Mengenal Keluarga Imam Bukhari

Imam Bukhari dikenal dengan karya-karyanya di bidang hadist

Uttiek M Panji Astuti
Makam Imam Bukhari
Rep: Imas Damayanti Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badhdizbah atau yang biasa dikenal dengan nama Imam Bukhari merupakan seorang maestro hadis. Melihat sepak terjang beliau, perli kiranya umat Islam untuk mengenal lebih jauh tentang keluarga Imam Bukhari.

Baca Juga

Imam Bukhari dikenal dengan karya-karyanya di bidang hadist dengan cara mencari ilmu ke berbagai tempat dan guru. Mohammed Nabiel dalam buku Al-Bukhari dan Metode Kritik Hadis menyampaikan tentang profil keluarga Imam Bukhari satu per satu.

Pertama, ayah Imam Bukhari. Ayahnya bernama Abu Al-Hasan Ismail bin Ibrahim bin Mughirah. Ia dikenal sebagai ahli hadis. Ibnu Hibban mencantumkan biografinya dalam kitab As-Siqot. Ibnu Hibban juga mengatakan bahwa Ismail bin Ibrahim merupakan orang tua Al-Bukhari masuk dalam thabaqot keempat.

Beliau mengambil periwayatan dari Hammad bin Zayd, Jafar Al-Baikandi, dan Malik. Begitu juga para penduduk Irak mengambil periwayatan darinya. Imam Bukhari sendiri menyebut nama ayahnya dengan sebutan Ismail bin Ibrahim dalam Tarikh Al-Kabir.

Kedua, ibu Imam Bukhari. Ibunda Imam Bukhari dinilai sebagai wanita yang taat dalam beribadah, mustajab ad-dakwah, dan memiliki karomah. Disebutkan bahwa ketika Imam Bukhari masih kecil dan mengalami kebutaan, sejak saat itu tiada hari bagi ibunda Imam Bukhari kecuali bermunajat dengan doa-doanya.

Hingga pada suatu malam ibunya bermimpi bertemu dengan Nabi Ibrahim AS, beliau berkata, “Allah SWT telah mengembalikan penglihatan anakmu karena engkau sering menangis dalam doamu,”.

 

 

Saat pagi harinya, Allah SWT benar-benar mengembalikan penglihatan Imam Bukhari. Terkait nama sang ibunda, belum ada sejarawan Muslim yang mencatatkan nama ibunda beliau.

Ketiga, kakek Imam Bukhari. Nama kakek Imam Bukhari adalah Ibrahim bin Al-Mughirah. Namun sosoknya hanya diketahuo sebatas namanya saja, bahkan tidak ada satu pun riwayat tentang kakek Imam Bukhari yang sampai pada umat Islam saat ini. Terutama tentang bagaimana kehidupan serta kredibilitas keilmuan yang dimilikinya.

Keempat, buyut Imam Bukhari. Buyut Imam Bukhari bernama Al-Mughirah yang mulai masuk Islam pada masa kepemimpinan Al-Yaman Al-Ju’fi. Al-Yaman Al-Ju’fi adalah buyut dari Abdullah bin Muhammad bin Jafar bin Yaman Al-Bukhari Al-Ju’fi.

Kelima, ayah buyut Imam Bukhari. Para ahli sejarah telah mencatat bahwa terkait nama kakek Al-Bukhari yang ketiga, terdapat banyak riwayat yang berbeda. Ada yang menyebut Bardizbah, Badhdizbah, dan Bardizabah. Nama yang terakhir lebih disepakati oleh ahli sejarah dibandingkan dua nama sebelumnya.

Sedangkan Badhdizbah merupakan dialek bahasa Bukhara yang memiliki arti petani (al-zarra) dalam bahasa Arab. Buyut Imam Bukhari bernama Bardizbah merupakan putra dari Badhidhbah seperti yang disampaikan Al-Subki.

 

Al-Subki dalam Thabaqot Al-Kubra mengatakan, “Hanya saja, para ahli sejarah kebanyakan mencukupkan nasabnya sampai Bardizbah saja. Keduanya adalah orang Persia asli, bukan orang Arab. Bahkan selama hidupnya, dia penganut agama Majusi. Lebih-lebih info semacam ini ditulis sendiri oleh Al-Bukhari dalam karya autobiografinya yang berjudul At-Tarikh As-Shaghir,”.

Keenam, saudara Imam Bukhari. Imam Bukhari hanya memiliki satu saudara bernama Ahmad bin Ismail yang berumur lebih tua dari Imam Bukhari. Terakhir kali Imam Bukhari bersama saudaranya tersebut adalah pada saat menunaikan ibadah haji bersama ibunya tepatnya pada tahun 210 Hijriyah.

Kemudian Imam Bukhari menetap di Makkah dan pergi ke Madinah untuk belajar hadis kepada para ahli hadis, sedangkan saudara dan ibunya kembali ke Bukhara. Tidak lama kemudian, saudaranya tersebut meninggal dunia.

 

 
Berita Terpopuler