Bayi India Tumbuh Sehat di Rongga Perut Ibu, Bukan di Rahim

Kelainan tersebut tidak terlihat ketika ibu dari bayi itu menjalani USG.

Prayogi/Republika
Foto USG janin. Lazimnya, bayi tumbuh di rahim, bukan di rongga perut ibu.
Rep: Farah Noersativa Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Dokter di fasilitas kesehatan swasta di New Delhi, India, membantu kelahiran seorang bayi perempuan yang tumbuh di dalam rongga perut ibunya, bukan di rahim. Peristiwa seperti ini sangat jarang terjadi, mengingat pada sebagian kehamilan, sel telur yang telah dibuahi tumbuh di dalam rahim dengan plasenta.

Normalnya, plasenta akan mengalirkan nutrisi dan oksigen kepada bayi yang sedang tumbuh yang menempel pada dinding rahim. Namun, dalam kasus ini, plasenta malah menempel pada usus.

"Dalam kasus di mana sel telur yang dibuahi tumbuh di dalam rongga perut, itu tidak bertahan lebih dari empat atau lima bulan," kata dokter obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Aarogya, Anjali Chaudhary, dikutip dari laman Times New Now, Senin (16/8).

Menurut Chaudhary, dalam kasus ini, kandungan sang ibu bertahan. Bayinya dilahirkan cukup bulan melalui operasi caesar yang dilakukan pada Senin pagi.

"Berat bayinya 2,65 kg," ungkap Chaudhary.

Hal yang membuat situasi menjadi kompleks adalah bahwa kondisi tersebut tidak terdeteksi selama enam kali USG yang dijalani ibu itu selama kehamilannya. Menurut Chaudhary, perempuan tersebut datang kepadanya pada bulan ketujuh kehamilannya.

Selama ini, pemeriksaan USG yang dijalani perempuan itu di kampung halamannya tidak mendeteksi masalah. Bayinya berada di sisi kanan dan menekan saluran kemih kanannya.

"Urinenya sampai mengeluarkan nanah akibat kondisi itu dan kami harus memasang stent di ureternya untuk mengatasi kondisinya," kata Chaudhary.

Pada saat memasang stent, para dokter telah melakukan ultrasound penuh di perut ibu. Akan tetapi, mereka tidak dapat mendeteksi kondisi anomali.

Baca Juga

Menurut dokter, pemindaian menjelang waktu kelahiran memperlihatkan bahwa yang terletak dekat jalan lahir bukan kepala, melainkan bokongnya. Dokter pun memutuskan untuk membantu kelahiran bayi melalui operasi caesar.

"Ketika kami melakukan sayatan, kami menemukan bahwa bayi itu berada di rongga perut, bukan di rahim, dan kami tahu itu akan menjadi operasi yang serius," katanya.

Setelah bayi dikeluarkan, dokter menemukan plasenta menempel di usus. Dokter pun menemukan pendarahan deras saat berusaha mengeluarkannya. Perempuan itu diberi empat unit plasma beku segar dan tiga unit kantong darah untuk menebus kehilangan darah.

Bayi itu diserahkan ke petugas rawat inap biasa setelah berada di ICU selama 12 jam, sementara ibunya dipindahkan ke bangsal setelah 24 jam. Menurut Chaudhary, ibu dan bayinya baik-baik saja sekarang.

Mereka telah dipulangkan pada Jumat lalu. Menurut informasi yang didapat, ini adalah bayi kedua perempuan itu. Dia sebelumnya melahirkan bayi laki-laki melalui operasi caesar.

 
Berita Terpopuler