Mencintai Dunia yang Dibenarkan Agama, ini Penjelasannya

Mencintai dunia harus disertai dengan perenungan dan tafakkur.

pexels
Jangan Terlalu Ambisi pada Dunia (Ilustrasi)
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Cinta dunia pada akhirnya akan membutakan hatinya sehingga lalai terhadap akhirat.  Namun, ada juga mencintai dunia yang dibenarkan agama.

Baca Juga

Dikutip dari buku "Tuntunan Generasi Muda" terbitan Risalah Nur, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan bahwa mencintai dunia harus disertai dengan perenungan dan tafakkur. 

"Cintamu kepada dunia dalam bentuk yang dibenarkan agama, yakni yang disertai perenungan dan tafakkur terhadap dua aspek keindahannya: sebagai ladang akhirat dan sebagai cermin yang menampakkan manifestasi Asmaul Husna," jelas Nursi. 

Menurut dia, hasil ukhrawi dari cinta tersebut adalah akan diberi surga seluas dunia ini. Tetapi, ia tidak fana seperti dunia, melainkan kekal abadi. "Nama-nama-Nya yang engkau lihat bayangannya yang lmah di dunia, akan  diperlihatkan dalam bentuk  yang paling mengagumkan di cermin-cermin surga," kata Nursi. 

Lebih lanjut, Nursi menjelaskan bahwa kecintaan pada dunia sebagai ladang akhirat, yakni dengan memandang dunia sebagai lahan yang sangat kecil untuk menumbuhkan sejumlah benih di mana ia akan tumbuh menjadi sejumlah cabang di akhirat dan akan berbuah di sana. 

 

Hasil dari cinta tersebut adalah buah-buah surga yang luas seluas dunia di mana seluruh indera dan perasaan yang dimiliki manusia di dunia yang tadinya seperti benih-benih kecil, menjadi mekar dan tumbuh secara sempurna dengan membawa seluruh  jenis kenikmatan dan  kesempurnaan di akhirat. 

"Sebagaimana hasil ini sesuai dengan rahmat Allah dan hikmah-Nya, begitu juga sesuai dengan bunyi Hadis Nabi dan petunjuk Alqur’an al-Karim," ujar Nursi.

Dia menambahkan, ketika cinta seseorang pada dunia bukan tertuju pada aspek tercela yang menjadi pangkal segala kesalahan, tetapi tertuju kepada dua sisinya yang lain, yakni kepada Asmaul Husna dan kepada akhirat, maka ikatan cinta dijalin bersamanya dan dimakmurkan dengan niat ibadah.

 

"Sehingga seolah-olah engkau melakukan ibadah dengan seluruh duniamu, tentu saja ganjaran yang diperoleh darinya berupa ganjaran yang seluas dunia. Ini sesuai dengan rahmat dan kebijaksanaan ilahi," jelas Nursi. 

 
Berita Terpopuler