Buku Bahan Ajar ASEAN Diluncurkan untuk SD dan Menengah

Buku bahan ajar diharapkan dapat membuat generasi muda Indonesia lebih mengenal ASEAN

Republika/fergi nadira
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nadiem Makarim meluncurkan buku bahan pengajaran AEAN bagi pendidikan dasar dan menengah, secara virtual, Rabu (1/9)
Rep: Fergi Nadira Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim meluncurkan buku bahan ajar soal ASEAN yang diperuntukkan bagi murid tingkat dasar dan menengah, Rabu (1/9). Buku setebal 254 halaman itu diharapkan dapat membuat generasi muda Indonesia lebih mengenal ASEAN.

Baca Juga

"Penting untuk menanamkan pemahaman ASEAN bagi masyarakat Indonesia sejak usia dini. Saya mengapresiasi penyusunan Buku Bahan Pengajaran ASEAN sebagai upaya kita mengenalkan ASEAN kepada generasi muda," ujar Menlu Retno dalam peluncuran buku yang dilakukan secara virtual, Rabu (1/9).

Retno menekankan kembali bahwa generasi muda harus lebih mengenal ASEAN dan bangga terhadap identitas Komunitas ASEAN. Generasi mudalah, ujar Retno, yang akan menentukan arah dan corak kawasan ASEAN di masa depan.

Menurut survei ISEAS-Yusof Ishak Institute pada Februari 2021 di 10 negara ASEAN, sebanyak 38,7 persen responden menilai ASEAN masih bersifat elitis dan jauh dari masyarakat. Sementara di Indonesia, angkanya di atas rata-rata negara ASEAN yakni 49, 6 persen responden.

"Namun di sisi lain, survei yang sama menunjukkan mayoritas responden masih menganggap ASEAN tetap relevan," ujarnya.

Retno menyebutkan, dari sisi pengaruh kekuatan ekonomi di kawasan, responden menempatkan ASEAN di urutan kedua setelah China, bahkan mengungguli Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE).

Dalam aspek pengaruh politik dan strategis, ASEAN berada di urutan ketiga setelah China dan AS. "Dari survei tersebut dapat dipahami bahwa masyarakat masih melihat ASEAN adalah kekuatan penting di kawasan dan dunia," tuturnya.

Namun demikian, masih terdapat minim pemahaman yang tinggi mengenai ASEAN termasuk di Indonesia. Oleh karenanya, bahan buku pengajaran itu diterbitkan untuk masyarakat Indonesia sejak usia dini.

Sementara itu, Menteri Nadiem mengatakan, buku bahan pengajaran ASEAN ini disusun untuk menggerakan upaya Indonesia dalam "merdeka belajar". Dia menjelaskan bahwa secara garis besar buku tersebut merujuk pada ASEAN Curriculum Sourcebook yang menekankan lima tema utama.

"Lima tema itu antara lain, yakni mengenal ASEAN, menghargai identitas keragaman, mengaitkan isu global dan isu lokal, mendorong kesamaan dan keadilan, serta bekerja sama untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan," ujar Nadiem pada kesempatan yang sama.

Di hadapan para guru di Indonesia, Nadiem mengatakan, bahwa lima tema tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan para guru mengenai ASEAN, serta menyebarkan pengetahuan ASEAN kepada siswa. Selain itu, lima tema dalam bahan buku ajar tersebut diharapkan bisa mengembangkan keterampilan dan membangun perilaku positif belajar tentang ASEAN kepada para murid.

Oleh karenanya, Nadiem berharap para guru dapat memanfaatkan buku ASEAN sebagai sumber materi bahan ajar di sekolah. Menurutnya, tanpa berkolaborasi dengan negara tetangga, Indonesia akan sangat sulit untuk tampil dan sukses di panggung dunia.

"Kita saling dukung untuk bisa memajukan Indonesia. Pada kesempatan ini pula saya mengapresiasi tim penyusun buku dari Kemendikbud Ristek dan Kemenlu terima kasih atas kerja keras selama beberapa menyusun buku ajar ini," ungkapnya.

 

Menteri Nadiem meyakini bahwa buku bahan pengajaran ini bakal menempatkan peran Indonesia sebagai salah satu pendiri ASEAN dengan pengetahuan generasi mudanya soal ASEAN. "Saya juga berharap akan terus menguatkan kerja sama dan akan melahirkan terobosan baru di masa yang akan datang," tuturnya.

Salah satu guru dari MTs Negeri 2 Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Muhamd Nasir Pariusamahu mengatakan, bahan buku pengajaran 254 halaman ini sangat kontekstual dan kreatif yang sangat kekinian. Menurutnya, buku itu dilengkapi dengan pemetaan materi sesuai dengan kompetensi dasar pada kurikulum 2013.

"Konten materinya mudah dipahami dengan peta konsep dan aktivitas siswa dipadukan dengan berbagai bentuk kegiatan seperti teka teki silang, soal menjodohkan, tabel TIP, tanya jawab dan pembiasaan literasi baca tulis, dan literasi lainnya," ujarnya.

Sementara itu, Guru SMA Negeri Girimetro Wonogiri, Jawa Tengah, Retno Wahyu Wulandari menilai buku ini sebagai salah satu sumber pengajaran dalam rangka membantu menyebarkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan dan membangun perilaku positif siswa tentang ASEAN. "Buku ini adalah buku yang sangat bagus baik isi maupun tampilannya," ujarnya.

Menurut Guru Sejarah SMA Negeri Palangkaraya Kalimantan Tengah, Endar Priyo, buku pembelajaran ASEAN ini merupakan jawaban atas pertanyaan yang muncul pada sumber kontekstual dan kekinian mengenai ASEAN. "Buku ini menjadi penunjuang dan sumber utama bagi pembelajaran mengenai ASEAN," katanya.

 
Berita Terpopuler