Empat Varian Covid Berkumpul di Jakarta

Penambahan varian Delta terbanyak di Indonesia saat ini masih di DKI Jakarta.

Istimewa
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi M-Epid
Rep: Dian Fath Risalah Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengmbangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes Kemenkes) melansir sudah ada empat variant of Concern Covid-19 di Indonesia. Empat VoC yang tersebar di Indonesia, yakni Alpha B117, Delta B.1617.2, Beta B.135.1, dan Omicron B.1.1529.

Baca Juga

Per Rabu (22/12), Balitbangkes mencatat penambahan varian Delta terbanyak di Indonesia saat ini masih di DKI Jakarta dengan total 1.690 kasus, disusul Jawa Barat dengan 999 kasus. Ribuan temuan varian itu teridentifikasi di Indonesia berdasarkan metode pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) terhadap total 10.358 spesimen yang diperiksa hingga Ahad (19/12).

Tercatat sebanyak 6.124 Kasus terkonfirmasi sebagai varian delta, yang tersebar di Sumatra Utara, 168 kasus; Sumatra Barat, 75 kasus; Sumatra Selatan, 59 kasus; Aceh, 54 kasus; Bengkulu, 28 kasus; Riau, 127 kasus; Lampung, 6 kasus; Jambi, 195 kasus; Kepulauan Riau, 52 kasus; Kepulauan Bangka Belitung: 64 kasus. Lalu di Banten: 51 kasus; Jawa Barat: 999 kasus; DKI Jakarta: 1.690 kasus.

Selanjutnya di DIY: 91 kasus; Jawa Timur: 129 kasus; Jawa Tengah: 361 kasus; Bali: 157 kasus; Nusa Tenggara Barat: 67 kasus; Nusa Tenggara Timur: 103 kasus; Kalimantan Tengah: 24 kasus; Kalimantan Timur: 579 kasus; Kalimantan Utara: 75 kasus; Kalimantan Barat: 249 kasus; Kalimantan Selatan: 157 kasus. Kemudian di Sulawesi Selatan: 58 kasus; Sulawesi Barat: 40 kasus; Sulawesi Utara: 216 kasus; Sulawesi Tengah: 65 kasus; Sulawesi Tenggara: 20 kasus; Gorontalo: 30 kasus; Maluku: 43 kasus; Maluku Utara: 48 kasus; Papua: 53 kasus dan Papua Barat: 24 kasus.

 

 

Kemudian, varian Alpha tercatat ada 81 kasus yamg tersebar di Sumatra Utara: 2 kasus; Riau: 1 kasus; Sumatra Selatan: 1 kasus; Lampung: 1 kasus; Kepulauan Riau: 10 kasus; DKI Jakarta: 38 kasus; Jawa Barat: 20 kasus; Jawa Timur: 4 kasus; Jawa Tengah: 1 kasus. Selanjutnya di Kalimantan Selatan: 1 kasus; Bali: 1 kasus; Nusa Tenggara Timur: 1 kasus. 

Untuk varian Beta tercatat ada 22 kasus, tersebar di Jawa Barat: 3 kasus; DKI Jakarta: 12 kasus; Jawa Timur: 6 kasus dan Bali: 1 kasus. Untuk varian Omicron baru terdeteksi 5 kasus di DKI Jakarta. Kementerian Kesehatan RI sendiri mengaku terus melakukan penelusuran kontak erat atau tracing. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan dari tiga kasus positif varian omicron, pihaknya telah melakukan tracing atau penelusuran kontak erat ke 250 orang.

"Dari tiga kasus sudah total 250 orang di tracing dan 60 positif Covid-19. Terbaru yang positif varian omicron total ada lima orang," kata Nadia kepada Republika.co.id, Rabu (22/12).

Nadia mengatakan, dua kasus baru itu merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari London. Hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) dari kedua pasien tersebut keluar pada Senin (20/12).

Mereka merupakan dua dari 11 orang yang dinyatakan probable hasil pemeriksaan S-Gene Target Failure (SGTF). Pemeriksaan tersebut keluar pada Ahad (19/12).

Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet, Jakarta. Nadia mengatakan untuk mencegah masuknya varian omicron, pengetatan di pintu masuk negara terus diperketat, terutama di perbatasan laut, dan darat. Positivity rate di pintu masuk laut dan darat 10 kali lebih tinggi daripada di udara.

Nadia juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas dan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. “Kesadaran diri dan menahan keinginan berpergian harus dilakukan. Menjelang hari natal dan tahun baru alangkah lebih baik tidak melakukan perjalanan. Saya meminta masyarakat untuk bekerja sama mencegah penularan virus Covid-19 dengan menahan diri tidak berpergian,” ucapnya.

Sementara Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan terkait upaya mitigasi yang telah dilakukan sesuai anjuran World Health Organization (WHO) dengan empat upaya. Pertama, mengoordinasikan alur kedatangan internasional, melakukan surveilans dan penanganan kasus, komunikasi risiko dan mempersiapkan kapasitas pintu kedatangan.

Kedua, manajemen kasus menggunakan PCR dengan SGTF atau WGS. Ketiga, penyediaan informasi seputar kedatangan pelaku perjalanan internasional melalui berbagai website dan media sosial milik pemerintah.

Keempat, beberapa upaya tambahan untuk menguatkan kapasitas skrining di pintu kedatangan. Seperti penegakkan kedisiplinan protokol kesehatan di sekitar dan di luar pintu kedatangan, upaya skrining kesehatan di awal, dekontaminasi barang bawaan pelaku perjalanan berupa bagasi, cargo petikemas alat angkut barang dan paket pos.

 

 
Berita Terpopuler