Pela Mampang Banjir Setinggi Satu Meter

Sejumlah daerah di Ibu Kota banjir setelah diguyur hujan lebat.

ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Rumah terendam banjir di Pela Mampang, Jakarta, Ahad (7/11/2021). Kawasan ini kembali dilanda banjir pada Jumat (12/11) sore.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir setinggi satu meter menggenangi kawasan Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan akibat hujan lebat yang melanda DKI Jakarta, Jumat sore. Pantauan di lokasi di Jalan Bangka XI Ujung No 65 RT 06 RW 010 Pela Mampang, Mampang Prapatan, akses transportasi warga pun lumpuh total.

"Banjir sudah mulai dari pukul 15.30 WIB tadi, ini sudah biasa sebenarnya. Setiap tahun pasti banjir, ini kan hujannya sudah mulai reda. Ketinggiannya mungkin mencapai satu meter lebih," kata salah satu warga, Ronal, saat ditemui di lokasi, Jumat malam.

Ronal mengaku bahwa warga yang terkena dampak banjir sudah menyediakan tali tambang sebagai sarana untuk melewati banjir. Ia mengatakan, warga yang akan melintas dengan berjalan kaki dapat berpegangan dengan tali tambang untuk keselamatan.

"Kami sudah antisipasi pakai tambang, karena motor dan lain-lain semuanya sudah tidak bisa lewat. Ini tidak bisa lewat, kami hanya pegangan pakai tambang," kata pria berusia 47 tahun itu.

Petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Mampang Prapatan Kaslim M, mengatakan bahwa banjir juga tidak hanya merendam kawasan Jalan Bangka XI Ujung, namun juga melanda kawasan Warung Buncit, Pasar Jagal, Kebalen 7, dan perumahan Pondok Karya. Dia menuturkan, tingginya curah hujan membuat kawasan itu terendam dengan variasi genangan dari 80-100 sentimeter (cm).

"Tidak menentu, kadang dua meter, paling tinggi ada sekitar dua meter. Itu dari kali ya. Kalau di pekarangan rumah sekitar 80-100 cm kurang lebih," kata dia.

Hingga saat ini, sebanyak empat petugas UPK Badan Air masih bersiaga. Mereka membersihkan puing-puing sampah yang terbawa arus banjir.

Sementara itu, di Jakarta Timur, banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan. Berdasarkan pantauan pada pukul 18.00 WIB, banjir setinggi sekitar 40 cm menggenangi Jalan Ahmad Yani, Pulogadung.

Baca Juga

"Tadi, airnya lumayan tinggi. Saya dari arah Senen mau ke Jatibening. Tadi sempat mati mesin karena lewat banjir," kata salah satu pengendara motor, Suroto.

Banjir juga menggenang ruas Jalan Bojana Tirtadi Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung dengan ketinggian sekitar 50 cm. Banjir di ruas jalan itu disebabkan oleh saluran air dan kali yang tidak mampu menampung debit air akibat hujan deras.

"Tadi,genangannya lumayan dalam, sekitar setengah meter. Motor saya dorong karena mati mesinnya," ujar salah satu pengendara motor, Sholeh.

Sementara itu, Jalan D.I Panjaitan juga terpantau terendam banjir setinggi sekitar 30 hingga 50 cm. Jalan tersebut kerap kebanjiran saat hujan akibat sistem drainase yang buruk. Akibat banjir, arus lalu lintas dari arah Cawang menuju Pulogadung terpantau sedikit tersendat.

Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto, mengatakan, pihaknya sudah mengimbau kepada suku dinas terkait meminimalisir dampak genangan dan banjir di DKI Jakarta. Menurut dia, Pemerintah Provinsi DKI juga telah menyiapkan seluruh personel dan peralatan pendukung.

"Kami menyiagakan seluruh personel dan peralatan serta berkoordinasi dengan seluruh pihak saat hujan turun untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada agar genangan atau banjir cepat surut, terutama di wilayah atau titik rawan banjir. Kami memprioritaskan keselamatan warga," ujar Sabdo dalam keterangannya, Jumat (12/11).

Menurut Sabdo, Dinas Sumber Daya Air (SDA) telah mengerahkan petugas dan menyediakan peralatan yang diperlukan sebagai upaya penanggulangan, pengamatan terhadap keadaan bangunan/fisik, pintu air, serta pengamatan ketinggian permukaan air sungai di hulu dan permukaan di pintu air serta waduk. Dinas tersebut juga akan menetapkan kondisi status siaga bencana.

"Dinas SDA akan memerintahkan kepada petugas pintu air untuk melakukan tindakan membuka atau menutup pintu air berdasarkan debit air serta memastikan kondisi pintu air dalam keadaan baik, menggerakkan serta membagikan peralatan dan bahan pengendali bencana banjir, juga memonitoring prakiraan cuaca berdasarkan informasi dari BMKG," ujar Sabdo.

 
Berita Terpopuler