Filipina Kerahkan Militer untuk Cari Korban Topan Rai

Lebih dari 20 orang dilaporkan meninggal akibat Topan Rai Filipina.

EPA-EFE/PHILIPPINE COAST GUARD
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Penjaga Pantai Filipina (PCG) menunjukkan pemandangan udara dari sebuah desa yang terkena dampak topan di Surigao Del Norte, Filipina selatan, 17 Desember 2021. Menurut Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC), di sedikitnya enam orang tewas dan hampir 200.000 lainnya yang tinggal di sepanjang jalur Topan Rai dievakuasi.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Lebih dari 18 ribu tentara dan personel darurat melakukan pencarian dan penyelamatan gabungan, setelah topan terkuat melanda Filipina. Bencana ini menyebabkan kerusakan parah di wilayah tengah dan selatan.

Pengerahan tim darurat pada Sabtu (18/12) dilakukan ketika jumlah korban tewas akibat Topan Rai naik menjadi 21. Sementara orang-orang di daerah yang terkena dampak meminta bantuan kebutuhan dasar.

Topan Rai atau yang secara lokal dikenal sebagai Topan Odette, adalah topan super yang menghantam pulau timur Siargao pada Kamis (16/12), dengan kecepatan angin maksimum 195 kilometer per jam. Lebih dari 300 ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka ketika badai melanda wilayah tengah dan selatan Filipina.

Badai juga telah memutus komunikasi di sejumlah daerah dan merobohkan tiang listrik beton. Juru bicara badan bencana nasional, Mark Timbal mengatakan  telah terjadi kerusakan parah di pulau Siargao serta di kota Surigao di pulau tetangga Mindanao. "Komunikasi masih terputus di Siargao dan Surigao," ujar Timbal, dilansir Aljazirah.

Penjaga Pantai Filipina mengunggah foto di media sosial, yang menunjukkan kehancuran meluas di sekitar kota Surigao. Rekaman udara menunjukkan, petak sawah tergenang air.

Wakil Gubernur Provinsi Dinagat Nilo Demerey mengatakan, badai itu telah menewaskan sedikitnya enam orang di wilayahnya. Dia menggambarkan Topan Odette menerjang sangat kuat. 

Baca Juga

"Warga berusaha memperbaiki rumah mereka, karena bahkan pusat evakuasi telah roboh. Mereka tidak bisa mencari perlindungan di tempat lain semuanya hancur. Pulau Siargao, Surigao dan Dinagat mengalami nasib yang sama, kami memohon bantuan,” ujar Demerey.

Di Kota Surigao, tiga orang lainnya dilaporkan tewas pada Sabtu (18/12),sehingga jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 21. Aljazirah melaporkan, beberapa provinsi yang terkena dampak topan membutuhkan air bersih, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti selimut serta tempat tidur. Distribusi bantuan mengalami kendala karena sebagian besar bandara dan pelabuhan hancur akibat badai.

Para pejabat masih berusaha untuk menilai tingkat kerusakan, termasuk jumlah orang yang meninggal. Tetapi upaya itu terhambat oleh kerusakan jalur komunikasi.

Sebagian besar daerah yang terkena dampak, seperti Siargao, Bohol, dan Leyte sedang berupaya melakukan pemulihan akibat pandemi Covid-19. Mata pencaharian provinsi tersebut sangat bergantung pada pariwisata.

Badan cuaca Filipina mengatakan topan itu sekarang telah mereda. Topan Rai melanda Filipina pada akhir musim topan. Biasanya sebagian besar siklon berkembang antara Juli dan Oktober.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa, topan akan  menguat lebih cepat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim. Filipina merupakan salah satu negara paling rentan terhadap dampak perubahan iklim di dunia. Filipina rata-rata dilanda 20 badai dan topan setiap tahun. Topan tersebut biasanya menyapu bersih lahan pertanian, rumah dan infrastruktur di daerah miskin.

 
Berita Terpopuler