Dua Tanda Diabetes: Sering Kencing-Infeksi Saluran Kemih

Sering kencing dan infeksi saluran kemih dapat menjadi pertanda diabetes.

Republika/Musiron
Pria memasuki toilet (ilustrasi). Peningkatan frekuensi kencing dan infeksi kandung kemih dapat menjadi pertanda diabetes.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia bisa terjadi tanpa disadari oleh penderitanya. Hal ini tentu berisiko karena hiperglikemia yang terjadi bisa saja disebabkan oleh diabetes. Bila diabetes tak terdeteksi sejak dini dan hiperglikemia berlangsung dalam waktu lama, beragam masalah dan komplikasi bisa terjadi.

"Kadar gula darah Anda naik dan turun sepanjang hari, dan bagi orang yang hidup dengan diabetes, fluktuasi ini terjadi lebih besar dan lebih sering dibandingkan orang yang tidak mengidap diabetes," ungkap Diabetes UK, seperti dikutip dari laman Express UK, Senin (22/11).

Fluktuasi kadar gula darah yang kecil dan sesekali sebenarnya tak perlu menjadi kekhawatiran. Sebab, kondisi tersebut bisa dengan mudah diperbaiki atau bahkan bisa kembali normal dengan sendirinya.

Baca Juga

Yang perlu diwaspadai adalah peningkatan kadar gula darah yang sangat tinggi atau peningkatan kadar gula darah yang berlangsung dalam waktu lama. Seseorang bisa dikatakan mengalami hiperglikemia bila kadar gula darah mereka di atas 125 mg/dL ketika tidak makan selama setidaknya delapan jam, menurut Cleveland Clinic.

Seseorang juga dapat dikatakan mengalami hiperglikemia bila memiliki kadar gula darah lebih besar dari 180 mg/dL sekitar dua jam setelah makan. Pada sebagian kasus, hiperglikemia kerap tak memunculkan gejala, kecuali peningkatan kadar gula darah yang terjadi sudah sangat tinggi.

Sebaliknya, pada sebagian kasus lainnya, gejala hiperglikemia bisa dipantau ketika seseorang pergi ke toilet. Gejala ini bisa berupa peningkatan frekuensi buang air kecil dan infeksi kandung kemih.

Kadar gula darah yang tinggi atau hiperglikemia juga bisa dikenali lewat beberapa tanda lain. Sebagian di antaranya adalah kemunculan rasa haus dan mulut kering, rasa lelah, pandangan kabur, penurunan berat badan tanpa usaha, dan nyeri perut.

Pada sebagian pengidap diabetes yang mengalami hiperglikemia, mereka juga bisa merasakan perasaan tidak enak badan. Terkadang, hiperglikemia pun dapat memengaruhi bau mulut di mana aromanya menjadi seperti buah-bahan.

Jenis-jenis tes gula darah. - (Republika)

Pada orang yang bukan pengidap diabetes, kondisi hiperglikemia bisa jadi merupakan petunjuk bahwa mereka sebenarnya mengidap diabetes namun belum terdiagnosis. Oleh karena itu, siapa pun yang kerap mengalami masalah hiperglikemia sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Pada pasien diabetes, penting untuk menjalani pengobatan dengan tertib agar gula darah mereka terkontrol. Hal ini bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat diabetes atau menggunakan insulin. Mengecek kadar gula darah secara berkala juga penting untuk dilakukan agar kadar gula darah selalu terpantau.

Saat ini, penyandang diabetes juga sudah bisa menggunakan flash glucose monitor untuk memantau kadar gula darah mereka sepanjang waktu. Alat pemantau glukosa darah itu merupakan sebuah sensor yang digunakan dengan cara ditempelkan pada kulit. Dengan begitu, penyandang diabetes tidak perlu menusuk jari mereka dengan jarum untuk mengecek kadar gula darah.

Pada pasien diabetes tipe 1, kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat memicu terjadinya ketoasidosis. Ini adalah kondisi di mana keton yang merupakan asam beracun, menumpuk di dalam darah.

"Ketoasidosis merupakan kondisi darurat yang bisa memicu terjadinya koma atau kematian," ungkap Diabetes UK.

Selain karena asupan gula atau makan berlebih, hiperglikemia pada penyandang diabetes juga bisa dipicu oleh beberapa hal lain. Sebagian di antaranya adalah stres, sakit, atau tidak berolahraga.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dan memperbaiki hiperglikemia. Pengidap diabetes dapat memperbaiki pola makan, memperbanyak minum minuman bebas gula, berolahraga lebih sering, dan mengonsumsi obat atau menggunakan insulin dengan dosis yang tepat.

Diabetes i juga tetap perlu mewaspadai gejala-gejala yang mereka rasakan bila kadar gula darah belum kembali normal. Gejala-gejala tersebut bisa saja merupakan pertanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.

"Sampai kadar gula darah Anda kembali terkontrol, pantau gejala-gejala tambahan yang mungkin bisa jadi sebuah tanda dari masalah kesehatan yang lebih serius," ungkap National Health Service.

 
Berita Terpopuler