Ikan Busuk Mulai dari Kepala, Para Kapolres Pun Dicopot

Kapolri copot pejabat polisi di beberapa daerah yang dinilai melakukan pelanggaran.

istimewa
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Febryan A

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mencopot tujuh pejabat kepolisian dari beberapa wilayah. Pencopotan tujuh pejabat kepolisian ini tertuang dalam surat telegram nomor nomor ST/2279/X/KEP./2021 per tanggal 31 Oktober 2021, ditandatangani oleh AS SDM Polri Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri, yang diterima awak media pada Senin (1/11) malam.

Tujuh pejabat kepolisian tersebut, yakni Kombes Pol Franciscus X Tarigan, Dirpolairud Polda Sulbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan). Kedua, AKBP Deni Kurniawan, Kapolres Labuhan Batu Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

Kemudian, AKBP Dedi Nur Andriansyah, Kapolres Pasaman Polda Sumbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan). Lalu keempat, AKBP Agus Sugiyarso, Kapolres Tebing Tinggi Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan). Kelima, AKBP Jimmy Tana, Kapolres Nganjuk Polda Jatim ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

Kemudian yang keenam, AKBP Saiful Anwar, Kapolres Nunukan Polda Kaltara ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan). Serta yang ketujuh, AKBP Irwan Sunuddin, Kapolres Luwu Utara Polda Sulsel ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

"Ya ini tentunya sebagaimana komitmen dan pernyataan Pak Kapolri, soal 'ikan busuk mulai dari kepala', kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga serta semangat dari konsep Presisi," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Argo Yuwono.

Menurut Argo, komitmen Kapolri tersebut bertujuan untuk perbaikan Polri lebih baik lagi."Jelas untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menuju Polri yang jauh lebih baik lagi," ujar Argo.

Dengan adanya keputusan tersebut, Argo menegaskan, seluruh personel Polri harus mampu memiliki jiwa kepemimpinan yang mengayomi dan melayani masyarakat dan anggota dengan sangat baik serta menjadi prioritas. Argo berharap, dengan adanya komitmen ini, bisa menjadi efek jera bagi siapapun personel Kepolisian yang melanggar aturan.

"Jadilah pemimpin yang teladan, bijaksana, memahami, mau mendengar, tidak mudah emosi, dan saling menghormati. Dengan begitu, Polri ke depannya akan semakin mendapatkan kepercayaan di masyarakat," ujar Argo.

In Picture: Evakuasi Warga Korban Banjir di Dumai

Anggota polisi menggendong seorang bocah yang terjebak banjir di Kelurahan Bukit Datuk Dumai, Riau, Sabtu (30/10/2021). Otoritas keamanan dan badan penanggulangan bencana di daerah tersebut mengevakuasi ratusan pengungsi dari 3.095 korban terdampak banjir di Kecamatan Dumai Selatan ke tenda-tenda darurat - (ANTARA/Aswaddy Hamid)

Sebelumnya, pada acara penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61, dan Sespimma Polri angkatan ke-66, Rabu (27/10), Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyinggung soal kepemimpinan.

Dalam arahanya, Sigit mengutip peribahasa, 'ikan busuk mulai dari kepala'. Atau dengan kata lain, segala permasalahan internal di kepolisian, dapat terjadi karena pimpinannya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya.

"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga," kata Sigit.

Menurut Sigit, pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Karena pemimpin tidak mungkin diikuti kalau tidak memulai yang baik.

"Pemimpin tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri. Ini yang saya harapkan rekan-rekan mampu memahami. Hal yang dijalankan penuh keikhlasan akan menjadi buah keikhlasan. Tolong ini diimplementasikan bukan hanya teori dan pepatah," papar Sigit.

Sebagai Kapolri, Sigit memastikan, dirinya beserta pejabat utama Mabes Polri memiliki komitmen untuk memberikan reward (ganjaran) bagi personel yang menjalankan tugasnya dengan baik dan bekerja keras untuk melayani serta mengayomi masyarakat.

