Wali Kota dan Mubaligh Sederhana itu Ingin Disapa Mang Oded

Jangan panggil Pak Oded, tapi Mang Oded saja.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah pelayat menggotong keranda yang berisi jenazah Wali Kota Bandung Oded M Danial di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Jumat (10/12). Wali Kota Bandung Oded M Danial meninggal dunia pada Jumat (10/12) pukul 11.55 WIB diduga akibat serangan jantung saat hendak menjadi khotib Sholat Jumat di Masjid Mujahidin Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura
Rep: Arie Lukihardianti, M Fauzi Ridwan, Bayu Adji P Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Wali Kota Bandung Oded M Danial dinyatakan meninggal pada Jumat (10/12) pukul 11.55 WIB. Direktur RS Muhammadiyah Kautsar Boesoirie menduga, Mang Oded, sapaan Oded Danial, meninggal karena serangan jantung. Ia kolaps di tengah menunaikan ibadah shalat sunnah dua rakaat sebelum menjadi khatib khutbah Jumat di Masjid Al Mujahirin, Muhammadiyah, Bandung.

Aktivitas mengisi khutbah atau menjadi imam shalat Jumat memang saban pekan dilakoni Mang Oded. Kegiatan ini bahkan sudah dilakukannya sejak menjabat sebagai wakil wali kota Bandung pada 2013. Mang Oded sengaja memprogramkan shalat Jumat keliling masjid sebagai salah satu aktivitas dakwahnya. Ia sendiri menyebut kegiatan ini sebagai Jumat Keliling atau Jumling.

Sosoknya memang dikenal sebagai agamis oleh sejawat. Bahkan, Mang Oded juga memberi perhatian terhadap kasus-kasus yang dinilai menodai agama Islam. Misalnya kasus pemerkosaan yang dilakukan oknum guru terhadap belasan siswinya di salah satu sekolah di Kota Bandung. Sehari sebelum meninggal, Mang Oded memberi pernyataan terkait kasus yang menggegerkan Kota Bandung, bahkan seluruh Indonesia itu.

Dalam pernyataan resminya, Mang Oded meminta HW, guru pemerkosa siswi, dihukum berat karena mencederai agama Islam dan kemanusiaan. Seharusnya institusi pendidikan adalah lembaga untuk menempa karakter anak. Apalagi guru agama, seharusnya mampu untuk menguatkan moral muridnya bukan malah merusaknya," ujarnya, Kamis (9/12).

Mang Oded sudah mengetahui kasus ini sejak Mei. Dalam keterangannya kepada awak media, sejak Mei, Oded sudah menugaskan jajarannya mengawal kasus ini. "Waktu itu (Mei) saya langsung tugaskan Bu Rita (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) untuk mengawal penanganan. Saya minta agar psikologis korban dijaga dan dilindungi," ujarnya.

Namun, pada Jumat (10/12), Mang Oded sudah tak bisa lagi mengawal kasus ini hingga tuntas. Banyak doa dan kenangan baik dari sejawat mengalir untuk sosok yang juga kakak kandung mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman ini.

Mantan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengingat Mang Oded sebagai mubaligh yang merakyat dan sederhana. Aher, sapaan Ahmad Heryawan, mengenal almarhum sejak yang bersangkutan masih bekerja di PT DI dan menjadi pengurus Habbiburahman. Tidak hanya itu, Aher beberapa kali bersama almarhum sering melakukan kegiatan bersama di Bandung. Bahkan pernah menggunakan angkutan umum dan bus menuju Tasikmalaya.

Baca Juga

"Sering ada kegiatan di Bandung meskipun saya tinggal di Jakarta pernah naik angkot ke Tasikmalaya bersama naik bus," katanya. Ia pun kesederhanaan almarhum bisa dilihat dari sapaan akrabnya yaitu Mang Oded.

"Mang Oded orangnya sesederhana itu, mungkin satu-satunya di Jawa Barat seorang Wali Kota, seorang kepala daerah dipanggil Mang. Mang itu panggilan keakraban," katanya.

