Ganjar atau Puan, Siapa akan Dapat Golden Ticket dari Mega

Megawati Soekarnoputri punya kewenangan penuh putuskan Capres yang akan diusung PDIP.

Republika/Fitriyanto
Puan Maharani dan Ganjar Pranowo
Rep: Nawir Arsyad Akbar, Rizkyan Adiyudha, Rizky Suryarandika, Antara Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 1 Desember mendatang. Salah satu agenda yang dibahas adalah terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, dan tidak menutup kemungkinan juga akan membahas soal pemilihan presiden (Pilpres).

Baca Juga

"Pasti lah (membahas Pemilu 2024). Kalau parpol itu apa sih, salah satu yang paling penting kan elektoral, itu salah satunya ya," ujar Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, Bambang Wuryanto, menjawab apa saja agenda Rakernas.

Dalam Rakernas tersebut, pengurus tingkat pusat, daerah, dan fraksi yang ada di parlemen akan melaporkan hal-hal yang terkait dengan elektoral. Dari laporan tersebut, akan dievaluasi apakah sesuai dengan peta jalan partai yang telah disusun sebelumnya.

"Jadi ada evaluasi kepada fraksi dan kemudian fraksi akan memaparkan roadmapnya sampai kepada Pileg, Pilpresnya. Bahwa apakah itu nanti akan dibahas soal calon, saya kira itu ibu Ketum," ujar Bambang.

Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu melanjutkan, terkait Pilpres termasuk menentukan siapa calon presiden (Capres) dan Cawapres, merupakan ranah dan kewenangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hal itu merupakan salah satu poin yang diputuskan dalam Kongres ke-5 di Bali pada Agustus 2019 silam.

Bambang melanjutkan, Megawati Soekarnoputri belum memberikan instruksi untuk tugas-tugas terkait pemenangan Pilpres 2024. Karena itu, hingga saat ini yang dilakukannya hanya sebatas menkonsolidasi dan merapatkan barisan para kader. Menurut Bambang, PDIP tidak tergesa-gesa untuk memutuskan siapa Capres atau Cawapres yang akan diusung, karena memiliki modal suara sebesar 19,33 persen untuk menghadapi Pilpres mendatang, yang merupakan hasil dari Pemilu edisi sebelumnya. Artinya, PDIP hanya butuh satu dukungan partai politik lagi, untuk bisa mengusung calon presiden.

"Perlu dipahami, PDIP adalah satu-satunya partai yang memegang golden ticket untuk bisa mencalonkan sendiri pileg dan pilpres," ujar Bambang di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/11).

 
 

Kepatuhan untuk mengikuti hasil Kongres ke-5 di Bali yang menyerahkan urusan Capres-Cawapres kepada Megawati juga disampaikan para Ketua Dewan Perwakilan Daerah PDIP. Mereka mengaku akan tetap melakukan konsolidasi, tanpa terpengaruh isu capres-cawapres yang akan diusung di Pemilu 2024 mendatang. 

"Yang penting tugas kami adalah siapkan struktur dan gerak pemenangan. Sebagai petugas partai, kami siap melaksanakan instruksi agar di lapangan kami siap melaksanakan pemenangan," kata Ketua DPD PDIP Provinsi Aceh, Muslahuddin Daud, Ahad (31/10) lalu.

Ketua DPD PDIP Nusa Tenggara Barat (NTB) Rachmat Hidayat mengaku tengah melakukan arahan DPP untuk mengonsolidasikan seluruh kekuatan struktur serta kader. Dia mengaku tidak memusingkan pencalonan pasangan kepala negara karena itu isu yang sengaja digaungkan pihak tertentu untuk mengganggu konsolidasi PDIP.

"Tapi kami pastikan kami tak terganggu isu capres-cawapres. Kami di NTB fokus dan tak buru-buru soal capres-cawapres. Itu hak prerogatif ketua umum," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPD PDIP Jawa Barat (Jabar) Ono Surono. Ia mengatakan pihaknya akan segera melaksanakan safari politik ke Jabar bagian Selatan guna memperkuat konsolidasi di daerah tersebut. Menurutnya, soal capres-cawapres tidak lebih penting dari pada konsolidasi struktur, mesin kepartaian, dan pengorganisasian rakyat.

