Rahasia di Balik Tradisi Medali Olimpiade Angkat Besi

Angkat besi menjaga tradisi medali Olimpiade

AP/Luca Bruno
Eko Yuli Irawan dari Indonesia berlaga di cabang olahraga angkat besi 61kg putra, pada Olimpiade Musim Panas 2020, Minggu, 25 Juli 2021, di Tokyo, Jepang.
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kesuksesan angkat besi menjaga tradisi medali Olimpiade tak lepas dari program regenerasi atlet dan pemusatan latihan nasional berkesinambungan. Hal itu diungkap Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Rosan P. Roeslani

Baca Juga

Rosan mengungkapkan PB PABSI lebih mengutamakan pembinaan atlet muda. Lifter yang saat ini menghuni pelatnas pun telah tergabung sejak 2018 termasuk Windy Cantika Aisyah dan Rahmat Erwin Abdullah yang masing-masing meraih perunggu Olimpiade Tokyo.

"Regenerasi sudah kami pikirkan dari jauh-jauh hari. Justru dua penyumbang perunggu kita adalah atlet junior, Windy baru 19 tahun dan Rahmat bentar lagi 20 tahun. Dalam pertandingan nama mereka tertulis 'J' yang berarti junior," kata Rosan dalam konferensi pers bersama peraih medali Olimpiade Tokyo, Jumat (6/8).

Rosan yang juga Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo mengungkapkan PABSI saat ini memiliki 16 atlet yang menghuni pelatnasyang 13 di antaranyalifter junior.

"Pelatnas angkat besi berkesinambungan jadi tidak berhenti. Atlet seniornya hanya tiga termasuk Eko Yuli Irawan. Selebihnya adalah junior," ujar Rosan.

 

Dengan hadirnya deretan lifter muda potensial, Rosan pun optimistis angkat besi bisa terus menjaga tradisi medali, bahkan bisa meraih emas Olimpiade Paris 2024.

"Pada Olimpiade 2024 kita tidak lagi mencanangkan jaga tradisi medali, tetapi meraih emas karena dalam tiga tahun ke depan, atlet junior akan lebih baik dan matang baik secara fisik dan mentalnya," ujar Rosan.

Rosan mengungkapkan selain angkat besi, pembinaan atlet usia muda yang telah membuahkan hasil adalah bulu tangkis. Apriyani Rahayu yang meraih emas bersama Greysia Poliipada sektor ganda putri adalah contohnya.

"Apriyani relatif masih muda dan kariernya masih panjang. Kemudian di cabang olahraga menembak ada Vidya Rafika yang usianya muda. Pun panahan dengan memiliki atlet muda potensial," kata Rosan.

Rosan berharap regenerasi akan tetap terjadi dalam semua cabang olahraga sehingga pada Olimpiade Paris pencapaian Indonesia akan jauh lebih baik."Itu yang kita harus jaga. Harapan saya, cabang olahraga lainnya juga bisa berkontribusi mempersembahkan medali."

 
Berita Terpopuler