AS Pertimbangkan Beri Sanksi Taliban

Presiden AS, Joe Biden menyatakan sanksi tergantung pada konteksnya.

EPA-EFE/Ken Cedeno / POOL
Presiden AS Joe Biden memberikan pembaruan tentang tanggapan Pemerintahannya terhadap Badai Henri, serta pembaruan tentang evakuasi warga negara Amerika, pelamar SIV dan keluarga mereka, dan warga Afghanistan yang rentan, di ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, AS , 22 Agustus 2021.
Rep: Lintar Satria Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pertimbangkan pemberian sanksi kepada Taliban. Presiden AS, Joe Biden menyatakan sanksi tergantung pada konteksnya.

Baca Juga

Biden tampaknya berharap Taliban bertindak sesuai hukum internasional demi menghindari tekanan ekonomi. "Sejauh ini Taliban tidak mengambil tindakan melawan pasukan AS, sejauh ini, pada umumnya mereka masih mengikuti apa yang katakan mengizinkan orang Amerika lewat dan semacamnya," kata Biden seperti dikutip media Rusia, Sputnik News, Senin (23/8).

Taliban masuk dalam daftar organisasi teroris internasional AS atau Specially Designated Global Terrorist (SDGT). Kementerian Keuangan AS dapat memberlakukan sanksi pada kelompok, orang atau entitas yang masuk dalam daftar tersebut.

Namun Pentagon mengancam memasukan mereka ke dalam daftar organisasi teroris Kementerian Luar Negeri AS, Foreign Terrorist Organizations (FTO). PBB juga masukkan mereka ke dalam kategori kelompok teroris UNSCR 1267. Biden mengatakan ia tidak mempercayai Taliban dan menurutnya kelompok itu harus membuat keputusan yang fundamental.

"Saya tidak mempercayai siapa pun termasuk anda, saya mencintai Anda tapi tidak banyak orang yang saya percayai," katanya pada wartawan.

 

 

Taliban merebut Kabul, Ibukota Afghanistan pada pekan lalu. Keberhasilan kelompok itu kabarnya mengejutkan pemerintahan Biden dan intelijen AS. Menteri Pertahanan AS Austin Lloyd mengatakan tidak ada yang mengira Kabul akan jatuh.

Taliban mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki hubungan bersahabat dengan semua negara termasuk AS. Mereka meminta masyarakat internasional mengakui mereka sebagai kekuasaan yang sah di Afghanistan.

 

"Dunia tidak boleh takut pada kami, kami harus diakui," kata juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid

 
Berita Terpopuler