Sirkulasi Siklonik Terpantau di Kalimantan Bagian Utara

Sirkulasi siklonik menyebabkan pertumbuhan awan hujan.

Antara/Asep Fathulrahman
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan hasil penginderaan Satelit Palapa C2. (Ilustrasi)
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau adanya sirkulasi siklonik di Kalimantan bagian utara. Sirkulasi siklonik ini dapat berdampak terhadap cuaca di wilayah tersebut.

Baca Juga

"Sirkulasi siklonik terpantau di Kalimantan bagian utara sehingga menyebabkan hujan di Kalimantan. Banjir di Samarinda karena ada sirkulasi siklonik itu," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab dalam konferensi pers terkait waspada La Nina dan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (18/10).

Sirkulasi siklonik merupakan daerah pertemuan angin sehingga ketika angin bertemu terjadi penumpukan massa udara yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan. Seperti diberitakan sebelumnya, Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dikepung banjir pada Senin (18/10) sejak sekitar pukul 07.00 Wita, akibat hujan dengan intensitas sedang dan lebat yang mengguyur merata di kota ini sejak tengah malam hingga Senin pagi.

Di samping sirkulasi siklonik, saat ini Kalimantan Utara, sebagian besar Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan bagian selatan dan timur, Kalimantan Tengah bagian timur sudah memasuki musim hujan. Selain musim hujan, BMKG juga mengimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terkait adanya fenomena La Nina yang terdeteksi dengan intensitas lemah dan diperdiksikan hingga sedang (moderate) sampai Februari 2022 yang dapat meningkatkan curah hujan.

 
Berita Terpopuler