Bagi Aher sapaan akrab Ahmad Heryawan, sosok Oded merupakan seorang sahabat yang sederhana. Tidak hanya merakyat, sosok Mang Oded merupakan tokoh mubalig dan agamis.

"Sosok Mang Oded itu seorang sahabat, orangnya sederhana apa adanya tampilannya merakyat dekat dengan masyarakat. Dia seorang mubalig agamis itu sosok Mang Oded," ujarnya disela-sela melayat almarhum di Pendopo Wali Kota Bandung.

Ia melanjutkan mengenal almarhum sejak yang bersangkutan masih bekerja di PT DI dan menjadi pengurus Habbiburahman. Beberapa kali ia sering diundang almarhum untuk menyampaikan khotbah.

"Saya masih ingat diundang khutbah oleh beliau, saya tinggal di Jakarta maka beliau bilang tidak apa-apa khutbah di masjid Habib Burahman sekaligus menikmati pesawat buatan PT DI maka saya terbang dari Halim ke Husen Pakai CN 235 itu kenangan saya," katanya.

Tidak hanya itu, beberapa kali bersama almarhum sering melakukan kegiatan bersama di Bandung. Bahkan pernah menggunakan angkutan umum dan bus menuju Tasikmalaya.

"Sering ada kegiatan di Bandung meski pun saya tinggal di Jakarta pernah naik angkot ke Tasikmalaya bersama naik bus," katanya. Ia pun kesederhanaan almarhum bisa dilihat dari sapaan akrabnya yaitu Mang Oded.

"Mang Oded orangnya sesederhana itu, mungkin satu-satunya di Jawa Barat seorang Wali Kota seorang kepala daerah dipanggil Mang. Mang itu panggilan keakraban," katanya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum juga memiliki kenangan sendiri untuk Mang Oded. Walaupun tidak mengenal lebih mendalam seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Uu mengenal Mang Oded sebagai sosok yang ramah dan sangat sederhana.

“Beliau adalah orang yang sederhana, ramah dan juga rendah hati. Beliau bilang juga, Pak Uu jangan panggil Pak Oded tapi Mang Oded aja,” kata Uu.

Menurut Uu, meninggalnya Mang Oded pada hakekatnya merupakan impian setiap orang yang beriman.  Mudah-mudahan husnul khotimah, terlebih Mang Oded memiliki kriterianya. “Pertama dia (beliau) meninggal di hari Jumat berarti khusmul khotimah. Yang kedua meninggal dalam keadaan masih memiliki wudhu karena akan menunaikan shalat Jumat. Yang ketiga juga berada di dalam masjid, bukan ditempat lain tetapi di rumah Allah SWT,” katanya.

Sementara, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki banyak kenangan indah bersama Mang Oded. Emil, sapaan Ridwan Kamil, lima tahun berpasangan dengan Mang Oded memimpin Kota Bandung. Emil mengaku mengingat seluruh nasehat Mang Oded selama berinteraksi.

Bagi Gubernur Jabar ini, sosok Mang Oded sudah seperti orang tuanya sendiri. "Karena Mang Oded seperti orang tua buat saya. Jadi 90 persen kebersamaan dalam watawa saubil haq watawa saubil sabr dalam nasihat-nasihat. Makanya Allah memberikan kelancaran saya gubernur, beliau wali kota karena dua-duanya saling mendukung dan saling menghormati," ujarnya.

Emil menegaskan, menjadi saksi atas kebaikan dan kesalehan Mang Oded. "Saya lima tahun bersama-sama sebagai sahabat menyaksikan kebaikan kesalehan almarhum dan sangat kehilangan," katanya. Mang Oded dimakamkan di kota kelahirannya, Tasikmalaya.

Sesuai amanat beliau yang disampaikan pihak keluarga, Mang Oded ingin dimakamkan di samping kedua orang tuanya di pemakanan keluarga yang berlokasi di wilayah Lengkong, Kelurahan Lengkongsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Selamat jalan mubaligh zuhud, Mang Oded!

 
Berita Terpopuler