Margarin Lebih Sehat Dibandingkan Mentega, Benarkah?

Dibandingkan mentega, margarin lebih sering dipandang buruk bagi kesehatan.

Flickr
Mentega kerap dianggap lebih baik bagi kesehatan dibandingkan margarin.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Margarin kerap dipandang buruk bagi kesehatan karena mengandung lemak trans yang tinggi. Akan tetapi, margarin yang tanpa lemak trans ternyata lebih menyehatkan dibandingkan mentega.

Kandungan lemak trans yang tinggi pada margarin disebabkan oleh proses hidrogenasi parsial. Asupan lemak trans yang berlebih bisa meningkatkan kadar kolesterol "jahat" atau LDL dan menurunkan kadar kolesterol "baik" atau HDL.

Di samping itu, konsumsi lemak trans juga bisa meningkatkan risiko penyakit yang bersifat kronis. Beberapa di antaranya adalah penyakit jantung, strok, dan diabetes tipe 2.

"Margarin (tanpa hidrogenasi parsial) merupakan opsi yang lebih baik dibandingkan mentega untuk kesehatan jantung," jelas ketua tim peneliti Cecily Weber dari University of Minnesota School of Public Health, seperti dilansir WebMD, Selasa (21/12).

Pernyataan ini didasarkan pada sebuah studi yang dilakukan oleh Weber dan timnya terhadap 83 margarin, produk serupa margarin, mentega blend, dan mentega biasa. Dalam studi ini, peneliti berupaya menganalisis kandungan asam lemak dari semua produk tersebut dan membandingkannya satu sama lain.

Hasil studi menunjukkan bahwa produk margarin dan mentega blend yang dibuat tanpa proses hidrogenasi parsial memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan mentega biasa. Produk-produk margarin dan mentega blend tanpa proses hidrogenasi parsial ini juga tidak mengandung lemak trans.

Peneliti juga mendapati bahwa semakin lembut konsistensi margarin, semakin sedikit pula kandungan lemak jenuh di dalamnya. Keberadaan lemak jenuh memungkinkan margarin menjadi lebih padat di suhu ruangan. Oleh karena itu, margarin dalam kemasan tube cenderung lebih sehat dibandingkan margarin lainnya.

Meski margarin tanpa lemak trans lebih sehat dibandingkan mentega biasa bagi jantung, bukan berarti margarin dapat dikonsumsi sesukanya. Margarin sebaiknya tetap dikonsumsi secukupnya saja karena di dalam margarin tetap ada kandungan lemak jenuh dan juga kandungan energi yang besar.

"Margarin mengandung kalori yang tinggi per sajiannya," jelas Weber.

Ahli gizi klinis Samantha Heller dari NYU Langone Health di New York City mengatakan ada opsi lain yang lebih sehat dibandingkan margarin atau mentega. Opsi tersebut adalah minyak sayur.

Baca Juga

Heller mengatakan margarin dan mentega, apa pun bahan dasarnya, membutuhkan lemak jenuh untuk membuat konsistensinya tetap padat di suhu ruangan. Konsumsi lemak jenuh yang berlebih dapat meningkatkan risiko inflamasi, penyakit kardiovaskular, dan penyakit kronis lain.

Heller lebih merekomendasikan minyak sayur yang memiliki konsistensi cair di suhu ruangan. Beberapa contoh minyak sayur yang direkomendasikan Heller adalah minyak zaitun ekstra virgin, minyak kanola, minyak alpukat, minyak kenari, minyak wijen, dan minyak bunga matahari.

Minyak seperti ini mungkin memiliki rasa yang lebih tawar bila digunakan untuk campuran dalam memasak. Akan tetapi, hal ini dapat diatasi dengan memberikan rasa tambahan pada minyak. Sebagai contoh, menambahkan cuka, rempah, atau tomat kering.

"Ganti mentega biasa dengan mentega dari kacang dan biji-bijian untuk roti panggang, dan minyak zaitun untuk memasak kentang," contoh Heller.

 
Berita Terpopuler