DPR Temukan Alih Fungsi Lahan di Karangtengah Garut

Alih fungsi lahan itu dinilai salah satu penyebab terjadinya banjir bandang.

Antara/M Risyal Hidayat
Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dedi Mulyadi, melakukan peninjauan ke Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut, pada Sabtu (11/12). (ilustrasi).
Rep: Bayu Adji P Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dedi Mulyadi, melakukan peninjauan ke Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut, pada Sabtu (11/12). Peninjauan itu dilakukan untuk mencari tahu penyebab bencana banjir bandang yang menerjang Kecamatan Karangtengah dan Sukawening, Kabupaten Garut, dua pekan lalu.

Menurut Dedi, terdapat alih fungsi lahan di bagian atas wilayah tersebut. Alih fungsi lahan itu dinilai salah satu penyebab terjadinya banjir bandang.

"Saya tadi hujan-hujanan langsung sampai puncak, itu terjadi pembukaan lahan di areal bukit," kata dia di Kabupaten Garut, Sabtu.

Menurut dia, di lokasi itu terdapat banyak akar dan batang pohon yang berserakan. Ketika terjadi hujan, akar dan batang pohon itu terbawa arus ke sungai. Selain itu, terjadi juga tanah longsor di perbukitan.

"Itu akhirnya menutup daerah aliran sungai, termasuk di jembatan. Jadi mentok. Maka air meluap ke atas," kata Dedi.

Ia memastikan, terdapat alih fungsi lahan di wilayah itu. Namun, ia belum bisa menentukan luasan lahan yang beralih fungsi.

Dedi meminta Direktorat Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memproses alih fungsi lahan tersebut. Dengan begitu, akan ada efek jera, sehingga bencana banjir bandang tak terjadi di kemudian hari. "Siapapun yang melanggar harus ada sanksi yang diberikan," ujar dia.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut diminta untuk mengidentifikasi jumlah petani di wilayah itu. Para petani tersebut harus diberi subsidi untuk tidak bertani di daerah rawan longsor.

Dedi menyarankan, pemerintah dapat memberikan subsidi dalam bentuk gerakan reboisasi. "Jadi buat program penanaman pohon di area daerah aliran sungai dan rawan longsor. Masyarakat diupah untuk menanam dan mengurus sampai besar. Kalau sudah besar, baru dilepas," kata dia.

Sebelumnya, banjir bandang menerjang Kecamatan Sukawening dan Karangtengah, Kabupaten Garut, pada Sabtu (27/11). Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, ratusan rumah warga terdampak, sebagian bahkan terbawa hanyut aliran air. Tak hanya rumah, fasilitas umum, sawah, dan sejumlah kendaraan juga mengalami kerusakan.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler