Aliran Sungai Citanduy Sementara Dialihkan

Pengalihan aliran Sungai Citanduy karena ada pengerjaan Bendungan Leuwikeris.

Republika/Bayu Adji P
Suasana pembangunan Bendungan Leuwikeris di antara Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, Rabu (13/10).
Rep: Bayu Adji P Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Pembangunan Bendungan Leuwikeris yang terletak di antara Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya mulai memasuki tahap pengerjaan konstruksi utama bendungan. Karena itu, aliran Sungai Citanduy yang melintasi bendungan, tepatnya di Desa Handapherang, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, harus dialihkan sementara selama pengerjaan bendungan.

Wakil Bupati Ciamis, Yana D Putra mengatakan, dengan dilakukanya river diversion atau pengalihan aliran Sungai Citanduy itu diharapkan pekerjaan kontruksi utama bendungan dapat selesai sesuai dengan target yang direncanakan. "Insyaallah rencananya tahun 2023 Bendungan Leuwikeris sudah dapat diresmikan dan dimanfaatkan airnya oleh masyarakat Kabupaten Ciamis khususnya dan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya serta masyarakat Kota Banjar," kata Yana dalam acara peresmian pengalihan aliran Sungai Citanduy, Jumat (12/11).

Wabup manilai, Kabupaten Ciamis khususnya Kecamatan Lakbok dan Purwadadi merupakan salah satu daerah lumbung padi di Jawa Barat (Jabar) dan juga nasional. Artinya, keberadaan Bendungan Leuwikeris akan sangat membantu kecukupan air irigasi di dua wilayah itu.

Ia berharap, Bendungan Leuwikeris dapat menyuplai air irigasi khususnya daerah irigasi di Lakbok utara dengan luas areal 6.600 hektare. Selain itu, juga mencukupi daerah irigasi Lakbok selatan dengan luas areal 4.600 hektare.

"Dengan begitu tentu dapat membantu masyarakat petani di daerah tersebut dalam meningkatkan intensitas tanam padinya, jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali bertanam dalam satu tahun. Juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya," ujar dia.

Yana menilai, Bendungan Leuwikeris tak hanya dapat mencukupi suplai air untuk daerah irigasi. Manfaat lain yang didapat yaitu tersedianya air baku ketika musim kemarau, menjadi destinasi pariwisata, sebagai sumber daya listrik bagi pembangkit listrik tenaga air (PLTA), serta bisa menjadi kawasan konservasi air tanah dan perikanan.

Sementara itui, Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air, Eko Winar Irianto mengatakan, pembangunan Bendungan Leuwikeris termasuk salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang tertuang dalam Peraturan Presiden No 109 Tahun 2020. Ia menyebutkan, pembangunan bendungan itu dilakukan sejak November 2016 dan direncanakan selesai pada pertengahan tahun 2023.

Baca Juga

Menurut dia, Bendungan Luewikeris nantinya akan memiliki penampungan 81 juta meter kubik dengan luas area genangan 242 hektare. Serta memiliki dua buah terowongan pengelak, dengan panjang masing-maaing terowongan 1 kilometer.

"Pengelakan sungai ini merupakan salah satu kunci kelancaran dalam suksesnya suatu tahapan dalam pembangunan bendungan. Dengan telah diialihkanya aliran Sungai Citanduy ini ke dua terowongan, maka pengerjaan tubuh bendungan sudah bisa dimulai," ujar dia.
 
Pembangunan Bedungan Leuwikeris setidaknya akan memiliki lima manfaat. Pertama, air dari bendungan itu akan mengairi daerah irigasi seluas 11.216 hektare. Kedua, akan menyediakan air baku di Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis, sebesar 845 liter per detik.

Ketiga, Bendungan Leuwikeris akan mereduksi banjir periode 25 tahun sebesar 11,7 persen atau dari 509,7 meter kubik per detii menjadi 450,02 meter kubik per detik. Keempat, dapat menghasilkan daya listrik sebesar 20 megawatt. Terakhir, meningkatkan potensi pariwisata di daerah sekitar.

Berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, wilayah sungai seluas sekitar 48 ribu hektare itu memiliki ketersediaan air sebesar 5,3 miliar meter kubik per detik atau setara dengan debit 170 meter kubik per detik. Sementara dari rencana penyediaan air wilayah Sungai Citanduy pada 2014, kebutuhan air irigasi, RKI, dan kebutuhan lainnya, memiliki total 86,73 meter kubik per detik. Namun, kebutuhan air yang dapat terpenuhi hanya 78,30 meter kubik per detik.

Kekurangan air itu umumnya terjadi pada Agustus hingga November, yang berdampak pada pola tanam irigasi. Di sisi lain, ketika musim hujan sering terjadi banjir di beberapa wilayah sekitar Sungai Citanduy. Pembangunan Bendungan Leuwikeris, yang berlokasi di antara wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, disebut sebagai solusi atas sejumlah permasalahan tersebut.


 
Berita Terpopuler