Facebook Disebut Gagal Filter Konten Anti-Muslim di India

Facebook disebut telah gagal menyaring ujaran kebencian, dan berita palsu di India.

AP Photo/Jenny Kane
Seorang warga mengakses aplikasi Facebook di ponsel miliknya.
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  NEW DELHI -- Facebook disebut telah gagal menyaring ujaran kebencian, dan berita palsu di India. Menurut dokumen bocor yang diperoleh Associated Press (AP), Facebook di India telah selektif dalam mengekang ujaran kebencian, informasi yang salah dan posting yang menghasut, khususnya konten anti-Muslim.

Baca Juga

Dilansir dari laman Aljazeraa Selasa (26/10), dokumen internal perusahaan di India menyoroti perjuangan terus-menerus Facebook dalam menghentikan konten kasar di platformnya di negara demokrasi terbesar di dunia. Hal itu berdasarkan dari penelitian baru-baru ini pada Maret 2021 hingga memo perusahaan yang berasal dari 2019.

Ketegangan komunal dan agama di India telah memanas di media sosial, dan memicu kekerasan.

Lewat 'Facebook Papers', yang dibocorkan oleh pelapor Frances Haugen, menunjukkan bahwa perusahaan telah menyadari masalah selama bertahun-tahun. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah mereka telah melakukan cukup untuk mengatasi masalah ini.

Banyak kritikus dan pakar digital mengatakan itu gagal. Terutama dalam kasus-kasus di mana anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi terlibat.

 

 

Facebook telah menjadi semakin penting dalam politik di dunia, termasuk India. 

Modi telah dikreditkan karena memanfaatkan platform untuk keuntungan partainya selama pemilihan. Laporan dari The Wall Street Journal tahun lalu meragukan apakah Facebook secara selektif menegakkan kebijakannya tentang ujaran kebencian untuk menghindari pukulan balik dari BJP. 

Baik Modi dan ketua dan CEO Facebook Mark Zuckerberg telah menunjukkan kedekatannya. Itu diabadikan oleh gambar 2015 dari keduanya berpelukan di markas besar Facebook.

 Dokumen yang bocor termasuk sejumlah laporan internal perusahaan tentang ujaran kebencian dan informasi yang salah di India. Dalam beberapa kasus, sebagian besar diintensifkan oleh fitur dan algoritme yang direkomendasikan sendiri.

Akan tetapi itu juga mencakup kekhawatiran staf perusahaan atas kesalahan penanganan masalah ini, dan ketidakpuasan mereka yang diungkapkan tentang konten buruk viral di platform.

 Menurut dokumen tersebut, Facebook melihat India sebagai salah satu negara paling berisiko di dunia dan mengidentifikasi bahasa Hindi dan Bengali sebagai prioritas untuk otomatisasi pelanggaran ucapan permusuhan. Namun, Facebook tidak memiliki cukup moderator bahasa lokal atau penandaan konten untuk menghentikan informasi yang salah. Hal ini terkadang mengarah pada kekerasan di dunia nyata.

 

"(Telah) berinvestasi secara signifikan dalam teknologi untuk menemukan ujaran kebencian dalam berbagai bahasa, termasuk Hindi dan Bengali (yang menghasilkan) pengurangan jumlah ujaran kebencian yang dilihat orang hingga setengahnya (pada 2021)," sebut Facebook dalam sebuah pernyataan kepada AP.

 

"Ujaran kebencian terhadap kelompok-kelompok yang terpinggirkan, termasuk Muslim, sedang meningkat secara global. Jadi kami meningkatkan penegakan dan berkomitmen untuk memperbarui kebijakan kami saat ujaran kebencian berkembang secara online," kata juru bicara perusahaan.

 
Berita Terpopuler