Langkah Strategis Kembangkan Industri Halal

Saat ini, industri halal dan keuangan syariah dinilai belum terkoneksi.

MCIE
Kawasan industri halal. Ilustrasi
Rep: Novita Intan Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengungkap di tengah pandemi, tren untuk produk halal terutama food and beverage halal juga sangat diminati karena masyarakat menilai bahwa dengan proses sertifikasi halal itu secara langsung bahwa makanan halal memang lebih hygiene dibandingkan dengan yang tidak disertifikasi. 

"Ini merupakan satu peluang buat kita yang ada di Indonesia,” ujarnya saat webinar Perkembangan Industri Halal dan Peran Perbankan Syariah, Kamis (9/12).

Menurutnya seluruh pihak yang terlibat di dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah perlu bersinergi satu sama lain. Adapun sinergi yang paling mudah yakni antara sektor keuangan syariah dengan sektor riil syariah atau industri halal.

“Kondisi yang terjadi saat ini merupakan kurang terkoneksinya antara sektor keuangan syariah tersebut dengan industri halal,” ucapnya.

4 Cara Bawa Produk Halal Indonesia ke Pasar Global - (Republika.co.id)

Hery menyebut sektor keuangan syariah khususnya industri perbankan syariah sudah sepatutnya menjadi roda penggerak dan pendukung utama dari tumbuhnya sektor industri halal. Terlebih, industri perbankan syariah masih menunjukkan kinerja yang sangat baik di tengah pandemi dengan pertumbuhan double digit.

“Saat ini diperkirakan penduduk muslim Indonesia sekitar 229 juta dan ini merupakan persentase terbesar, yakni 87,2 persen dari total penduduk,” ucapnya.

 

 

Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo mengatakan ada empat upaya yang akan dilaksanakan KNEKS beserta anggota antara lain mengembangkan industri halal, mengembangkan jasa keuangan syariah, mengembangkan dana sosial syariah, dan mengembangkan dan memperluas usaha syariah. 

“Pengembangan industri halal perlu diperkuat melalui ekosistem ekonomi keuangan syariah secara keseluruhan. Saat ini ekonomi syariah dalam tahap pertumbuhan, terlihat dari pertumbuhan perbankan syariah lebih dari 10 persen dan lahirnya Bank Syariah Indonesia sebagai kekuatan ekonomi syariah,” ujarnya.

Ke depan KNEKS akan memprioritaskan empat upaya tersebut melalui kodifikasi data industri produk halal, masterplan industri produk halal, pembentukan task force lintas kementerian atau lembaga, mempercepat implementasi sertifikasi halal UMK, dan riset serta inovasi produk halal berbasis teknologi.

Kemudian KNEKS juga mengembangkan industri keuangan syariah melalui layanan syariah jaminan sosial ketenagakerjaan, kerja sama pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) syariah. KNEKS juga akan mengembangkan dana sosial syariah melalui transformasi pengelolaan wakaf uang nasional dan transformasi digital BMT.

 “Kami akan melakukan sinergi akselerasi pengembangan UMKM industri halal, mempercepat ekspor UMKM industri halal, pusat data ekonomi syariah, zona kuliner halal, aman, dan sehat serta kelembagaan ekonomi syariah tingkat daerah,” ucapnya. 

KNEKS menyebut potensi konsumsi global halal semakin besar. Berdasarkan data The State of Global Islamic Economy Report menunjukkan sebanyak 1,9 juta muslim dunia melakukan spending 2,02 triliun dolar AS terhadap enam sektor riil ekonomi syariah dan industri halal dan memiliki 2,88 triliun dolar AS aset keuangan syariah.

 

 

Ventje mengatakan Indonesia berupaya mempercepat perkembangan industri halal. Saat ini sudah mulai muncul tiga kawasan industri halal di Indonesia yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian yakni modern halal value Cikande, halal industrial Park Sidoarjo, dan intan Inti Halal Hub.

“Dan terdapat 11 potensi kawasan industri halal yang sedang berproses dan dalam tahap perencanaan,” ujarnya.

Biaya pembuatan sertifikat halal produk. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Menurutnya saat ini juga sudah terdapat tiga lembaga pemeriksaan halal di Indonesia diantaranya LPPOM MUI, PT Surveyor (Persero), dan Sucofindo.  “Tidak lama juga akan muncul lembaga pemeriksa halal yang baru,” ucapnya.

Ventje mencatat nilai impor produk halal Indonesia sebesar 144 miliar dolar AS per tahun, dengan produk unggulan makanan dan minuman, farmasi dan kosmetik, dan fashion. “Kami terus mendorong untuk memenuhi pangsa pasar domestik dan global,” ucapnya. 

 
Berita Terpopuler