MUIS Izinkan Masjid Buka Kuota 100 Jamaah untuk Sholat Jumat

MUIS membuka kapasitas hingga 100 jamaah per masjid untuk sholat Jumat.

AP Photo/Ee Ming Toh
Seorang pekerja mengenakan pakaian pelindung (hazmat) dan masker mengepel lantai di Masjid Hajjah Fatimah di Singapura, Jumat (13/3). Singapura membuka ruang shalat terbatas untuk jamaah pekerja di sejumlah masjid terkait wabah corona.
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, SINGAPURA -- Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) mengizinkan peningkatkan kapasitas masjid pada pelaksanaan sholat Jumat, Senin (22/11). MUIS mengungkap, pihaknya telah membuka kapasitas hingga 100 jamaah per masjid pekan ini. 

Baca Juga

MUIS mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan masjid-masjid lain untuk terus meningkatkan jumlah jamaah, menyusul penurunan stabil jumlah kasus Covid-19 mingguan.  Hingga kini, beberapa masjid sudah mulai menampung lebih dari 50 jemaah untuk sholat.

MUIS Menambahkan bahwa pelaksanaan sholat jamaah harian tetap menerapkan jarak aman, batasan durasi kunjungan, sterilisasi, pemisahan pintu masuk dan keluar, serta pelacakan kontak melalui aplikasi TraceTogether.  

Dalam pernyataannya, Wakil Mufti Mohammad Hannan Hassan mendesak masyarakat untuk melanjutkan upaya pencegahan penularan virus Covid-19 demi menjaga keamanan seluruh pihak.  Masjid Muis dan Singapura akan terus memantau situasi dan memberikan penyesuaian lebih lanjut jika situasi memungkinkan, kata Muis.

Sebelumnya, Pemerintah Singapura merilis perizinan bagi perawat untuk mengenakan jilbab selama bekerja, dan mulai aktif sejak awal November. Kebijakan ini menuai respon positif dan apresiasi dari banyak komunitas Muslim. Rumah sakit swasta dan penyedia layanan kesehatan mengatakan akan mengikuti perubahan yang diterapkan di sektor layanan kesehatan publik. 

"Sebagai penyedia layanan kesehatan swasta terbesar di negara ini, kami akan memimpin dalam mengizinkan perawat wanita Muslim dan petugas kesehatan kami di sektor swasta untuk mengenakan tudung sebagai tambahan pada seragam mereka," kata Josephine Ong, direktur keperawatan di IHH Healthcare Singapura. 

 

 

“Pengumuman itu merupakan berita yang sangat disambut baik di antara staf Muslimah kami di seluruh rumah sakit IHH Healthcare Singapore, Parkway Shenton, laboratorium, dan pusat radiologi. Mereka senang diizinkan mengenakan penutup kepala Muslim di tempat kerja mulai November, dan berterima kasih atas perubahan kebijakan tersebut,” ujarnya. 

PM Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, selama ini jilbab biasa dipakai di sebagian besar tempat "tanpa batasan", termasuk di ruang publik, tempat kerja dan di Parlemen. Namun dia menjelaskan bahwa di beberapa tempat yang membutuhkan seragam, pemerintah masih tidak mengizinkannya (jilbab) untuk dipakai. Ini berlaku untuk seragam di sekolah, Angkatan Bersenjata Singapura (SAF), dan tim medis di rumah sakit umum. Dan status quo harus dipertahankan untuk layanan berseragam, katanya. 

Maka dengan adanya perubahan kebijakan ini, mengizinkan pengenaan jilbab bagi perawat dan tenaga medis, membuktikan bahwa kebijakan di sektor perawatan kesehatan tidak kaku, dan pemerintah akan terus memantai perkembangan situasi setelah penerapan kebijakan baru ini.

 
Berita Terpopuler