Muslim Kent Soroti Tantangan Islamofobia dan Stereotip

Islamofobia berasal dari kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Muslim.

AP/Aaron Chown/PA
Muslim Kent Soroti Tantangan Islamofobia dan Stereotip. Ilustrasi
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang berakhirnya Bulan Kesadaran Islamofobia, komunitas Muslim di Kent, Inggris Tenggara, menyoroti tantangan yang mereka hadapi. Kampanye selama sebulan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan ancaman kejahatan kebencian Islamofobia dan menantang stereotip seputar Islam untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang agama Islam.

Baca Juga

Anggota dewan Muslim yang mewakili Medway, sebuah otoritas kesatuan di Kent, Naushabah Khan mengatakan tren yang berkembang tentang Islamofobia perlu ditangani. Hal itu dimulai dengan pendidikan.

Menurutnya, ada kurangnya pemahaman di masyarakat tentang bagaimana komunitas yang berbeda menjalani hidup mereka. Ia menilai hal itu terkadang menciptakan ketakutan, dan di situlah mereka melihat beberapa perilaku yang menantang itu muncul.

"Jelas ada beberapa tantangan yang ada seputar pemahaman Islam, bagaimana manifestasinya, dan saya pikir kita telah melihat tren yang berkembang dalam Islamofobia dalam beberapa tahun terakhir, yang perlu ditangani, khususnya di Kent," kata Khan, dilansir di Kent Live, Kamis (2/12).

Khan percaya tindakan seperti pelarangan burqa di Prancis dan Perdana Menteri Boris Johnson yang membandingkan wanita yang mengenakan burqa dengan 'kotak surat' telah menyebabkan peningkatan Islamofobia. Menurutnya, ada banyak alasan mengapa Kent kerap dipengaruhi oleh tantangan-tantangan yang kadang dapat memanifestasikan dirinya dalam bentuk mengubah komunitas melawan komunitas.

 

"Ketika kita melihat serangan teroris, yang orang-orang mengaku mengatasnamakan Islam atau pelakunya mengaku mengatasnamakan Islam, tingkat ketegangan antarmasyarakat tentu menjadi faktornya. Saya pikir ada kurangnya pemahaman tentang apa itu Islam," tambahnya.

Polisi Kent mencatat pelanggaran di mana Islamofobia menjadi faktor sebagai kejahatan rasial agama tergantung situasinya. Namun, Khan tetap berpandangan positif bahwa polisi selalu bisa berbuat lebih banyak dalam hal ini. Ia menilai polisi melakukan banyak pekerjaan pada kejahatan rasial secara umum.

"Jadi saya pikir itu sangat membantu, tetapi dengan spesifik agama, dan bagaimana mereka mengidentifikasi Islamofobia, saya tidak tahu," ujarnya.

"Dan sebenarnya, jika saya melihat situs perusahaan dan Anda mengetikkan Islamofobia, hal pertama yang muncul adalah bagaimana melaporkan kemungkinan aktivitas teroris," kata dia.

"Jadi, sekali lagi saya tidak berpikir hubungan seperti itu yang perlu Anda miliki dengan komunitas Muslim agar kita bisa mempercayai polisi tentang masalah ini secara khusus, mungkin tidak ada dan saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu untuk dibangun," tambahnya.

 

Kepala Detektif Inspektur Coretta Hine dari Komando Keanekaragaman dan Inklusi di Kepolisian Kent mengatakan, menangani kejahatan rasial adalah prioritas bagi polisi Kent. Ia mengatakan, Komando Keanekaragaman dan Inklusi yang baru dibentuk telah mengembangkan Strategi Keanekaragaman dan Inklusi 2021-2024, yang sebagian termasuk mengidentifikasi dan mendukung kampanye budaya.

"Kalender kampanye sedang dirancang dan akan terus ditinjau. Kami telah mulai bekerja dengan Asosiasi Polisi Muslim Nasional untuk mengenalkan inisiatif di masa depan," kata Hine.

"Sementara kampanye kesadaran sangat penting, keragaman dan inklusi ditempatkan di jantung kegiatan, pemikiran, dan perilaku polisi sehari-hari. Merangkul keragaman adalah tema lanjutan di Kepolisian Kent di mana semua petugas dan staf menerima pengembangan dan pelatihan berkelanjutan tentang masalah ini," lanjutnya.

Pada Oktober lalu, polisi Kent mendukung Pekan Kesadaran Kejahatan Kebencian, sebuah kampanye nasional yang melibatkan semua pasukan kepolisian Inggris dan dikoordinasikan oleh Dewan Kepala Kepolisian Nasional. Sebagai bagian dari pekan itu, Petugas Penghubung Komunitas mereka mengadakan road show dan acara di kantor polisi setempat untuk mendidik staf. Roadshow tersebut juga mencakup Bulan Sejarah Hitam (Black History Month), Hari Kesehatan Jiwa Sedunia dan Pekan Inklusi Nasional.

"Sebagai sebuah pasukan, kami menyelaraskan sebagian besar kampanye kami dengan Dewan Kepala Kepolisian Nasional. Pemolisian Inggris dengan persetujuan dan Polisi Kent berusaha untuk terlibat secara positif dengan semua komunitas kami, dan dengan melakukan itu kami secara teratur menunjukkan dukungan kami dengan terlibat dengan acara nasional dan internasional dan festival keagamaan sepanjang tahun," tutur Hine.

"Tidak ada yang pantas menjadi korban kejahatan kebencian dan kami akan terus bekerja dengan lembaga mitra dan komunitas untuk mempromosikan pemahaman yang lebih besar tentang jenis kejahatan ini dan mengingatkan orang-orang tentang banyak cara untuk melaporkannya," tambahnya.

 
Berita Terpopuler