Mendikbud ungkap Pentingnya Teknologi di Dunia Pendidikan

Kemendikbud alokasikan anggaran bagi pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan

Kemendikbudristek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyatakan, pengadaptasian teknologi ke dalam dunia pendidikan pada masa-masa penuh tantangan seperti saat ini penting untuk dilakukan. Untuk itu, pihaknya telah mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan program Digitalisasi Sekolah.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyatakan, pengadaptasian teknologi ke dalam dunia pendidikan pada masa-masa penuh tantangan seperti saat ini penting untuk dilakukan. Untuk itu, pihaknya telah mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan program Digitalisasi Sekolah.

"Dengan penerapan program Merdeka Belajar atau ‘Emancipated Learning’, Kemendikbudristek telah mendukung para guru yang mengadaptasi pembelajaran secara daring. Kemendikbudristek telah mengalokasikan anggaran untuk program Digitalisasi Sekolah," jelas Nadiem lewat siaran pers, Rabu (20/10).

Hal tersebut dia sampaikan pada pertemuan Forum Bisnis Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia tahun 2021 (INA-LAC Business Forum 2021). Dia memberikan sambutan secara virtual untuk membuka sesi Diskusi Panel III dengan tema "How Covid-19 Pandemic Shapes the Future of Innovation and Technology".

Nadiem mengungkapkan, terdapat dua inisiatif utama terkait program digitalisasi sekolah. Inisiatif-inisiatif itu, yakni pendistribusian perangkat teknologi informasi (TI) ke sekolah dan pengembangan platform digital pendidikan secara gratis.

Dalam sambutannya juga dia membahas potensi industri teknologi dan ekonomi digital Indonesia serta potensi kerja sama dengan 33 negara Amerika Latin dan Karibia, khususnya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Mendikbudristek menyampaikan, pandemi global telah mengubah cara belajar mengajar yang selama ini sudah dilakukan.

“Pada awal pandemi, sekolah ditutup untuk menghentikan penyebaran Covid-19, hal ini menandai pergeseran dan proses adaptasi ke arah pembelajaran jarak jauh namun dalam situasi yang sangat sulit,” ucapnya.

 

Mendikbudristek menambahkan, pembelajaran daring secara penuh adalah hal baru bagi seluruh guru di dunia, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil. Ia menggambarkan betapa sulitnya proses transisi perubahan ke arah pembelajaran jarak jauh tersebut.

"Saya berharap, inisiatif-inisiatif Kemendikbudristek akan membantu peningkatan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang sulit dijangkau serta memungkinkan masyarakat di daerah tersebut untuk dapat berkontribusi lebih terhadap perekonomian bangsa dan memenuhi apa yang menjadi potensi atau keunggulan mereka," kata dia.

Mendikbudristek menyebutkan beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh Kemendikbudristek, salah satunya adalah Sistem Informasi Pengadaan SekoLah atau biasa disebut SIPlah. Aplikasi itu berfungsi sebagai "marketplace", di mana sekolah dapat membeli perangkat kebutuhan sekolah menggunakan sumber dana bantuan operasional dari pemerintah melalui aplikasi e-commerce yang fleksibel dan aman.

Sedangkan melalui laman "Rumah Belajar", Kemendikbudristek menyediakan materi pembelajaran bagi guru dan siswa prasekolah sampai SMA, yang sampai saat ini telah memiliki lebih dari 800.000 pelanggan. "Semua inisiatif ini akan membantu Indonesia dalam mengawali proses pemulihan dari masa pandemi dan bergerak maju menuju masa depan," kata dia.

Mendikbudristek turut menyampaikan pentingnya personalisasi pembelajaran dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi suatu bangsa. Itu dilakukan dengan memaksimalkan potensi peserta didik sebagai generasi penerus dalam merancang dan memproduksi masa depan bangsa yang dicita-citakan.

Personalisasi pembelajaran, kata dia, akan membebaskan siswa dari paradigma pengajaran lama yang begitu membatasi potensi dan kreativitas mereka. Menurut Nadiem, keseragaman dapat berdampak buruk dalam menekan bakat individu masing-masing anak. Dengan begitu, perubahan tersebut diharapkan memungkinkan guru untuk membangun pembelajaran di sekitarnya guna mengembangkan kemampuan siswa mereka.

"Dengan kebebasan ini, siswa akan belajar dan mencapai yang lebih baik. Pencapaian ini akan terlihat pada pekerjaan yang lebih baik, peluang inovasi bisnis yang lebih baik, dan kemakmuran ekonomi yang lebih besar untuk saat ini dan masa depan," kata dia.

 

Mendikbudristek berharap agar pertemuan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia ini membuka peluang bagi semua pihak, khususnya dunia pendidikan, untuk menggali berbagai peluang serta mempererat hubungan Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia.

 
Berita Terpopuler