"Saya dan seluruh pejabat utama memiliki komitmen kepada anggota yang sudah bekerja keras di lapangan, kerja bagus, capek, meninggalkan anak-istri. Akan selalu komitmen berikan reward, kalau saya lupa tolong diingatkan," ucap Sigit.

Namun sebaliknya, Sigit menegaskan, sanksi tegas akan diberikan kepada seluruh personel yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, atau melanggar aturan yang ada. Bahkan, Sigit tak ragu untuk menindak tegas pimpinannya apabila tidak mampu menjadi tauladan bagi jajarannya, apabila ke depannya masih melanggar aturan.

Menurut Sigit, semua itu dilakukan untuk kebaikan Korps Bhayangkara ke depannya. "Namun terhadap anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada organisasi maka jangan ragu melakukan tindakan. Kalau tak mampu membersihkan ekor maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan dan pahami setiap masalah dan suara masyarakat agar kita bisa ambil kebijakan yang sesuai," tutup Sigit.

Salah satu kapolda yang merespons instruksi Kapolri adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Dia pun telah memberikan arahan kepada jajarannya terkait perbaikan disiplin para anggota.

Baca Juga

"Saya bilang tadi sama Pak Dirlantas, Pak Kapolri sudah memerintahkan 'kalau tidak mau memotong ekornya yang busuk kepalanya saya potong'. Kalau saya, saya tambahkan, saya blender kepalanya sekalian yang busuk itu," kata Fadil di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (30/10).

Fadil menerangkan, semua direktur, kapolres, dan kepala satuan di Polda Metro Jaya harus meningkatkan pengawasan terhadap anggotanya. Para pimpinan juga harus terus melatih kedisiplinan dan kemampuan anggotanya.

Jika para pimpinan di Polda Metro Jaya tak bisa mendisiplinkan anggotanya, maka akan diberikan sanksi tegas. "Kalau salah anggota ya salah kamu berarti, kamu tidak lakukan pembinaan yang memadai," ungkap Fadil.

Fadil juga akan mengevaluasi sejumlah tim patroli malam seperti tim Raimas Backbone Polres Jakarta Timur hingga tim Jaguar Polresta Depok. Dia tak ingin ada lagi tim patroli yang bertindak semena-mena.

"Saya rencananya akan mengumpulkan patroli roda dua, nanti saya akan berikan pelatihan khusus. Saya akan siapkan helmnya, kendaraannya, senjatanya," kata Fadil.

Fadil bilang, pihaknya juga akan mempersiapkan SOP khusus bagi tim patroli malam ini. Tujuannya, agar mereka menjalankan tugas sesuai prosedur dan tidak semena-mena.

"Supaya jangan ada lagi ada (tim) Jaguar, Kobra, apalagi itu tim ketupat sayur, tim lele apa itu macam-macam (yang) akhirnya dia tumbuh berkembang sendiri suka-suka dia," ujarnya.

Tim patroli malam ini, lanjut Fadil, juga akan diberikan pemahaman terkait HAM dan prosedur penggeledahan. "Dia sudah mengerti tentang HAM, dia sudah mengerti tentang perspektif komunikasi dan kejahatan dan bagaimana dia mengecek identitas kalau ketemu orang mabuk, bagaimana dia mengecek kadar alkohol dalam darahnya apa, enggak seperti sekarang debat kusir, enggak jelas," ucapnya.

"Demikian juga dia memahami undang-undang yang melekat pada dirinya. Menggeledah orang memeriksa orang yang namanya tertangkap tangan dan sebagainya," imbuhnya.

Sebelumnya, Bintara Unit (Banit) 51 Unit Dalmas Satuan Sabhara Polres Metro Jakarta Timur (Polrestro Jaktim), Aipda Monang Parlindungan Ambarita dimutasi menjadi Bintara Bidang Humas Polda Metro Jaya. Dia dimutasi usai video yang menayangkan dirinya membentak seorang remaja yang menolak ponselnya diperiksa, viral di media sosial. Malam itu, Ambarita sedang melakukan patroli bersama Tim Raimas Backbone.

Sanksi Berat Polisi Smackdown Mahasiswa - (Infografis Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler