Taliban Klaim 55 Pejuang ISIS di Afghanistan Menyerah

Taliban mengklaim bahwa lebih dari 50 militan ISIS menyerah.

EPA-EFE/STRINGER
Seorang Taliban berjaga di luar rumah sakit militer, sehari setelah ledakan bom dan serangan militan ISIS, di Kabul, Afghanistan, Rabu (3/11/2021).
Rep: Rizki Jaramaya Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mengklaim bahwa lebih dari 50 militan ISIS di provinsi Nangarhar, timur Afghanistan telah menyerah. Sebuah pernyataan resmi dari markas intelijen Taliban di ibu kota provinsi, Jalalabad, mengatakan, 55 pejuang yang terkait dengan kelompok teroris ISIS telah meletakkan senjata mereka.

Baca Juga

Kepala Direktorat Keamanan Nasional di Nangarhar, Bashir, memberikan pengampunan bersyarat melalui mediasi oleh tetua suku. Pengampunan bersyarat diberikan kepada mantan pejuang ISIS yang telah melakukan kegiatan destruktif di wilayah Kot, Spin Ghar, dan Achin. 

"Jika ada (di antara para pejuang) yang melanggar (perjanjian itu) akan ada tindakan hukum yang tegas (terhadap mereka)," kata Bashir, dilansir Anadolu Agency, Ahad (7/11).

Para militan ISIS yang menyerah telah menyesali tindakan mereka di masa lalu. Mereka berjanji akan hidup damai di bawah Islamic Emirate. Pekan lalu, 65 militan ISIS di Nangarhar telah menyerah kepada Taliban.

Awal bulan ini, Taliban mengklaim telah membongkar tempat persembunyian ISIS di ibu kota Kabul. Beberapa hari kemudian, kelompok ISIS mengklaim bom bunuh diri besar-besaran di Kandahar. Mereka juga mengklaim telah mengatur pembunuhan yang ditargetkan di provinsi Nangarhar dan Parwan, termasuk termasuk bom bunuh diri besar lainnya di sebuah masjid komunitas Syiah di provinsi Kunduz utara, yang menewaskan lebih dari 100 orang.

 

 

Pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhunzada, telah memperingatkan bahwa mungkin ada entitas tidak dikenal atau penyusup untuk mengacaukan kepemimpinan Taliban di Afghanistan. Peringatan tersebut disampaikan secara luas di media sosial Taliban pada Kamis (4/11).

Kepemimpinan Taliban telah berulang kali memperingatkan bahwa, ada penipu dan penjahat bergabung dengan kelompoknya sebagai upaya untuk merusak citra mereka. Pada bulan September, penjabat Menteri Pertahanan Mullah Mohammad Yaqoob menyuarakan keprihatinan tersebut dalam sebuah pesan audio.

“Ada beberapa orang jahat dan korup yang ingin bergabung dengan kami untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri atau untuk mencemarkan nama baik kami dan membuat kami terlihat buruk,” kata Yaqoob, dilansir Aljazirah.

Yaqoob yang merupakan putra pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar, mengatakan, Taliban akan menangani setiap penyusup. Taliban mengumumkan amnesti nasional dan berjanji untuk mengizinkan perusahaan media swasta tetap beroperasi secara bebas dan independen. Namun, ada beberapa laporan tentang beberapa pejuang Taliban yang diduga melakukan pelecehan terhadap jurnalis, bahkan menyita properti secara paksa di beberapa provinsi.

Menyusul laporan tersebut, pada akhir September kantor Akhunzada mengeluarkan dekrit yang melarang anggota Taliban memasuki rumah dan kantor di Kabul atau sekitarnya dengan dalih memeriksa kendaraan atau peralatan. Menurut pernyataan kantor Akhunzada, pemimpin Taliban tidak mengizinkan para anggotanya untuk mengambil kendaraan atau peralatan atas nama pemerintah Afghanistan. Namun, ada laporan lanjutan tentang pejuang Taliban yang memaksa ratusan keluarga keluar dari rumah mereka di provinsi tengah Daikondi.

 

 

Dalam beberapa bulan terakhir, Taliban telah memperluas perekrutannya karena berusaha memenuhi janji untuk menjaga keamanan di Afghanistan. Tetapi Taliban telah menghadapi serangkaian serangan mematikan dari kelompok ISIS di Provinsi Khorasan atau dikenal sebagai ISIS-K.

Pada Selasa (2/11), terjadi serangan di rumah sakit militer Kabul yang menewaskan setidaknya 19 orang. Kelompok ISIS-K mengklaim serangan tersebut. Kantor berita resmi Bakhtar mengutip saksi mata melaporkan, sejumlah pejuang ISIS memasuki rumah sakit dan terlibat bentrok dengan pasukan keamanan. Seorang petugas kesehatan yang berhasil melarikan diri dari lokasi, mengatakan, dia mendengar ledakan besar diikuti oleh tembakan beberapa menit kemudian.  

Petugas kesehatan tersebut mengatakan, sekitar sepuluh menit kemudian, terjadi ledakan kedua yang lebih besar.  

 

Ledakan itu menambah daftar serangan dan pembunuhan, sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus lalu. Sejak Taliban kembali berkuasa, ISIS telah melakukan serangkaian serangan, termasuk serangan terhadap masjid dan target lainnya. Rizky Jaramaya/Reuters

 
Berita Terpopuler