Boleh Kritik Polisi, Peserta Lomba Mural Kapolri Membludak

Jumlah peserta Bhayangkara Festival Mural melonjak setelah boleh kritik polisi

Republika/Putra M. Akbar
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono melihat seniman menyelesaikan mural pada kegiatan Bhayangkara Mural Festival di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (30/10). Kegiatan lomba mural tersebut diselenggarakan untuk memberikan ruang kebebasan berekspresi bagi seniman dalam menuangkan kreatifitas dan menyampaikan kritik terhadap institusi kepolisian. Republika/Putra M. Akbar
Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Argo Yuwono, mengatakan sebanyak 803 peserta dari seluruh Indonesia mengikuti Bhayangkara Festival Mural 2021 memperebutkan Piala Kapolri. Argo mengatakan, peserta yang mendaftar melonjak drastis setelah ada subtema lomba tentang kritik terhadap Polri.

Baca Juga

"Persiapan lomba satu bulan. Tiga minggu pertama yang mendaftar hanya 18 orang, kamis waswas, waduk kok hanya 18 peserta. Saya menghindar kalau bertemu Pak Kapolri takut ditanya tentang mural," ujar Argo saat memberi sambutan acara puncak Bhayangkara Mural Festival 2021 di Lapangan Bhayangkara, Jakarat Selatan, Sabtu (30/10).

Argo melanjutkan, jumlah peserta mulai melonjak setelah minggu keempat, Kapolri menyampaikan kepada media bahwa mural boleh mengkritik. "Setelah itu muncul banyak sekali yang mendaftar di seluruh polda di Indonesia sebanyak 803 karya," ucap Argo.

Menurut Argo, seni mural memberikan kebebasan bagi pembuatnya untuk mengeksplorasi kreativitas yang dimilikinya guna memenuhi hasrat dan nilai estetis yang dicurahkan pada media permanen. Meskipun beriringan dengan perkembangan zaman yang beralih pada media digital, momentum pergerakan yang terjadi di komunitas mural Indonesia terus memberikan peluang bagi para pegiatnya.

Argo mengatakan, revolusi pola pikir dan kegiatan komunitas mural telah mempertemukan sudut pandang berbeda di luar lingkarannya. Hal tersebut membuat semua aksi yang terjadi patut diapresiasi dan dipublikasikan untuk dapat menginspirasi semangat pergerakan dalam menyampaikan kritik dan pesan positif dalam media mural. "Jadi pendaftar mural ini kemudian mengirim desain kepada panitia, kemudian panitia dari polda menyeleksi dan kemudian mengirim lima pemenang ke Jakarta," jelas Argo.

Setelah di Jakarta, lanjut Argo, akan dilombakan lagi. Seniman melukis ulang sketsanya disaksikan oleh Kapolri. Karya seni peserta dinilai oleh lima orang juri dari luar institusi Polri. "Juri ini sudah kompeten dan memahami mural, kami fasilitasi semuanya. Dewan juri yang profesional yang memilihnya," kata Argo.

Hari ini, kata Argo, ada 80 peserta terbaik yang terpilih dari tingkat polda dan Jabodetabek difasilitasi melukis mural di tingkat Mabes Polri. Selain di tingkat Mabes Polri, ada sekitar 495 peserta mural yang mengikuti festival di tiap-tiap poldayang dilaksanakan serentak hari ini. 

Polri mencatat peserta mural terbanyak ada di wilayah Jawa Tengah sebanyak 73 peserta, Maluku 69 perserta,Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur. "Sebanyak 10 pemenang akan menggambar ulang muralnya di tiang Jalan Layang Non Tol Transjakarta (JLNT) depan Mabes Polri, ada lima tiang, kami sudah izin Pemerintah DKI. Kami berikan ruang bagi tempat mereka yang juara di sini," kata Argo.

 

Kegiatan ini, kata Argo, dilaksanakan di setiap Polda, termasuk menyediakan ruang dan tempat bagi seniman mural untuk mengekspresikan karyanya di tembok, stadion, tembok rumah sakit Polri, dankantor lain. "Jadi masyarakat bisa melihat bahwa antara pemural dengan kepolisian tidak ada batasnya," ujar Argo.

 
Berita Terpopuler