Ketum KONI Pusat Awasi Kericuhan di Tinju PON Papua

KONI menyatakan telah melakukan evaluasi secara menyeluruh.

PB PON XX PAPUA/Husni Oa
Tim ofisial tinju DKI Jakarta berusaha menenangkan atlet tinjunya, Jill Mandagie yang mengamuk di luar ring dampak dari keputusan wasit memenangkan lawannya petinju dari Nusa Tenggara Barat. Jill Mandagie (DKI Jakarta) turun di kelas Bantam (52-56 kg) berhadapan dengan Lucky Mira Agusto Hari (Nusa Tenggara Timur) ajang Tinju PON XX Papua di Gedung Olahraga Cenderawasih, Jayapura, Jumat (8/10).
Rep: Muhammad Ikhwanuddin Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, angkat bicara soal kericuhan yang terjadi di arena tinju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Dia menyatakan telah melakukan evaluasi secara menyeluruh.

"Terkait insiden tinju, saya sudah melakukan evaluasi. Ke depan tidak boleh terjadi lagi, saya sudah bicara langsung dengan Ketua Umum Pertina," kata Marciano saat ditemui di GOR Trikora Universitas Cendrawasih, Jayapura, Sabtu (9/10). 

Marciano mengatakan, saat menegur Ketua Umum PP Pertina, Komarudin Simanjuntak, dirinya menekan agar kerusuhan tidak boleh terjadi di dalam dan di luar ring tinju. Ia menyayangkan hal tersebut dapat terjadi di ajang PON. "Jangan sampai melakukan tindakan tidak terpuji yang bisa memprovokasi masyarakat dan penonton," ujarnya. 

Sebelumnya, cabang olahraga tinju PON XX Papua diwarnai protes keras dari atlet dan ofisial salah satu kontingen kepada wasit pertandingan. Pertarungan kelas bantam putra (52-56kg) pada Jumat (8/10), kemarin sempat menimbulkan kericuhan. Petinju DKI Jakarta, Jill Mandagie, tidak terima dirinya dinyatakan kalah dari atlet Nusa Tenggara Timur, Lucky Mira Agusto Hari. 

Sikap Jill yang dianggap tidak sportif memicu amarah panitia yang melayangkan tinju kepada sang atlet tinju. Hal ini membuat Jill bakal terkena sanksi dari PP Pertina karena dinilai memicu kegaduhan. 

 
Berita Terpopuler