Tumpukan Sampah di Sukaresmi Bogor Jadi Sorotan

Lurah Sukaresmi yang dinilai tak mampu menyelesaikan masalah masalah di daerahnya.

Antara/Arif Firmansyah
Anggota satgas naturalisasi Ciliwung Kota Bogor mengumpulkan sampah masker medis bekas pakai, di bantaran sungai Ciliwung, Kelurahan Sukaresmi, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/2/2021). Sebanyak 40 sampah masker medis ditemukan di bantaran sungai Ciliwung tersebut yang dapat membahayakan serta mencemari lingkungan karena tidak dapat terurai dengan tanah.
Rep: Shabrina Zakaria Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Keberadaan tumpukan sampah di kawasan RW 07 Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor menjadi sorotan. Pasalnya, sampah yang menumpuk tak terurus menyemburkan bau yang tak sedap bagi warga sekitar maupun yang melintas.

Baca Juga

Anggota DPRD Kota Bogor, Safrudin Bima, melihat tumpukan sampah yang tak terurus itu sudah ada cukup lama. Menurutnya, setiap kali ia lewat di area itu, sampah bukannya berkurang sebaliknya malah semakin menggunung dan berantakan.

“Saya nhhak habis pikir ya melihat sampah di Sukaresmi ini, seperti nggak ada yang urus. Apa kerjaannya Camat Tanah Sareal dan Lurah Sukaresmi ini,” ujar Safrudin, Senin (22/11).

Dia mengaku, permasalahan ini sebenarnya sudah disampaikan kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor. Serta sempat dibahas bersama dengan Camat Tanah Sareal soal penanganan sampah di wilayah tersebut.

Safrudin khawatir jika tumpukan sampah tersebut malah mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga sekitar. Ditambah dengan curah hujan yang mulai tinggi, menyebabkan bau sampah kian menyeruak.

“Mana sekarang curah hujan mulai tinggi, membuat sampah-sampah tersebut menyemburkan bau busuk yang menyengat hidung, kesehatan air terganggu, kesehatan udara terganggu dan kesehatan lingkungan juga terganggu,” tuturnya.

Sebagai anggota DPRD, dia telah menyuarakan permasalahan ini. Hanya saja, belum kunjung tertangani. Dia pun meminta agar pemerintah kecamatan dan kelurahan agar tidak hanyut dalam kegiatan bersifat seremonial. Sedangkan masalah yang prinsip dan mengakar di masyarakat tak kunjung selesai.

Selain itu, Safrudin mempertanyakan fungsi dari Lurah Sukaresmi yang dinilai tak mampu menyelesaikan masalah tersebut. “Saya kembalikan kepada Wali Kota Bogor terkait kinerja aparatur wilayah, itu prerogatifnya beliau. Silakan cek sendiri problem-problem kewilayahan,” pungkasnya.

 
Berita Terpopuler