TGH Umar Kelayu Sesepuh Para Tuan Guru (II-Habis)

Sebagai seorang alumnus Tanah Suci, TGH Umar Kelayu memiliki jaringan yang luas.

gahetna.nl
Ulama tempo dulu mengajar para santrinya.
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, TGH Umar Kelayu diketahui menikah untuk pertama kalinya dengan seorang perempuan bernama Asiyah. Dari pernikahan tersebut, dirinya dikaruniai tiga orang putra. Mereka adalah Raden Akar atau Dine, TGH Badrul Islam, dan TGH Abdullah.

Baca Juga

Setelah itu, ulama kelahiran Lombok ini kemudian menikah dengan Hajjah Raden Aminah. Dari pernikahannya yang kedua ini, lahirlah Tuan Guru Ahmad Tretetet dan Hajjah Mariam. TGH Umar Kelayu juga sempat menikah dengan seorang perempuan asal Madura, Hajjah Aminah. Pasangan ini memiliki putri, Hajjah Hafshah.

Adapun pernikahannya dengan Suriati dikaruniai dua orang putri, yakni Hajjah Shubuhiyah dan Hajjah Husniah. Selama hayatnya, TGH Umar Kelayu setidaknya pernah menikah tujuh kali dan melahirkan banyak keturunan. Banyak di antaranya yang mengikuti jejaknya, menjadi ulama juga.

Sebagai seorang alumnus Tanah Suci, dirinya memiliki jaringan yang luas. Sepulang dari Makkah, TGH Umar Kelayu sempat berdakwah dan mengajar di tengah masyarakat Lombok.

Ia pun membuka pengajian halaqah yang metodenya mirip kajian-kajian di Masjidil Haram. Tempat majelis ilmu itu adalah teras rumahnya sendiri. Cara ini akhirnya ma kin terkenal. Jamaah yang hadir pun kian banyak. Bahkan, ada pula yang datang dari luar daerah.

 

Setelah beberapa tahun memberikan pengajian pada masyarakat Lombok, TGH Umar kemudian berangkat lagi ke Makkah untuk kedua kalinya. Dalam kesempatan ini, dirinya diminta untuk mengajar pada pengajian halaqah ma'had di Masjidil Haram. Murid-muridnya berasal dari pelbagai penjuru dunia, termasuk Nusantara. Mereka begitu semangat mendalami ilmu-ilmu agama.

Namun, ada kalanya sang tuan guru mendapati, murid-muridnya yang dari Asia Tenggara belum begitu menguasai bahasa Arab. Sementara, pengajian halaqah di Masjidil Haram menggunakan kitab-kitab berbahasa Arab.

Hal ini membuat mereka sering tidak dapat mengikuti pengajian sesuai yang diharapkan. Atas dasar itu, TGH Umar kemudian membuka pengajian halaqah yang menggunakan pengantar bahasa Melayu.

Seperti tercatat dalam manaqib para tuan guru Lombok, TGH Umar Kelayu adalah ulama yang paling populer dan paling diminati para murid dari Lombok. Banyak alasan yang membuatnya sangat digemari oleh para penuntut ilmu, khususnya yang dari Lombok.

Dalam salah satu penelitiannya yang berjudul Intelektualisme Pesantren: Studi Geneologi dan Jaringan Keilmuan Tuan Guru di Lombok Adi Fadli menjelaskan argumen yang paling memungkinkan untuk menjelaskan hal tersebut.

 

Menurutnya, TGH Umar merupakan putra Sasak yang mengenal baik karakteristik para penuntut ilmu dari daerahnya.

Menurut sebuah riwayat, TGH Umar Kelayu lebih banyak membe rikan pengajian di Makkah daripada di Lombok. Bahkan, di kota tersebut, dirinya telah membuka sebuah toko kitab. Karena ketinggian ilmunya, dia pun diangkat sebagai Imam Masjidil Haram hingga akhir hayatnya.

Setelah cukup lama mengajar dan melakukan pembaruan di tengah masyarakat, baik di Lombok maupun Makkah, kesehatannya mulai menurun. Ini bermula sejak 1928 M. Ia pun lebih banyak istirahat dalam memberikan pengajian di luar rumah. 

 

TGH Umar Kelayu wafat di Tanah Suci dalam usia 79 tahun, tepatnya pada Rabu, 18 Rabiul Akhir 1349 H atau 13 Agustus 1930 M. Jenazahnya dimakamkan di Ma'la, berdekatan dengan makam Imam Ibnu Hajar al- Haitami. 

 
Berita Terpopuler