Pembuat Petisi PCR Penerbangan Kaget Dapat Banyak Dukungan

Sudah lebih dari 41 ribu warga menandatangani petisi PCR penerbangan di Change.org.

Tangkapan layar
Petisi menolak pemberlakuan PCR test sebagai syarat penerbangan bergulir di Change.org.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembuat petisi penolakan tes polymerase chain reaction (PCR) bagi calon penumpang pesawat, Dewangga Pradityo, mengaku kaget dengan 41 ribu lebih dukungan dari masyarakat yang sependapat. Petisi untuk mengembalikan tes antigen sebagai syarat penerbangan itu ia gulirkan lima hari lalu.

"Kaget juga sudah tembus 40 ribu tanda tangan," kata Dewangga yang dikonfirmasi Antara di Jakarta, Selasa.

Dewangga yang berprofesi sebagai pegawai mekanik pesawat di salah satu anak perusahaan maskapai di Indonesia itu memilih Change.org sebagai platform petisi karena rasa penasaran terhadap pendapat masyarakat atas kewajiban PCR untuk penumpang pesawat. Warga Tangerang, Banten itu juga mempertanyakan kebijakan pemerintah yang hanya memberlakukan tes PCR terhadap penumpang pesawat.

"Kalau di pesawat kan tertutup, tiap dua-tiga menit sekali ada pertukaran udara di kabin dan tersaring HEPA filter, itu lebih aman dari virus, dan sejauh ini belum ada berita klaster pesawat," kata pria berusia 31 tahun itu.

Baca Juga

Sementara itu, pemerintah hingga saat ini belum menerapkan kebijakan yang sama terhadap pelaku usaha transportasi darat maupun laut. Padahal, menurut Dewangga, mekanisme di transportasi udara  sudah baik.

"Karena sekarang yang benar-benar diperketat baru transportasi udara, padahal mekanismenya sudah baik. Sedangkan di kereta atau bus jarak tempuhnya lebih lama sekitar delapan jam," kata Dewangga.

Sementara itu, Campaigner Change.org Indonesia Efraim Leonard mengatakan, petisi di platformnya akan otomatis terkirim melalui sistem kepada pembuat kebijakan yang dituju. Dalam hal ini, Dewangga sebagai salah satu pembuat petisi menujukan petisinya kepada Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito yang terdaftar sebagai pembuat kebijakan terverifikasi di platform Change.org.

"Setiap ada yang menandatangani petisi, seharusnya akan Beliau terima," kata Efraim saat dikonfirmasi Antara.

 
Berita Terpopuler