12 Masjid di Malaysia Jadi Tempat Konseling KDRT

Ada 12 masjid di Malaysia menjadi tempat konseling KDRT.

EPA-EFE/AHMAD YUSNI
Umat Islam Malaysia berangkat usai salat Jumat di sebuah masjid di Kuala Lumpur, Malaysia, 01 Oktober 2021. Umat Islam di Kuala Lumpur dan Putrajaya diizinkan untuk mengikuti salat Jumat dengan kapasitas masjid yang sebenarnya dengan tetap menjaga prosedur jarak sosial 1,5 meter.
Rep: Mabruroh Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia membuat program menjadikan masjid sebagai pusat pengaduan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga. Rencananya akan ada 12 masjid yang disiapkan sebagai tempat pengaduan.

Baca Juga

Program ini merupakan inisiatif dari Kementerian Pengembangan Perempuan, Keluarga dan Masyarakat dan Wilayah Federal Departemen Agama Islam (Jawi) dimulai Mei lalu. Inisiatif ini muncul setelah lonjakan kasus kekerasan dalam rumah tangga dilaporkan selama pandemi Covid-19.

Wakil Menteri Pembangunan Perempuan, Keluarga dan Masyarakat Datuk Siti Zailah Mohd Yusoff mengatakan, diskusi dengan beberapa negara bagian termasuk Perlis, Kelantan, Penang dan Negri Sembilan saat ini sedang berlangsung untuk menyelesaikan rincian tertentu. Seperti masjid mana yang harus menjadi pusat transit para korban ini tanpa memandang agama dan jenis kelamin.

Selangor diketahui akan bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk melaksanakan program tersebut.

“Selama ini Perlis sudah mengusulkan dua masjid, sedangkan Kelantan, Penang dan Negri Sembilan sudah menyatakan kesiapannya,” ujar Siti Zailah dilansir dari The Sun Daily, Kamis (28/10).

Dia menambahkan bahwa 12 masjid telah dipilih di Kuala Lumpur dan mereka akan memberikan layanan konseling kepada korban kekerasan dalam rumah tangga. Saat ini ujarnya, baru ada satu korban kekerasan dalam rumah tangga yang mencari perlindungan di masjid Wilayah Federal.

 

 

"Di Wilayah Federal, korban dapat mencari perlindungan sementara di Masjid Wilayah Federal Kuala Lumpur dan Masjid Al-Ghufran di Taman Pinggir Taman Tun Dr Ismail,” katanya.

Siti Zailah kemudian menjelaskan bahwa konsep program ini adalah memberikan perlindungan langsung kepada para korban. Dia menunjukkan bahwa begitu para korban berada di pusat-pusat transit, mereka akan diberikan sesi konseling dan bimbingan spiritual oleh pejabat masjid untuk memberi nasihat kepada mereka tentang tindakan selanjutnya.

"Korban akan tinggal di asrama, akan diberikan makanan dan minuman selama mereka tinggal di sana dan akan diberikan satu set pakaian, selimut, handuk, dan peralatan kebersihan pribadi,” katanya.

 

Berdasarkan statistik polisi, total 5.260 kasus dilaporkan pada 2020 dibandingkan dengan 3.263 pada 2019 sementara antara Januari dan Juni tahun ini, 3.970 kasus telah dilaporkan. 

 
Berita Terpopuler