Israel Yakin AS Batalkan Rencana Buka Konsulat di Palestina

Israel yakin AS batalkan rencana buka kembali konsulat di Palestina.

EPA
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyerukan Israel untuk memastikan perlakuan yang setara terhadap Palestina.
Rep: Kamran Dikarma Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV – Wakil Menteri Luar Negeri Israel Idan Roll mengatakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dapat membatalkan rencananya membuka kembali gedung konsulatnya untuk Palestina di Yerusalem. Hal itu karena Israel telah menentang rencana tersebut.

Baca Juga

“Saya yakin, saya punya alasan bagus untuk berpikir ini (langkah AS membuka kembali konsulatnya untuk Palestina) tidak akan terjadi,” kata Roll saat diwawancara Ynet Tv Israel pada Ahad (24/10).

 

Dia mengungkapkan, AS memahami kompleksitas politik. “Kami memiliki hubungan yang sangat baik. Kami tidak percaya mengejutkan mereka mereka. Saya tidak berpikir mereka akan mencoba mengejutkan kita,” ujar Roll.

Kedutaan Besar AS untuk Israel belum memberikan komentar terkait pernyataan Roll. Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan negaranya akan melanjutkan rencananya membuka kembali konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem. "Kami akan bergerak maju dengan proses pembukaan konsulat sebagai bagian dari pendalaman hubungan dengan Palestina," kata Blinken di Departemen Luar Negeri AS pada 13 Oktober lalu. 

Kendati demikian, Blinken belum memberikan keterangan perihal kapan rencana itu bakal direalisasikan. Pengumuman Blinken tentang pembukaan kembali konsulat AS untuk Palestina muncul setelah dia melakukan pertemuan trilateral dengan Menlu Israel Yair Lapid dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan di Washington. 

 

 

 

Israel telah menyuarakan penolakan atas rencana AS membuka kembali konsulatnya untuk Palestina di Yerusalem. “Tidak mungkin, tidak mungkin. Itu membutuhkan persetujuan Israel,” kata Menteri Kehakiman Israel Gideon Saar saat ditanya Jerusalem Post tentang apakah pembukaan konsulat AS untuk Palestina bakal dilanjutkan pada 12 Oktober lalu.

 

Saar menegaskan, hal itu tak dapat dinegosiasikan. “Kami tidak akan berkompromi dalam masalah ini untuk generasi yang akan datang,” ujarnya. 

Pada Desember 2017, AS, di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. AS menjadi negara pertama di dunia yang memberi pengakuan semacam itu. Pada Mei 2018, Washington memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel ke Yerusalem. Di tahun yang sama, pemerintahan Trump menutup konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem Timur. 

 

 

 
Berita Terpopuler