Sekretaris Jendral PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan, konsidasi itu membuktikan soliditas seluruh kader dan struktur partainya di pusat maupun daerah. Dia menegaskan, kunci kemenangan pemilu 2024 diraih melalui konsolidasi serta pengorganisasian rakyat secara langsung di kehidupan sehari-hari.

"Seperti yang selalu dipesankan oleh Megawati, bahwa menjaga kepercayaan rakyat adalah Hal utama. Dan itu bukan dilakukan dengan pencitraan tokoh semata," katanya.

 

Berbeda dengan di internal PDIP, kondisi ekternal terkait Capres dari PDIP semakin menghangat. Relawan dari dua tokoh yang diprediksi punya peluang besar diusung PDIP yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo telah mendeklarasikan dukungan terhadap kedua nama itu. Terbaru, Relawan Puan Maharani (RPM) mendeklarasikan Puan Maharani for Presiden 2024 pada akhir bulan lalu.  

Deklarasi ini dilakukan secara serentak di 30 kota di Indonesia. Ketua Umum RPM 2024 Budi Santoso mengungkapkan alasannya mendukung Puan Maharani sebagai capres pada Pilpres 2024 karena merupakan sosok pemimpin yang mampu menjawab setiap tantangan bangsa Indonesia pada masa-masa mendatang.

Sebelumnya, kelompok yang pernah mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada ajang Pilpres, yakni Jokowi Mania (JokoMan), mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar Pranowo maju sebagai Capres di Pilpres 2024. JokoMan bahkan mengklaim jika Ganjar adalah the next Jokowi. "Kami dukung Ganjar Pranowo pengganti Jokowi di 2024," kata Ketua Jokowi Mania Imanuel Ebenezer dihubungi di Jakarta, Jumat .Alasannya, kata Ebenezer, Ganjar memiliki integritas, sosok pekerja, dan memiliki komitmen untuk kebinekaan.

Ketua Bapppilu DPP PDIP, Bambang Wuryanto, mengatakan kelompok-kelompok relawan yang mendeklarasikan Ganjar Pranowo maupun Puan Maharani tidak ada hubungannya dengan partai. "Ada deklarasi ke Mbak Puan, juga Mas Ganjar, itu kan relawan. Orang-orang yang punya kedekatan, kami (PDIP) tidak tahu tentang itu," ucapnya.

Sementara pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, menilai bukan tidak mungkin Capres dari PDIP juga dipengaruhi dukungan dari Presiden Jokowi. Menurutnya Capres yang didukung Presiden Jokowi akan mendapat keuntungan elektoral.

Karyono menilai Jokowi masih punya peranan di Pilpres 2024 walau bukan pimpinan Partai Politik. Ia menilai sikap dukungan Jokowi nanti akan berpengaruh pada Pilpres 2024. "Secara politik sebagai presiden, Jokowi memiliki pengaruh cukup kuat di dalam konfigurasi dan konstetasi 2024," kata Karyono, Ahad (31/10).

Karyono menyinggung Jokowi ialah Presiden yang menjabat dua periode. Jokowi pun masih menjabat sebagai Presiden ketika Pilpres 2024 berlangsung.  "Saya menduga Presiden bisa menjadi king maker dalam pertarungan 2024. Jokowi bisa menjadi bandul politik, artinya dukungan pak Jokowi kepada siapa pun itu masih memiliki pengaruh," ujar Karyono.

Karyono mengatakan, peluang Ganjar dan Puan untuk mendapatkan dukungan dari Jokowi masih sama besar. "Dengan Pak Ganjar Jokowi memiliki kedekatan beberapa kali Kunker ke Jateng, begitu pula dengan Puan Maharani," ujarnya.

 

Walau demikian, Karyono menyebut dukungan Jokowi bisa dilakukan secara terang-terangan atau diam-diam.  "Saya yakin beliau pasti akan bersikap. Kan Presiden sempat bilang pada pendukungnya, bahwa untuk Pilpres 2024 sabar menunggu," sebut Karyono.

 
Berita Terpopuler