Australia Beri Persetujuan Awal Evusheld AstraZeneca

Koktail antibodi Covid-19 AstraZeneca dapat persetujuan awal dari Australia.

EPA-EFE/DAN HIMBRECHTS AUSTRALIA AND NEW ZEA
AstraZeneca merupakan salah satu perusahaan yang sedang mengembangkan koktail antibodi Covid-19, Evusheld.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Koktail atau campuran obat antibodi Covid-19 AstraZeneca mendapat persetujuan awal pendaftaran di Australia, menurut Therapeutic Goods Administration (TGA) pada Selasa. Badan regulator obat Australia itu mengatakan telah memberikan penetapan sementara pekan lalu untuk koktail antibodi Evusheld.

Koktail antibodi tersebut menjadi suntikan pelindung pertama selain vaksin Covid-19. TGA menyebutkan, penetapan sementara itu menjadi langkah awal dalam proses.

TGA kini berharap AstraZeneca akan segera mengajukan permohonan untuk pendaftaran sementara. Penetapan terapi berbasis antibodi diberikan saat Australia menggencarkan vaksinasi.

Campuran dari dua antibodi monoklonal, tixagevimab dan cilgavimab, itu telah ditinjau secara waktu nyata di Eropa sebagai pencegahan Covid-19 pada orang dewasa. Sementara itu, obat tersebut sedang menunggu izin darurat di Amerika Serikat.

Pemerintah Australia belum lama ini meluncurkan vaksin booster Covid-19 di tengah pelonggaran pembatasan. Koktail, yang terbukti efektif sebagai suntikan pencegah pada orang-orang yang tidak terinfeksi, juga terbukti menyelamatkan nyawa sekaligus mencegah penyakit parah ketika diberikan sebagai pengobatan dalam sepekan gejala awal.

Regeneron

Sementara itu, perusahaan farmasi Regeneron Pharmaceuticals pada Senin mengklaim bahwa campuran obat antibodi dosis tunggal buatannya mampu mengurangi risiko terpapar Covid-19 hingga 81,6 persen. Proteksi tersebut berlangsung selama dua hingga delapan bulan, menurut hasil uji coba tahap akhir.

Baca Juga

"Hasil pengujian menunjukkan bahwa obat antibodi, REGEN-COV, berpotensi memberikan imunitas tahan lama terhadap infeksi Covid-19, kata Myron Cohen, dikutip Reuters, Senin.

Cohen adalah sosok yang memimpin upaya pengembangan antibodi monoklonal untuk Jaringan Pencegahan Covid-19 yang disponsori oleh National Institute of Health Amerika Serikat. Kekebalan seperti itu sangat penting bagi penderita gangguan imunitas dan orang-orang yang tidak merespons vaksin, menurut Regeneron.

Pengobatan itu sebelumnya menunjukkan pengurangan risiko sebesar 81,4 persen selama bulan pertama setelah diberikan. Selama masa evaluasi delapan bulan, tidak ada pasien Covid-19 rawat inap dalam kelompok penerima REGEN-COV.

Dari kelompok plasebo, ada enam orang yang dirawat inap, menurut Regeneron. Regulator kesehatan AS pada Juli memperluas otorisasi REGEN-COV untuk digunakan sebagai obat pencegahan pada orang yang melakukan kontak dengan orang terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.

REGEN-COV juga dapat dikonsumsi orang yang berisiko tinggi terpapar Covid-19 di tempat-tempat seperti panti wreda atau penjara. REGEN-COV mengantongi izin regulator AS pada November 2020 untuk menyembuhkan kasus Covid-19 ringan hingga sedang.

FDA menyebutkan bahwa antibodi monoklonal, casirivimab dan imdevimab, harus diberikan bersamaan untuk pengobatan Covid-19 ringan hingga sedang pada orang dewasa. FDA mengatakan, antibodi tidak diizinkan bagi pasien Covid-19 rawat inap atau pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen.

 

 

DXP-604

Para peneliti di China membuat kemajuan dalam mengembangkan obat untuk mengatasi infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Beberapa obat antibodi yang menetralisir virus muncul sebagai kandidat yang menjanjikan dalam uji klinis.

Menurut ahli biokimia Sunney Xie, tim peneliti telah menemukan antibodi penetral spektrum penuh yang telah menangani semua varian baru yang diketahui dalam eksperimen laboratorium. Antibodi ini dikenal DXP-604, yang sangat kuat sehingga kemungkinan akan mengobati mutasi Covid-19 apapun.

Obat baru dari DXP-604 tersebut saat ini telah menunjukkan tingkat efektivitas yang baik dalam uji klinis fase kedua. Pada 2 November, obat ini telah diberikan kepada 14 pasien Covid-19 di Rumah Sakit Ditan di Ibu Kota Beijing.

Sementara itu, Brill Biosciences belum lama ini mengumumkan telah mengajukan aplikasi untuk otorisasi penggunaan darurat dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) untuk terapi yang menggabungkan dua antibodi penetral, yaitu BRII-196 dan BRII-198.

Rakyat Ketiga di Shenzhen.

Sejauh ini, Brii Biosciences mengatakan hasil uji klinis fase ketiga di luar negeri telah menunjukkan bahwa obat tersebut dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian dari pasien Covid-19 hingga 78 persen. Banyak peserta yang terdaftar dalam uji coba yang dilaporkan terinfeksi dengan varian Delta.

Hong Zhi, ketua dan kepala eksekutif perusahaan, mengatakan bahwa sementara ini vaksinasi tetap menjadi senjata utama dalam melawan virus corona baru. Terapi antibodi memicu respons imun lebih cepat dan merupakan pengobatan yang paling tepat bagi pasien Covid-19, termasuk yang belum mengalami gejala apapun.

 
Berita Terpopuler