Ini Sepuluh Karakter Islam Wasathiyah

Islam wasathiyah yang digaungkan oleh MUI sejak selesai Munas di Surabaya tahun 2015

Majelis Ulama Indonesia
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi, mengatakan bahwa Islam wasathiyah yang digaungkan oleh MUI sejak selesai Munas di Surabaya tahun 2015 ini merupakan jihad dakwah. Dia juga menjelaskan sepuluh poin penting dalam Islam wasathiyah agar penafsirannya tidak berbeda-beda.

Baca Juga

"Tahun ini merupakan start point dalam meluruskan jihad dakwah berdasarkan Islam wasathiyah tersebut, dalam jihad tersebut, agar penafsirannya tidak berbeda-beda, ada 10 karakter jihad," kata Kiai Zubaidi, dilansir dari laman resmi MUI, Senin (15/11).

Kiai Zubaidi menerangkan sepuluh poin penting dalam karakteristik Islam wasathiyah, Di antaranya, Tawaauth (mengambil jalan tengah), Tawazun (berkesinambungan), I’tidal (lurus dan tegas), Tasamuh (toleransi), dan Musawah (egaliter non diskriminatif).

Ia menambahkan, Syura (musyawarah), Islah (reformasi), Awlawiyah (mendahulukan yang prioritas), Tathawwur wa ibtikar (dinamis, kreatif, dan inovatif), dan Tahaddhur (berkeadaban).

Kiai Zubaidi menerangkan, dalam beberapa hal yang dilakukan oleh umat harus seimbang terutama dalam urusan dunia dan akhirat. "Umat tidak boleh hanya mendahulukan dunia tetapi melupakan akhirat, maupun sebaliknya," ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa sikap Islam wasathiyah bukan sikap yang lembek terhadap kebenaran. Jadi bukan tujuannya untuk melembekan umat. Sebab suatu hal yang diidentifikasi dengan kebenaran, maka tidak ada tawar menawar lagi.

 

 

Ia menjelaskan, persoalan di tengah masyarakat seringkali terjadi perbedaan penafsiran bahkan sesama Muslim yang kerap kali mengalami gesekan. Dalam kondisi itu, Kiai Zubaidi mengatakan, salah satu karakter wasathiyah seperti tasamuh atau toleransi harus dilakukan atau dipraktikkan.

"Perbedaan hanya perbedaan di antara kita, kita lihat persamaanya. Kalau perbedaan itu wilayah yang memang salah satunya penyimpangan maka tidak ada toleransi, persoalan yang muncul dengan hukum kita serahkan kepada hukum negara kita. Semangat wasathiyah harus dibangun," jelasnya.

 

 

 
Berita Terpopuler