Ketua DPP PSI Ceritakan Kronologi Mobilnya Terperosok Sumur Resapan

Pemprov DKI Jakarta menegaskan akan mengevaluasi kontraktor yang mengerjakan proyek.

Antara/Indrianto Eko Suwarso
Pekerja menyelesaikan pembuatan sumur resapan di kawasan Tebet, Jakarta, Rabu (24/11/2021). Pemprov DKI Jakarta membuat sumur resapan atau drainase vertikal di berbagai wilayah di Jakarta guna mengantisipasi banjir.
Rep: Eva Rianti Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah mobil yang terperosok ke dalam lubang sumur resapan di kawasan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan ternyata milik Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Isyana Bagoes Oka. Isyana membenarkan ban mobilnya terperosok sumur resapan tersebut, namun saat kejadian dirinya tidak berada di dalam mobil.

Informasi mengenai mobil yang terperosok di lubang sumur resapan awal mula diketahui dari unggahan akun Twitter @arnold5508 pada Rabu (8/12). Tampak di gambar yang dibagikan, ban mobil terperosok ke dalam sumur resapan modular. Pemilik akun Twitter menyampaikan kualitas pekerjaan dan pengawasan sumur resapan sembrono.

Isyana menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi pada Rabu (8/12) siang itu. "Saya tidak ikut saat kejadian. Mobil sedang digunakan driver saya yang hendak membeli makan siang. Menurutnya, setelah membeli makan siang, dia melintas dengan kecepatan rendah, tiba-tiba roda kanan belakang mobil kejeblos proyek lubang peresapan air yang sudah selesai dikerjakan," kata dia kepada wartawan, Kamis (9/12).

Menurut penuturannya, pada saat kejadian, tidak terdapat garis pembatas di tempat kejadian perkara (TKP). Sehingga pengguna jalan tidak menyadari bahwa sumur resapan di lokasi ternyata bisa amblas.

"Saat itu juga belum ada garis batas di sekitar lokasi. Lalu driver saya meminta tolong beberapa orang sekitar untuk membantu mengangkat mobil," jelasnya.

Isyana meminta pihak yang menjalankan pekerjaan sumur resapan tersebut dapat bertanggung jawab. Dia berharap kualitas dan keamanan pengguna jalan dapat lebih diperhatikan.

"Ini bisa terjadi pada siapapun. Sebaiknya faktor kualitas dan keamanan diperhatikan betul dalam pengerjaan seperti ini. Jangan sampai ada korban dari pengendara yang melintas," ujarnya.

Baca Juga

Anggota Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta August Hamonangan meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk lebih memerhatikan kualitas sumur resapan. Ia juga meminta Pemprov menindak tegas kontraktor jika ada unsur kelalaian.

"Lagi-lagi kualitas pembangunan sumur resapan menjadi sorotan. Pekan lalu Pak Gubernur menyampaikan akan menindak tegas kontraktor sumur resapan yang asal-asalan. Kami menagih janji itu," ujar August, Kamis (9/12).

August menyayangkan kejadian tersebut, terlebih jika mengandung unsur kelalaian yang dilakukan oleh kontraktor. Pasalnya, hal itu jelas-jelas dapat membahayakan pengguna jalan.

"Kelalaian ini bukan cuma merusak tapi juga berhubungan dengan keselamatan pengguna jalan sehingga harus jadi perhatian serius. Bayangkan jika yang tersandung lubangnya sepeda motor, pasti akan luka parah. Pemprov harus tanggung jawab, jangan lepas tangan," ujar anggota Fraksi PSI ini.

Lebih lanjut, August menuturkan, kualitas pembangunan sumur resapan yang dinilainya buruk disebabkan oleh ambisi Pemprov DKI Jakarta yang mengejar target untuk menyelesaikan ribuan sumur resapan di akhir 2021.

"Ini akibat dari kejar target Pemprov membangun sebanyak-banyakan sumur resapan, sehingga orientasinya pada kuantitas bukan kualitas. Akhirnya keselamatan masyarakat yang dikorbankan," ungkapnya.

August menambahkan, dia meminta agar titik pembangunan sumur resapan serta informasi kontraktor yang mengerjakannya dibuka ke publik. Hal itu agar pengerjaannya dapat diawasi juga oleh publik.

"Anggaran pembangunan sumur resapan tahun ini Rp411 miliar dan tersebar di puluhan ribu titik, saya minta Pemprov buka titik lokasinya ke publik agar masyarakat bisa awasi bersama kualitas pembangunannya," kata dia.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria atau Ariza mengatakan, insiden itu terjadi kemungkinan lantaran faktor penutup sumur resapan yang bersifat belum permanen. "Kan ada tutup-tutup yang masih sementara sifatnya, belum permanen, mungkin memang belum cukup kuat karena masih baru umurnya, ya memang harus dijaga ya," ujar Ariza, Kamis (9/12).

Dia menyebut telah menyampaikan kejadian tersebut ke Bina Marga di Dinas Sumber Daya Air guna menindaklanjutinya. Dia memastikan bakal melakukan evaluasi terkait masalah tersebut. Lebih lanjut, Ariza menyebut pihak kontraktor turut bertanggung jawab ihwal jebolnya sumur resapan tersebut.

"Kita akan evaluasi ya tentu bagi kontraktor yang bertugas harus memastikan pekerjaannya sesuai dengan prosedur dan mekanisme aturannya, harus bertanggung jawab. Dan siapa yang melanggarnya akan diberi sanksi," tegasnya.

 
Berita Terpopuler