Kisah Muslimah India Alami Diskriminasi

Muslimah India alami diskriminasi karena hijab atau burqa.

islam.ru
Muslimah India
Rep: Meiliza Laveda Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu restoran di Hyderabad, India memberi tahu pelanggan Muslim mereka, khususnya yang wanita untuk tidak mengenakan jilbab dan burqa. Pengumuman itu disampaikan oleh penjaga restoran kelas di Jubilee Hills.

Baca Juga

“Wanita berjilbab dan berbusana burqa tidak diperbolehkan masuk. Karena kalau mereka masuk akan menjadi masalah,” kata penjaga. Zareen (24 tahun) adalah salah seorang dari kelompok wanita Muslim yang membawa isu ini ke media sosial selama beberapa hari terakhir.

Meskipun bukan menggunakan identitas sebenarnya, dia mengajak wanita lain untuk berbagi pengalaman diskriminasi di restoran karena mengenakan abaya atau jilbab. Mereka menuduh ini adalah praktik rutin yang terjadi di restoran karena beberapa laporan tentang diskriminasi telah muncul.

Pada Oktober 2020, teman Zareen dan adik perempuannya yang saat itu berusia 19 tahun memutuskan untuk makan di Sanctuary. Setelah ditegur oleh penjaga, keduanya mengabaikan kejadian itu sebagai penghinaan dan pergi ke restoran di mana staf terus mengabaikan mereka selama 20 menit berturut-turut.

Kemudian saat Zareen datang dengan tidak mengenakan jilbab, dia baru dilayani oleh pelayan restoran. Namun, kebencian tetap ada. Mereka dilarang untuk mengambil foto di sana. “Adik bungsu saya menangis di malam hari karena dia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya,” kata Zareen.

Zareen mengatakan kejadian ini merupakan bentuk Islamofobia. Saudara Zareen, Kaunain (bukan nama asli) mengatakan dia mencoba untuk mendorong orang membicarakan permasalahan ini. Sayangnya, tahun 2020 bukan tahun yang tepat.

 

Pada Sabtu (13/11), Kaunain menceritakan kisah diskriminasinya di tengah meningkatnya kritik di media sosial terhadap Sanctuary karena perilaku Islamofobia. Meskipun terdapat banyak keluhan, Sanctuary Bar and Kitchen tidak pernah menanggapi hal itu.

Wanita Muslim lain juga menceritakan hal yang sama di media sosial. Dia mengatakan perilaku Islamofobia juga terjadi pada hari ulang tahunnya. “Mereka (para penjaga dan pelayan restoran), meminta teman-teman saya yang berjilbab untuk pergi. Jadi, kami pergi ke tempat lain untuk makan malam,” kata dia.

Saat ditanya hal yang sama, pengelola Sanctuary Bar and Kitchen, Sukumar mengatakan tidak ada masalah seperti itu. “Wanita berjilbab diizinkan masuk ke dalam restoran tetapi tidak boleh duduk di halaman karena orang-orang mengonsumsi alkohol di sana dan itu tetap dilarang dalam agama mereka,” kata Sukumar. 

Dilansir Siasat, Ahad (14/11), penata rias lokal Zeba yang tidak menggunakan nama asli, mencatat teman Muslimnya diminta untuk pergi karena dia tidak mau melepas jilbabnya. Kreator digital lainnya, Fakhia yang juga tidak mengenakan nama asli menjelaskan cara restoran tersebut tidak mengizinkan temannya untuk duduk di halaman karena dia mengenakan abaya.

Namun, masalah ini belum terselesaikan karena restoran tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran ini. Pengacara yang berbasis di Hyderabad Alay Razvi mengatakan meskipun sangat disayangkan, tidak ada cara yang jelas untuk menangani hal ini.

“Tidak ada aturan hukum yang berlaku untuk mencegah seseorang memasuki suatu tempat, kecuali jika seseorang membawa masalah ini di pengadilan pidana, hanya sedikit yang dapat meminta pertanggungjawaban restoran, secara hukum,” kata Razvi.

Penting untuk dicatat kasus seperti ini tidak jarang terjadi. Pada bulan Oktober, sebuah restoran di Mumbai menolak masuknya seorang wanita karena mengenakan jilbab yang videonya menjadi viral di media sosial.

 
Berita Terpopuler