Prediksi Jatuhnya Kabul ke Tangan Taliban dan Respons Biden 

Taliban kuasai lebih banyak wilayah Afghanistan Pascakeluarnya Amerika Serikat

Taliban kuasai lebih banyak wilayah Afghanistan Pascakeluarnya Amerika Serikat. Ilustrasi Taliban
Rep: Dwina Agustin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL— Taliban dapat mengisolasi ibu kota Afghanistan, Kabul, dalam 30 hari dan mungkin mengambil alih dalam waktu 90. Perkiraan itu disampaikan pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) yang mengutip intelijennya. 

Baca Juga

Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim pada Rabu (11/8), mengatakan penilaian baru tentang berapa lama Kabul dapat bertahan adalah hasil dari keuntungan cepat Taliban ketika pasukan asing pimpinan Amerika Serikat pergi. "Namun ini bukan kesimpulan yang sudah pasti," ujarnya.  

Pasukan keamanan Afghanistan, menurutnya, dapat membalikkan momentum dengan melakukan lebih banyak perlawanan. Sekarang Taliban menguasai 65 persen. Afghanistan dan telah mengambil atau mengancam akan mengambil alih 11 ibu kota provinsi,  

Faizabad, di provinsi timur laut Badakhshan, menjadi ibu kota provinsi kedelapan yang direbut Taliban pada Rabu. Hilangnya Faizabad adalah kemunduran terbaru bagi pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.  

Ghani yang terbang ke Mazar-i-Sharif untuk mengumpulkan para panglima perang tua untuk mempertahankan kota terbesar di utara saat pasukan Taliban mendekat. 

Baca juga :Mantan Pemimpin Militer Myanmar Diduga Terinfeksi Covid-19

Dia menghabiskan bertahun-tahun mengesampingkan para panglima perang saat mencoba memproyeksikan otoritas pemerintah pusatnya atas provinsi-provinsi yang bandel. 

Kondisi tegang ataa serangan Taliban pun tidak mengusik Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dia mengatakan pada Selasa (10/8) bahwa tidak menyesali keputusannya untuk mundur dan mendesak para pemimpin Afghanistan untuk memperjuangkan tanah air mereka. 

Washington telah menghabiskan lebih dari 1 triliun dolar AS selama 20 tahun dan kehilangan ribuan tentara. Biden menegaskan, Amerika Serikat terus memberikan dukungan udara, makanan, peralatan, dan gaji yang signifikan kepada pasukan Afghanistan. 

Biden menolak untuk mengomentari penilaian intelijen bahwa Kabul dapat disusul Taliban dalam waktu 90 hari. Namun, dia mengatakan rencana untuk menarik pasukan pada 31 Agustus ditahan. 

Sebuah sumber yang mengetahui penilaian tersebut mengatakan mereka menggambarkan berbagai kemungkinan hasil termasuk pengambilalihan Taliban yang cepat. 

Washington memperhatikan pertarungan...

Washington memperhatikan pertarungan yang diperpanjang dan kemungkinan kesepakatan yang dinegosiasikan antara Taliban dan pemerintah saat ini. 

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan serangan itu bertentangan dengan semangat kesepakatan 2020. Taliban berkomitmen melakukan pembicaraan tentang kesepakatan damai yang akan mengarah pada gencatan senjata permanen dan komprehensif.  "Semua indikasi setidaknya menunjukkan bahwa Taliban malah mengejar kemenangan di medan perang," kata Price.  

Price mengatakan Amerika Serikat sedang bekerja untuk menempa konsensus internasional di balik perlunya kesepakatan damai. Taliban telah merebut distrik-distrik yang berbatasan dengan Tajikistan, Uzbekistan, Iran, Pakistan, dan Cina, meningkatkan kekhawatiran keamanan regional.  

Utusan dari Amerika Serikat, China, Rusia, dan negara-negara lain bertemu di Doha dengan negosiator Taliban dan pemerintah Afghanistan. Upaya ini dalam langkah  memecahkan kebuntuan selama berbulan-bulan dalam pembicaraan damai. 

Sumber keterangan dari Barat menyatakan, semua pintu gerbang ke Kabul, yang terletak di lembah yang dikelilingi oleh pegunungan, dipenuhi warga sipil yang melarikan diri dari kekerasan. Sulit untuk mengatakan apakah Taliban juga berhasil melewatinya.  

"Ketakutannya adalah pelaku bom bunuh diri memasuki markas diplomatik untuk menakut-nakuti, menyerang, dan memastikan semua orang pergi secepat mungkin," kata sumber tersebut. 

Kecepatan kemajuan Taliban telah mengejutkan pemerintah dan sekutunya. Kelompok yang menguasai sebagian besar Afghanistan dari 1996 hingga 2001 digulingkan karena menyembunyikan pemimpin Alqaeda Osama bin Laden setelah 11 September. Kini mereka ingin mengalahkan pemerintah yang didukung Amerika Serikat dan menerapkan kembali hukum Islam yang ketat di Afghanistan. 

PBB mengatakan lebih dari 1.000 warga sipil tewas dalam sebulan terakhir. Komite Internasional Palang Merah mengatakan bahwa sejak 1 Agustus sekitar 4.042 orang yang terluka telah dirawat di 15 fasilitas kesehatan  

 

Taliban membantah menargetkan atau membunuh warga sipil dan menyerukan penyelidikan independen. Juru bicara Taliban Suhail Shaheen menegaskan kelompok itu tidak menargetkan warga sipil atau rumah mereka di wilayah mana pun. "Melainkan operasi telah dilakukan dengan sangat presisi dan hati-hati," katanya.   

 
Berita Terpopuler