UEA Mulai Tawarkan Paket Khusus Umroh Akhir Pekan

Operator umroh dan haji UEA sudah mulai menerima permintaan perjalanan

saudigazette
Jamaah Umroh melakukan tawaf selama musim pandemi Covid-19.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Esthi Maharani

IHRAM.CO.ID, DUBAI -- Kehidupan di Arab Saudi perlahan mulai pulih dari pandemi Covid-19. Pihak berwenang pun memutuskan melanjutkan penerimaan jamaah umroh dari berbagai negara ke masjid-masjid sucinya, yang mulai beroperasi dalam kapasitas penuh.

Di sisi lain, partisipasi warga dan penduduk untuk haji dan umroh, hingga kampanye perjalanan untuk melakukan ibadah semakin hari semakin meningkat. Mayoritas operator perjalanan telah mendedikasikan berbagai program, perjalanan dan paket yang sesuai untuk semua orang.

Menurut pelaku wisata yang mengikuti langkah-langkah Arab Saudi untuk mengatur perjalanan, setiap pelancong harus memenuhi beberapa kondisi atau tindakan pencegahan.

Beberapa operator umroh dan haji Uni Emirat Arab mengatakan mereka sudah mulai menerima permintaan perjalanan dari penduduk dan warga negara. Namun, jumlahnya belum bisa kembali seperti saat sebelum pandemi, karena banyak orang yang masih waspada saat melakukan pertemuan dengan banyak orang.

Di sisi lain, mereka juga harus menghadapi pengembalian biaya yang lambat, mengingat banyak yang menerima vaksin Sinopharm dan belum mendapatkan suntikan booster yang diperlukan untuk persetujuan oleh pihak berwenang.

Salah satu pemilik perusahaan perjalanan, Mohamed Al Bayaty, mengatakan jumlah pelancong telah meningkat sebesar 20 persen sejak pembukaannya. Perusahaan miliknya telah menyiapkan program untuk kelompok, keluarga, maupun individu.

Adapun fasilitas yang diberikan sudah termasuk penerbangan, pemesanan hotel, transportasi dari Jaddah ke Makkah, serta Makkah ke Madinah. Mereka juga berupaya membantu jamaah mendapatkan izin pelaksanaan umroh dari Otoritas Saudi.

"Harga umroh untuk individu bervariasi, dari 1.600 dirham (Rp 6,2 juta) jika bepergian dengan bus. Biaya minimum bagi mereka yang bepergian dengan pesawat adalah 3.800 dirham per orang (Rp 14,7 juta). Ini termasuk tiket pesawat, akomodasi hotel dan transportasi internal," kata dia dikutip di Khaleej Times, Rabu (24/11).

Ia menjelaskan, rata-rata perjalanan umroh berkisar antara 6.000 dirham (Rp 23 juta) per orang di satu kamar di akomodasi bintang lima. Sementara, bagi mereka yang ingin akomodasi di hotel bintang tiga dan berisi empat orang, biaya yang harus dikeluarkan adalah 1.400 dirham (Rp 5,4 juta).

Dia menjelaskan, harga tiket mengalami kenaikan pada saat-saat keagamaan. Salah satunya, saat mendekati perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW atau pada 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan.

Harga rata-rata perjalanan umroh selama Maulid Nabi biasanya sekitar 6.000 dirham per orang di satu kamar, atau 2.300 dirham per orang di kamar ganda.

Namun, harga akomodasi juga bisa serendah 1.990 dirham per orang di kamar triple, atau 1.490 dirham per orang di kamar quadruple. Harga-harga ini biasanya naik 50 persen selama Ramadhan.

Al Bayaty mengatakan, perusahaannya dan yang lain telah mengalokasikan program khusus untuk warga UEA. Salah satunya, paket umrah "bintang 5" dengan harga mulai dari 4.900 dirham per orang di kamar ganda.

Paket ini sudah termasuk penerbangan, visa, akomodasi di hotel bintang lima di dekat Masjidil Haram, serta transportasi internal dengan mobil mewah.


Baca Juga

Pemilik usaha perjalanan lainnya, Mohamed Abdul Mohsin, mengatakan mereka mengkhususkan diri dalam menyelenggarakan program umrah akhir pekan. Paket perjalanan ini disebut sangat diminati pasar.

"Umroh Akhir Pekan" dilakukan tidak lebih dari tiga hari. Perjalanan biasanya dimulai Kamis setiap minggunya dan kembali saat Sabtu, dengan harga rata-rata 1.700 dirham per orang.

Khalid Al Sunosi, operator umroh lainnya, mengatakan mereka sering mengadakan kampanye kesadaran untuk membimbing masyarakat yang ingin menunaikan ibadah umroh.

Seiring dengan semua informasi Covid-19 yang relevan, mereka juga memberi tahu pelancong jika paspor mereka wajib berlaku selama lebih dari enam bulan. Mereka juga diminta menyerahkan foto pribadi, serta mendapatkan visa umroh untuk memasuki wilayah Saudi (untuk ekspatriat).

Seorang pejabat penyelenggara umroh Al Madani mengatakan program tersebut juga mendidik jamaah tentang tugas-tugas pencegahan tambahan. Di antaranya, tindakan pencegahan yang harus mereka ikuti sebelum meninggalkan negara asal maupun Arab Saudi.

Operator perjalanan juga menekankan validitas data kesehatan jamaah umroh. Hal ini dilakukan mengingat mereka bertanggung jawab atas integritasnya.

Seorang peziarah yang berniat melakukan umroh pada 1 Desember, Mona Ali Ahmed, mengatakan dia senang saat mengetahui Arab Saudi telah dibuka kembali untuk jamaah dari seluruh dunia.

"Kami sudah menunggu keputusan ini sejak penurunan kasus Covid-19. Setelah diumumkan, kami langsung mendaftar ke operator karena mereka mempermudah prosedur untuk melakukan ritual," ujar dia.

Peziarah umroh lainnya, Huda Ahmed, mengatakan merasa senang bisa pergi umroh. Dia telah memimpikannya selama bertahun-tahun, dimana awal rencana akan berangkat pada 2019 ketika pandemi membuat ia harus menunda rencananya.

“Ketika otoritas Saudi telah mengumumkan dimulainya kembali penerimaan jamaah umroh, saya segera mengajukan permintaan kepada operator umrah untuk memfasilitasi perjalanan saya," lanjutnya.

Seorang peziarah lainnya, Sana Khan, mendesak pemerintah Arab Saudi untuk menyetujui vaksin Sinopharm tanpa dosis booster. Meskipun dia senang bisa pergi umroh, di sisi lain ia kecewa mengetahui beberapa kerabatnya tidak bisa ikut karena status vaksinasi mereka.

 
Berita Terpopuler