Tantangan Dakwah Digital Menurut Guru Besar UIN

Peningkatan efisiensi dakwah melalui media digital belum tentu menambah efektivitas.

Republika/Yasin Habibi
Dakwah digital (ilustrasi).
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Dr Asep Saeful Muhtadi menyampaikan penjelasan ihwal dampak ketika dakwah masuk dalam media digital. Dia mengatakan, media bisa melancarkan proses dakwah dan menambah efisiensi.

Baca Juga

Namun, dia mengingatkan, peningkatan efisiensi dakwah melalui media digital belum tentu menambah efektivitas. Sebab, ada cara tersendiri bagaimana proses komunikasi bisa menjadi efektif atau tidak. Di sisi lain, dengan media digital, dakwah menjadi riskan dikomodifikasi dan terjebak pada komersialisasi.

Asep berpendapat, sisi negatif kehadiran media untuk kepentingan dakwah adalah riskan dikomodifikasi. Dakwah menjadi rentan dikomersialisasi, karena hampir tidak mungkin orang bisa mengkomodifikasi apapun termasuk dakwah, tanpa media.

Komodifikasi adalah sebuah proses transformasi barang atau jasa yang semula dilihat karena nilai gunanya menjadi sebuah komoditas karena bisa mendatangkan keuntungan. Kemudian dikemas menjadi sesuatu yang menarik, menjanjikan dan bermanfaat.

"Sehingga banyak orang yang memanfaatkan media untuk sebuah popularitas," kata dia dalam agenda virtual Konferensi Dakwah dan Media Islam bertajuk 'Prospek Dakwah Digital di Era Pandemi: Peluang, Tantangan dan Dinamika' yang digelar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa (30/11).

 

 

Dampaknya, seorang dai dapat lebih mengedepankan popularitas ketimbang substansi. Dalam kondisi ini, jika dakwah dipandang dalam perspektif menguntungkan, maka tidak menutup kemungkinan proses pengemasan kegiatan dakwah menjadi jauh lebih penting dibandingkan proses substansi dari dakwah itu sendiri.

"Semula dakwah yang mencerahkan pemahaman keagamaan, maka bisa saja digeser untuk bisa memberikan keuntungan," jelasnya.

Di era disrupsi ini pula, pendakwah bisa kehilangan peran dan fungsinya karena telah terjadi perubahan dasyat dalam tatanan kehidupan. Karena itu, jika tidak terampil atau tidak punya literasi yang memadai untuk memanfaatkan media, maka fungsi dan perannya bisa saja lenyap.

 

"Media (digital) memang ada positifnya, tetapi jika tidak berhati-hati, maka itu bisa menjanjikan faktor negatifnya juga," tuturnya.

 
Berita Terpopuler