Mitigasi Tsunami, Pangandaran Butuh Breakwater

Harus dibuatkan breakwater di sepanjang lepas pantai di wilayah Pangandaran.

Republika/Bayu Adji P
Suasana Pantai Barat Pangandaran (ilustrasi)
Rep: Bayu Adji P Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Mantan Menteri Kelatuan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menilai, mitigasi bencana tsunami di Kabupaten Pangandaran tak hanya cukup dilakukan dengan penanaman mangrove. Menurut dia, harus dipasang pemecah ombak (breakwater) untuk mengurangi dampak tsunami apabila terjadi dalam waktu dekat.

Baca Juga

Ia mengakui, penanaman hutan bakau atau mangrove memang dapat mengurangi dampak yang terjadi akibat tsunami. Namun, hutan bakau tak akan tumbuh dalam waktu sebentar, melainkan dalam jangka panjang.

"(Penanaman mangrove) tak akan membantu kalau terjadi tsunami dalam waktu dekat," kata dia saat diskusi virtual Mitigasi Bencana Tsunami Selatan Cilacap dan Pangandaran, yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi (BRIN), Jumat (1/10).

Susi menilai, harus dibuatkan breakwater di sepanjang lepas pantai di wilayah Pangandaran dan Cilacap. Menurut dia, setidaknya di dua wilayah itu dibutuhkan 200 breakwater sepanjang 100 meter di setiap 0,5 kilometer di wilayah Cilacap dan Pangandaran. "Saya kira itu anggarannya hanya Rp 2 miliar. Munking ditambah ongkos Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar," kata dia.

Susi menyebut, dengan adanya breakwater, dampak tsunami ke daratan akan berkurang 50 persen. Alhasil, korban jiwa dan materil akibat tsunami bisa berkurang. "Saya memohon kementerian membangun breakwater berupa tripod dan tetrapod. Itu akan mengurangi dampak kerusakan akibat tsunami," ujar dia.

 

 
Berita Terpopuler