkan kerja keras bertahun-tahun," kata Wali Kota NYC Bill de Blasio dalam sebuah konferensi.

Ia lantas menyatakan kekhawatirannya atas apa yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir di negara itu, yang akan menjadi berita buruk bagi orang-orang Yahudi, imigran, serta orang-orang dari berbagai agama dan latar belakang. Dalam beberapa tahun terakhir, ia menyebut semua pihak telah melihat adanya peningkatan kejahatan rasial. Kondisi ini disebut tidak dapat diterima.

"Saya percaya kombinasi pemerintah dan polisi berdiri kukuh dengan komunitas dan komunitas lainnya, berdiri bersama dengan komunitas Yahudi adalah cara untuk mendorong kembali dan melawan itu," ujar dia. 

 

https://www.middleeasteye.net/news/muslim-jewish-americans-hate-crimes-new-york-double

 
Berita Terpopuler