Begini Respons Kesehatan Tubuh Bila Laksanakan Shalat Dzuhur

Manusia mendapatkan kondisi kontras dari semua hal pada waktu Dzuhur.

Prayogi/Republika.
Jamaah melaksanakan sholat dzuhur di Masjid Istiqlal, Jakarta, (9/4). Pada Ramadhan tahun ini masjid Istiqlal melaksanakan sholat tarawih dengan membatasi jumlah kapasitas jamaah hanya untuk 2.000 orang atau setara 30 persen dari kapasitas masjid sebanyak 250.000 orang. Prayogi/Republika.
Rep: Imas Damayanti Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Siapa sangka bahwa menjalani sholat pada waktu-waktunya menuai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut adalan penjabaran mengenai respons tubuh saat melakukan aktivitas sholat di waktu Dzuhur.

Baca Juga

Jamal Muhammad Az-Zaki dalam buku Sehat dengan Ibadah menjelaskan, manusia mendapatkan kondisi kontras dari semua hal pada waktu Dzuhur. Di mana sekresi kortison semakin sedikit hingga mencapai titik terendahnya.

Maka dalam waktu ini, manusia merasakan kelelahan yang bersamaan dengan tekanan dan beban kerja sehingga membutuhkan istirahat. Kondisi yang demikian itu terjadi kurang lebih tujuh jam setelah bangun pagi. Maka di sinilah masuknya waktu sholat Dzuhur berkontribusi positif dalam menebarkan ketenangan dan kenyamanan jantung dan fisik yang kelelahan.

Setelah itu, dijelaskan, seorang Muslim biasanya berupaya untuk tidur yang berpotensi membuatnya merasa nyaman dan melanjutkan aktivitas kembali dengan kebugaran. Waktu tersebut terjadi antara sholat Dzuhur dengan sebelum sholat Ashar. Inilah yang lebih dikenal dengan nama al-qailulah (tidur sesaat di siang hari).

Hal ini sebagaimana ditegaskan pula dalam hadits riwayat Ibnu Majah dari Abdullah bin Abbas, Rasulullah bersabda, “Hendaklah kalian meminta bantuan dengan makan sahur untuk berpuasa dan dengan qailulah untuk bangun malam,”.

 

 

Dalam riwayat lain, Nabi bersabda, “Aqiluu fa-inna as-syayathina laa taqilu,”. Yang artinya, “Ber-qailulah lah kalian karena sesungguhnya setan-setan itu tidak tidur siang,”.

Secara ilmiah dibuktikan bahwa tubuh manusia secara umum melewati masa-masa ini dengan penuh kesulitan, di mana materi kimia yang membius yang diproduksi tubuh manusia rata-rata mengalami peningkatan sehingga mendorongnya untuk tidur.

Kondisi ini biasanya terjadi setelah tujuh jam sejak waktu bangun bagi. Dalam kondisi ini, fisik sangat tidak fokus dan kurang efektif lagi. Apabila seseorang tidak memanfaatkan waktu siang hari ini untuk tidur sesaat, maka harmonisasi otot urat saraf mengalami penurunan sepanjang hari. 

Waktu di pertengahan hari ini memiliki beberapa keistimewaan. Antara lain peningkatan hormon testosteron yang mencapai klimaksnya, volume hormon adrenalin semakin meningkat, merasa lapar yang menyebabkan ketegangan atau kegelisahan, meningkatnya aktivitas jantung, hingga adanya potensi terhentinya detak jantung yang semakin meningkat antara pukul satu siang sampai pukul tiga setelah zuhur.

Perlu diperhatikan bahwa ketika seseorang menderita tekanan darah tinggi, ritme sirkadian yang dikenal pada kecepatan detak jantung, nilai tekanan darah, dan hormon-hormon katikol tidak mengalami perubahan dan aman.

 

Dari penjelasan demikian dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:

Pertama, komplikasi-komplikasi yang dapat membahayakan bagi penderita penyakit jantung terjadi setelah waktu Dzuhur. 

Kedua, sekresi adrenalin senantiasa dalam puncak ketinggiannya meskipun ketika orang tersebut menderita sakit, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Karena klimaks sekresi adrenalin ini biasanya terjadi setelah zuhur sebagaimana terjadi pada orang sehat.

Maka demikian jelaslah bahwa sebagai langkah antisipasi bagi penderita jantung dan tekanan darah tinggi, maka dia haruslah berkomitmen memanfaatkan waktu jeda untuk beristirahat dengan nyaman. Yang bersangkutan harus melepaskan diri dari kesibukan-kesibukan dan rutinitas hidup mereka sehari-hari pada waktu setelah zuhur.

 

Beristirahat dengan nyaman ini membantu jantung mengendurkan sebagian aktvitasnya sehingga menghindarkannya dari melampaui batas garis merah. Yang mana istirahat tersebut dapat menghindarkannya dari batas garis merah yang berpotensi menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan.

 
Berita Terpopuler