Riset: Mayoritas Berita Muslim di Inggris Negatif

Laporan media massa terhadap Muslim dan Islam di Inggris sebagian besar negatif.

About Islam
Muslim Inggris berencana mendaki gunung tertinggi di Inggris, Ben Nevis untuk mengumpulkan dana amal dan mengirim pesan anti-kebencian.
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  LONDON -- Laporan media massa terhadap Muslim dan Islam di Inggris sebagian besar negatif. Kenegatifan Muslim dan Islam dalam media online hampir mencapai 60 persen dan tayangan televisi di bawah angka 50 persen. Hal ini didasarkan pada laporan riset oleh Pusat Pemantauan Media (CfMM) Dewan Muslim Inggris.

Baca Juga

Penelitian ini, sebagaimana dilansir dari Daily Sabah, Kamis (2/12), menganalisa lebih dari 48 ribu artikel online dan 5.500 tayangan siaran selama rentang waktu dari 2018 hingga 2020. Kantor berita Reuters, Associated Press, dan Agence France-Presse (AFP) disebut sebagai yang paling mungkin menerbitkan artikel negatif tentang Muslim.

Salah satu faktornya ialah karena mereka mengatur pembingkaian Muslim dan Islam. Kemudian digunakan oleh banyak cabang media dan jaringan penyiaran, sehingga membuat gelombang besar di media yang kebanyakan menyalin dan menerbitkan artikel.

Temuan kunci lainnya menunjukkan bahwa tujuh persen dari semua artikel yang dianalisis termasuk satu atau lebih generalisasi tentang Muslim dan Islam sebagai pelanggar terburuk adalah aliran yang condong ke kanan. Persentase generalisasi tertinggi dilakukan pada topik terorisme atau ekstremisme dengan 25 persen, diikuti oleh politik dengan 18 persen. Setelah itu dengan 17 persen muncul topik Timur Tengah dan agama dengan 15 persen.

Laporan setebal 162 halaman itu menunjukkan secara rinci betapa biasnya laporan media di Inggris. Bahkan media Inggris "The Spectator" menjadi yang terburuk dalam menghadirkan bias antagonis dan bias dukungan terhadap Muslim dan Islam.

Setelah laporan CFMM Dewan Muslim Inggris dipublikasi, editor The Sunday Times dan Daily Mirror menyuarakan dukungan mereka dan menyerukan pelaporan yang lebih adil. "Saya menyabut baik laporan yang berisi kritik terhadap pers, termasuk makalah saya sendiri," kata Emma Tucker dari The Sunday Times.

 

 

"Laporan oleh Center for Media Monitoring ini menunjukkan betapa kita sebagai jurnalis harus mempertanyakan diri kita sendiri dan pekerjaan yang kita hasilkan dalam kaitannya dengan pemberitaan Muslim dan Islam," kata pemimpin redaksi The Mirror, Alison Philips.

 

Selain membuat daftar statistik yang ditemukan, CfMM telah menyuarakan rekomendasi untuk outlet media. Pertama untuk menghindari menghubungkan kepercayaan Muslim biasa dengan kejahatan, terorisme atau ekstremisme, kecuali ada alasan khusus yang dapat dibenarkan untuk melakukannya.

Kedua, menyediakan platform untuk perspektif dan suara Muslim dengan yang ketiga mendukung ini dengan representasi yang lebih tinggi dari editor Muslim. Akhirnya mendorong kesadaran dan merefleksikan potensi bias, disengaja atau tidak disengaja, dan jika diperlukan memberikan pelatihan.

Ketua CfMM Rizwana Hamid mengatakan, mengenai laporan itu pihaknya tidak berusaha menyalahkan satu pemain pun di media. "CfMM tetap berkomitmen pada media bebas yang melaporkan tanpa rasa takut atau mendukung dan meminta pertanggungjawaban mereka yang memegang kekuasaan," kata Hamid.

Hamid menambahkan, sudah saatnya industri mengakui bahwa terkadang dan terlalu sering ketika menyangkut Muslim dan Islam, itu salah. "Profesional media harus menyambut pengawasan ini, dan menerapkan rekomendasi ini untuk meningkatkan standar jurnalistik," ujarnya.

 

Penulis laporan Faisal Hanif menekankan, baik Muslim maupun Islam tidak boleh kebal terhadap kritik atau penyelidikan. "Tetapi kami berharap ini dilakukan secara adil dan hati-hati, tanpa menggunakan kiasan dan generalisasi yang sudah usang," ujarnya.

 
Berita Terpopuler