KH Cholil Nafis Sarankan Umat Tunda Berangkat Umroh

KH Cholil Nafis mengingatkan agar jangan sampai ada ego dalam beribadah.

Republika/Thoudy Badai
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengingatkan banyak ibadah sunnah lainnya yang bisa dilakukan masyarakat selain berangkat umroh.
Rep: Ali Yusuf Red: Reiny Dwinanda

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof KH Cholil Nafis menyambut baik rencana pembukaan umroh untuk jamaah Indonesia oleh Pemerintah Arab Saudi. Meski demikian, ia menyarankan masyarakat tidak memaksakan berumroh di masa pandemi Covid-19.

"Saya menyambut baik, tetapi ada sejumlah hal yang perlu menjadi pertimbangan bagi sebagian Muslim," kata Kiai Cholil yang menjabat sebagai ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (9/10).

Baca Juga

Menurut Kiai Cholil, calon jamaah umroh perlu mempertimbangkan risiko kesehatan maupun besaran biaya tambahan yang harus dikeluarkan terkait aturan karantina. Ia menjelaskan, pelaksanaan umroh di masa pandemi tidak lepas dari kerawanan-kerawan dalam perjalanan.

Menyesuaikan aturan protokol kesehatan selama perjalanan, menurut Kiai Cholil, juga dapat menyebabkan orang kelelahan. Hal itu dapat membuat ketahanan tubuh berkurang.

"Menurut saya, meskipun dibuka, sebaiknya ditunda dulu untuk melaksanakan umroh, karena pertama tidak efektif melaksanakan umrah sebab di sini di karantina, di sana karantina," katanya.

Menurut Kiai Cholil, di situasi saat ini, terlalu mahal jika mengejar pahala sunnah sampai harus mengeluarkan uang sebesar Rp 50 juta hingga Rp 70 juta. Padahal, ada ibadah sunnah setelah subuh yang pahalanya sama dengan ibadah umrah dan haji, bahkan ada jaminan diterima.

Andaikan masih membahayakan dan ketentuan karantina juga merepotkan, Kiai Cholil merekomendasikan untuk menunda berangkat beribadah ke Tanah Suci. Ia mengingatkan, banyak ibadah sunnah lainnya yang bisa dikejar umat.

"Uang yang dipakai kenapa nggak diberikan sebagai bantuan kepada orang yang nggak mampu, yang sekarang terkena pandemi ini, mereka kan lebih membutuhkan. Jadi, jangan sampai kita menjadi egois dalam beribadah," katanya.

Menurut Kiai Cholil, umat Islam semestinya tidak pergi jauh-jauh dengan biaya tinggi ke Arab Saudi untuk umroh sementara tetangga ada yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi Covid-19. Ia menyebut, membantu sesama dapat menjadi jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Ibadah yang baik itu adalah ibadah yang mempunyai efek kepada orang lain jadi tunda saja niat melaksanakan umroh, mungkin uangnya lebih baik untuk membantu yang berkekurangan di Tanah Air," kata Kiai Cholil.

Pada Sabtu sore, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui kanal Youtube kementeriannya menyampaikan bahwa pemerintah Arab Saudi tengah melakukan persiapan untuk menerima jamaah umroh Indonesia. Sekretaris Jenderal Kesatuan Tour Travel Haji Umroh Republik Indonesia (Kesthuri) Artha Hanif mengatakan, informasi tersebut membangkitkan kembali harapan dan semangat jamaah Indonesia untuk bersiap menyambut ibadah umroh yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19.

"Kita tidak tahu apakah dalam satu bulan ini atau kapan tepatnya, mudah-mudahan segala sesuatunya, termasuk bagaimana Saudi bersiap menerima kita dalam kondisi sekarang sangat baik," kata Artha saat dikonfirmasi, Sabtu (9/10).

 
Berita Terpopuler