Drama Liga Champions, Saat Atletico Menyalip di Tikungan Terakhir

Atletico Madrid mendampingi Liverpool dari Grup B lolos ke 16 besar Liga Champions.

EPA-EFE/JOSE COELHO
Para pemain Atletico Madrid merayakan gol ke gawang Porto di Liga Champions.
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, PORTO – Bak balapan, Atletico Madrid yang kedodoran menjelang garis finis tiba-tiba menghentak. Los Rojiblancos di tikungan terakhir, berpacu dengan kecepatan tinggi, dan mengalahkan Porto dan AC Milan di garis akhir dalam perebutan tiket babak 16 besar Liga Champions.

 

Betapa tidak, Atletico menghadapi laga terakhir Grup B kontra Porto di posisi buncit. Imbang apalagi kalah berarti ambisi terus bertanding di kompetisi elite antarklub Eropa itu sirna. Kabar buruknya, laga berlangsung di markas lawan, Estadio Do Dragao. Nyatanya, Atletico yang muncul jadi pemenang dalam laga panas berujung tiga kartu merah.

 

Antoine Griezmann membawa Atletico memimpin pada menit ke-56, memasukkan bola ke gawang via situasi tendangan sudut setelah tuan rumah melewatkan banyak peluang bersih. Keunggulan Atletico terancam ketika Yannick Carrasco diusir keluar lapangan pada menit ke-67 karena mengacungkan tangannya ke Otavio menyusul sebuah pelanggaran.

 

Namun, keunggulan jumalh pemain Porto hanya bertahan beberapa saat, ketika Wendell dikeluarkan karena tampak menyerang Matheus Cunha dengan sikunya, memicu huru-hara yang melibatkan para pemain dan staf pelatih.

 

Tim asuhan Diego Simeone menampilkan defensif permainan khas. Porto dibiarkan menguasai bola tetapi tak dibiarkan memiliki ruang untuk menghadirkan bahaya. Pemain pengganti Angel Correa memastikan kemenangan dengan penyelesaian klinis lewat serangan balik oada menit ke-90. Rodrigo de Paul kemudian menambahkan gol ketiga 60 detik kemudian saat Porto kehabisan energi dan harapan.

 

Tim tuan rumah mendapatkan penalti hiburan yang dikonversi Sergio Oliveira dengan tendangan terakhir pertandingan.

 

Atleti memulai pertandingan di posisi terbawah Grup B tetapi mengakhirinya di urutan kedua dengan tujuh poin, dengan Porto berada di urutan ketiga dengan lima poin dan lolos ke Liga Europa.

 

“Pertandingan ini dan kiprah kami di penyisihan grup ini merangkum semua tentang Atletico,” kata Griezmann selepas laga.

 

"Kami adalah grup sejati dan kami membutuhkan semua orang untuk melakukan bagian mereka untuk mencapai tempat yang kami inginkan. Kami tidak pernah berhenti percaya."

 

Liverpool finis di puncak dengan 18 poin setelah menang 2-1 di markas AC Milan. Rossoneri berada di posisi terbawah dengan empat poin.

 

 

Ketangguhan Atletico, bantuan Liverpool

Atletico jadi pesakitan setelah takluk 0-1 di kandang saat menjamu Milan pada laga kelima. Untuk lolos, mereka tidak hanya perlu menang tetapi juga berharap Liverpool membantu mereka.

Atleti menderita kekalahan mengejutkan 1-2 di kandang dari Real Mallorca dalam pertandingan LaLiga akhir pekan lalu dan kehilangan tiga bek tengah teratas mereka di Jose Gimenez, Stefan Savic dan Felipe. Ini memaksa gelandang Geoffrey Kondogbia dan bek kanan Sime Vrsaljko bermain di jantung pertahanan.

Pertanda buruk muncul pada awal laga ketika striker Luis Suarez dipaksa keluar lapangan karena cedera pada menit ke-13. Suarez sampai menangis karena kecewa emosional. Namun, seperti yang sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir, Atletico justru mengeluarkan potensi terbaiknya dalam tekanan.

“Kami tahu persis apa yang dipertaruhkan tetapi kami adalah Atletico Madrid, kami melakukan hal-hal dengan cara yang sulit dan rasanya jauh lebih enak seperti ini,” kata bek Mario Hermoso.

Atleti menciptakan peluang nyata pertama mereka ketika Carrasco menerobos pertahanan tetapi Marcos Llorente melepaskan umpan silangnya yang memantul ke kaki kiper Diogo Costa.

Porto mendominasi sisa babak pertama dan kiper Atletico Jan Oblak melakukan penyelamatan luar biasa untuk menggagalkan upaya Luis Diaz. S ementara Llorente berjibaku melintasi gawang untuk mencegah Mehdi Taremi menyambut bola lepas.

Taremi menyia-nyiakan dua peluang bersih di awal babak kedua, melambung di atas mistar dan kemudian digagalkan oleh kaki Oblak, sebelum Griezmann memberi Atleti keunggulan dengan gol yang sulit.

Porto nyaris tidak bangkit dari keterkejutan karena tertinggal dan kiper pengganti Agustin Marchesin dikeluarkan dari bangku penonton setelah ketegangan yang muncul di tengah laga.

"Ini malam yang luar biasa," kata Oblak. "Saya yakin banyak orang tidak percaya pada kami, tetapi dalam pertandingan seperti ini kami menunjukkan tim kami yang sebenarnya."

Atletico menuntaskan tugasnya dengan sempurna, Liverpool memuluskannya. Tim yang disingkirkan Atletico pada babak 16 besar Liga Champions musim lalu mengalahkan Milan 2-1 untuk memastikan Griezmann dkk berlaga di babak gugur. Selamat, Atletico!

 
Berita Terpopuler