Ormas Jangan Gunakan Kekerasan untuk Selesaikan Masalah

Anggota ormas diduga dianiaya oleh kelompok warga yang tergabung dari ormas lain.

Foto : MgRol_92
Pemerintah Kota Jakarta Barat mengimbau seluruh warga terutama organisasi kemasyarakatan (ormas) tidak menggunakan tindakan kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan menyusul pertikaian dua ormas di Joglo yang terjadi pada beberapa waktu lalu.
Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Barat mengimbau seluruh warga terutama organisasi kemasyarakatan (ormas) tidak menggunakan tindakan kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan. Hal tersebut terkait peristiwa pertikaian dua ormas di Joglo yang terjadi pada beberapa waktu lalu.

Baca Juga

"Jangan mengandalkan kepada kekerasan atau benturan fisik. Kita bisa bicarakan baik baik pasti ada jalan keluarnya jika diselesaikan secara bersama sama," kata Sekretaris Kota Jakarta Barat Iin Mutmainnah saat dihubungi di Jakarta, Rabu (17/11).

Dia berharap permasalahan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan sehingga tidak timbul pertumpahan darah kembali pada kemudian hari. Iin mengaku belum mengetahui dengan pasti penyebab pertikaian antara dua ormas tersebut. 

Namun yang pasti, dia akan berkoordinasi dengan pihak Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik guna menengahi permasalahan ini. "Nantinya, teman-teman jajaran di bawah seperti FKDM akan berkomunikasi dengan tiga pilar dengan RT dan RW untuk guna menyelesaikan masalah ini," ujar Iin.

Polisi usut

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo memastikan penyidik mengusut tuntas kasus pertikaian antaranggota organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang diduga menewaskan seorang korban pada beberapa waktu lalu. "Perkara pidana apalagi sudah jelas unsurnya sudah terpenuhi akan kita usut tuntas," kata Ady di Jakarta, Rabu.

 

Saat ini, penyidik Polres Metro Jakarta Barat telah memeriksa beberapa saksi guna mencari keterangan untuk proses penyidikan. Tidak hanya fokus kepada pengusutan pidana, Polres Metro Jakarta Barat juga memperketat pengawasan di beberapa lokasi guna mengantisipasi potensi aksi lanjutan yang dilakukan dua ormas tersebut.

"Kita lakukan pencegahan kejahatan, contoh patroli di lokasi dan jam rawan sehingga tidak terjadi kejahatan. Imbauan Kamtibmas agar tidak terjadi tawuran pelajar. Seperti itulah," ujar Ady.

Sebelumnya, seorang pria berinisial DA (27) dinyatakan tewas diduga karena dikeroyok massa yang jumlahnya lebih dari satu orang pada Ahad (14/11). Korban yang merupakan anggota salah satu ormas itu diduga dianiaya oleh kelompok warga yang tergabung dari ormas lain.

Setelah peristiwa itu, sebuah pos ormas di kawasan Meruya pun dibakar oleh kelompok warga yang belum diketahui identitasnya. Pos milik Ormas tersebut dibakar pada Senin dini hari kemarin.

Kapolsek Kembangan Kompol Khoiri belum bisa memastikan peristiwa penganiayaan di Joglo terkait dengan pos ormas di kawasan Meruya tersebut atau tidak. "Terkait ada kaitannya atau tidak nah nanti menunggu proses karena belum kita temukan pelakunya," kata Kapolsek Kembangan Choiri saat dihubungi di Jakarta, Selasa (16/11).

Khoiri mengatakan, awalnya kedua ormas ini sudah bermediasi dan setuju untuk berdamai sebelum peristiwa tewasnya seorang warga di Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan."Kedua kelompok Ormas sudah dimediasi dan berdamai. Mungkin informasi belum disampaikan ke bawah," kata Khoiri.Khoiri menjelaskan, hingga saat ini polisi sudah memeriksa saksi terkait kasus penganiayaan dan terbakarnya posko Ormas di Meruya.

 
Berita Terpopuler