Bayi Afghanistan Diselamatkan Tentara AS Bertemu Keluarganya

Selama beberapa hari, identitas bayi dan orang tuanya tidak diketahui.

Twitter
Seorang bayi Afghanistan, Liya yang berusia 16 hari diserahkan pada marinir AS saat Taliban mengambil alih pemerintahan di Kabul, Agustus 2021.
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Seorang bayi yang menjadi berita viral saat pengambilalihan Kabul oleh Taliban pada Agustus lalu sekarang telah bersatu dengan orang tuanya di Arizona, Amerika Serikat. Setelah Taliban berhasil menguasai Kabul, seorang reporter merekam video yang memperlihatkan seorang bayi dibawa melintasi keurumunan orang dan berhasil melewati pagar kawat berduri.

Baca Juga

Selama beberapa hari, identitas bayi dan orang tuanya tidak diketahui. Kini bayi tersebut berusia delapan pekan. “Ketika dia lebih tua, saya akan memberitahunya bahwa dia seorang pejuang. Dia berhasil melewati masa-masa terburuk di awal hidupnya,” kata sang ayah Hameed kepada media lokal AZ Family.

Untuk tujuan keamanan karena keluarga masih memiliki anggota keluarga yang bersembunyi di Afghanistan, nama lengkap keluarga belum diungkapkan. Di Kabul, sang ayah bekerja sebagai ahli bahasa dan penasihat budaya untuk pejabat militer AS.

Sepanjang Agustus tahun ini, Hameed bekerja di bandara di Kabul, membantu tentara AS melakukan evakuasi. Dia tinggal di bandara karena dia tidak dapat meninggalkan daerah itu.

Oleh karena itu, dia tidak dapat melihat bayinya yang baru lahir. Namun, dengan keajaiban, ia berhasil menghubungi istrinya bernama Sadia meskipun ada gangguan saluran telepon.

 

Sadia harus meninggalkan Afghanistan pada 12 Agustus untuk menyelamatkan dirinya dan bayinya yang baru saja lahir bernama Liya. Dia mengumpulkan semua barang penting pada 19 Agustus, bersama dengan sejumlah uang tunai dan tanda pengenal serta menuju ke bandara bersama bayinya. Sayangnya saat berada di pos pemeriksaan dekat bandara Kabul, Sadia kehilangan semua barangnya.

Sadia mengatakan Taliban mengambil semua kartu identitas, emas, uang tunai, dan paspor mereka. Sadia dan Liya bergabung dengan kerumunan orang yang mendorong melalui lubang kecil di gerbang bandara di Kabul tempat Hameed melihat mereka dari sisi lain pagar.

Hameed menjelaskan kondisi saat itu sangat kacau. Ada meriam air untuk mengendalikan massa. “Setiap kali ada ledakan, saya bisa melihat putri saya berteriak dan menangis. Saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu,” ujar dia.

Sementara itu, beberapa orang berhasil melewati gerbang bandara dan banyak yang dipukuli oleh Taliban. Hameed mengulurkan tangan kepada seorang tentara yang berdiri di atas kendaraan di sepanjang pagar kawat berduri dan mengatakan bayinya ada di sisi yang lain.

Satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk membawa bayinya adalah mengangkatnya melewati kawat berduri. Namun, dia tidak tahu pasti apakah bayinya bisa dalam kondisi tanpa luka.

Setelah sepakat, tentara itu memutuskan untuk membantunya. Dengan hati-hati, Hameed menstabilkan kaki tentara, membiarkannya membungkuk untuk meraih Liya dengan tangan kanannya. Liya berhasil melewati kawat berduri.

Dilansir Al Arabiya, Senin (4/10), Sadia pingsan karena kelelahan dan dia masih harus mencari cara membawanya melewati gerbang. Dia menyerahkan Liya ke marinir yang menyelamatkannya dan tidak tahu kapan dia bisa melihatnya lagi.

“Hari itu saya menyerahkan bayi saya kepada orang asing. Satu-satunya hal yang saya percaya adalah dia adalah seorang marinir dan putri saya akan selamat,” tuturnya.

Sadia berhasil melewati gerbang beberapa jam kemudian dan Hameed melanjutkan pencariannya terhadap Liya. Mereka akhirnya bersatu kembali dan semua ditempatkan di pesawat pada hari itu bersama dengan pengungsi lainnya.

“Yang memilukan adalah saya berada di dalam dan memiliki seseorang untuk menarik putri saya melewati kawat. Ada ribuan orang lain yang tidak memiliki kesempatan itu,” tambahnya.

https://english.alarabiya.net/features/2021/10/04/Afghan-baby-saved-by-US-soldier-at-Kabul-Airport-reunited-with-parents-in-Arizona

 
Berita Terpopuler