Ilmuwan Ungkap Sinyal Radio Misterius dari Proxima Centauri

Ilmuwan menangkap sinyal palsu dari Proxima Centauri.

wikipedia
Proxima Centauri.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tahun lalu, ilmuwan melaporkan adanya bukti sinyal radio luar angkasa dari Proxima Centauri, bintang terdekat dengan Bumi. Kini, ilmuwan mengatakan bahwa sinyal radio itu kemungkinan hanya gangguan dari teknologi manusia.

Baca Juga

Sinyal misterius pertama kali terdeteksi pada 2020 oleh proyek Breakthrough Listen. Projek ini mencari alien dengan cara berburu gelombang radio dan bukti lain dari teknologi luar angkasa. Inisiatif ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teleskop radio terbesar di dunia untuk menangkap data di seluruh petak spektrum radio yang luas ke arah berbagai target langit.

Salah satu target Breakthrough Listen adalah Proxima Centauri. Bintang yang terletak lebih dari 4 tahun cahaya dari Bumi itu merupakan bintang kerdil merah yang memiliki dua eksoplanet.

Para peneliti memindai Proxima Centauri melintasi rentang frekuensi 700 megahertz hingga 4 gigahertz dengan resolusi 3,81 hertz. Ini setara dengan menyetel lebih dari 800 juta saluran radio sekaligus, dengan sensitivitas yang luar biasa.

Menggunakan Teleskop Parkes di Australia, salah satu teleskop terbesar di belahan Bumi Selatan, sejak 2016 para ilmuwan telah mendeteksi lebih dari 4,1 juta rentang frekuensi yang memiliki tanda-tanda sinyal radio yang berpotensi signifikan. Namun, setelah analisis selanjutnya, sebagian besar serangan seperti itu biasanya merupakan emisi dari teknologi manusia di Bumi.

Dilansir dari Space, Selasa (26/10), secara khusus, para peneliti mencari sinyal radio yang mungkin berasal dari Proxima Centauri berdasarkan dua kriteria utama. Pertama, mereka melihat apakah frekuensi sinyal terus berubah dari waktu ke waktu. 

Kedua, para peneliti menentukan apakah sinyal yang tersisa tampaknya berasal dari arah Proxima Centauri. Untuk menentukan ini, teleskop menunjuk ke arah bintang dan kemudian menjauh, mengulangi pola “hidup-mati” ini beberapa kali. 

 

Setelah para ilmuwan menerapkan kedua filter ini, mereka selanjutnya secara visual memeriksa 5.160 kandidat yang tersisa untuk menyingkirkan kesalahan umum. Misalnya, terkadang sinyal samar sebenarnya terlihat dalam pengamatan “mati” tetapi tidak cukup kuat untuk dideteksi oleh perangkat lunak analisis data otomatis.

‘Mencari technosignatures adalah upaya ilmiah yang ketat yang menuntut perhatian terhadap detail dan tingkat skeptisisme yang tinggi,” astrofisikawan Andrew Siemion di University of California, Berkeley, peneliti utama Breakthrough Listen, mengatakan kepada Space.

Sinyal yang tersisa, dijuluki BLC1, bertahan selama lebih dari dua jam pengamatan dan tampaknya hanya ada pengamatan “hidup” dari Proxima Centauri.

“BLC1 mewakili sinyal kandidat terbaik yang kami miliki dalam program Listen sejak memulai program pada 2015,” kata Siemion. 

Para ilmuwan merinci temuan mereka dalam dua studi online 25 Oktober di jurnal Nature Astronomy.

Namun, ketika Sofia Sheikh, seorang astronom radio di University of California, Berkeley dan rekan penulis pada kedua studi baru, menggali kumpulan data pengamatan yang lebih besar yang diambil pada waktu lain, dia menemukan sekitar 60 sinyal yang memiliki banyak fitur BLC1 juga terlihat dalam pengamatan “mati”. Ini menunjukkan BLC1 juga bukan technosignature asli.

“Sinyal ini, meskipun dihasilkan oleh gangguan frekuensi radio manusia, secara unik mirip dengan jenis sinyal yang kita harapkan dari luar angkasa,” kata Sheikh.

 “Ini mengelabui algoritme kami untuk menyaring gangguan frekuensi radio, dan kami membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melakukan analisis dan mengumpulkan data untuk memahami itu adalah buatan manusia. Sinyal yang menarik belum pernah diteliti secara menyeluruh dalam sejarah dari SETI (search for extraterrestrial intelligence),” ujarnya.

 

Proyek Breakthrough Listen akan memantau Proxima Centauri dan terus menyempurnakan algoritme untuk meningkatkan kemampuannya dalam membedakan antara sinyal nyata dan palsu.

 
Berita Terpopuler